PROLOG

187 2 0
                                    

Cast :

-Adrian Reinhad Abimana (28 tahun)

-Sheryl Annafisya (26 tahun)

****

"Menikahlah denganku."

"Apa?! Anda bercanda?" Sheryl terkejut setengah mati saat pria yang ada dihadapannya ini mengajaknya menikah padahal mereka baru dua kali bertemu.

Sheryl menatap pria itu dari atas hingga bawah. Awal pertama mereka bertemu Sheryl memang cukup terpesona dengan pria ini. Postur tubuh yang ideal, gagah, dan wajahnya juga tampan. Tapi untuk menikah? Ayolah siapapun juga tahu menikah adalah hal yang suci, tidak ada yang boleh mempermainkan pernikahan.

"Aku serius mengajakmu menikah, Sheryl."

"Kita tidak saling mengenal, tidak lebih dari hubungan seorang pembeli dan penjual. Pesanan yang keluarga Anda pesan sudah ada ditangan kalian. Lebih baik kita tidak perlu bertemu lagi Tuan." Ucap Sheryl lalu pergi dari sana.

Benar, hanya hubungan antara penjual dan pembeli. Pria itu yang Sheryl ketahui bernama Adrian Reinhad Abimana. Dia adalah kakak dari pelanggan VIP yang beberapa hari lalu memesan rancangan gaun untuk pertunangan adiknya. Juga informasi yang Sheryl dapat dari Risa --karyawannya di butik-- kalau pria itu adalah seorang pengusaha besar.

Saat dirinya sedang akan jalan pulang malam ini Sheryl tidak menyangka jika dirinya bertemu dengan Adrian lagi setelah pertemuan singkatnya dengan Adrian di butik.

Hatinya kesal dan juga bingung. Bagaimana bisa pria itu sangat mudah mengajaknya menikah? Itu adalah hal aneh yang tidak bisa Sheryl percaya. Saat dia akan menyeberangi jalan, tiba-tiba pelukan erat melingkar di perutnya hingga jantungnya terasa berdegup begitu cepat.

"Awas!!" Pekik orang itu sebelum memeluknya.

Napas Sheryl memburu hingga kakinya terasa sangat lemas. Karena rasa kesalnya Sheryl tanpa sadar malah menyeberang jalan tanpa menoleh ke sekitarnya dulu. Beruntungnya mobil sedan yang sedang melaju sangat kencang itu tidak menabrak tubuhnya. Mungkin dia akan terlempar hingga 5 meter sebelum ajal menjemput jika sampai itu terjadi.

"Astagfirullah... Ya Allah.." Sheryl berucap, dengan tangan gemetar Sheryl melepaskan pelukan Adrian yang melilit diperutnya. Sheryl tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria.

"Kau ini jangan ceroboh! Kau pikir apa yang akan terjadi jika sampai aku tak bisa menggapaimu tadi?!" Pekik pria itu setelah melepaskan pelukkannya dan memutar balik tubuh Sheryl.

Sheryl menatap ke arah mata hitam itu. Bola mata itu terlihat sangat serius dan rasa khawatir tercetak jelas didalamnya. Jantung Sheryl terasa berdetak cepat. Kenapa ini? Ada apa dengan jantungnya? Kenapa tiba-tiba berdetak tak karuan?

Ya Allah.. ampuni Hamba... ampuni segala kekhilafan yang Hamba lakukan...

"Kau boleh memikirkan kembali ajakanku tadi untuk menikah. Tapi jangan sampai kau mati sebelum memberikan aku jawaban dan menikah denganku. Tidak. Bahkan jika kau sudah menikah denganku. Kau tidak boleh mati apapun yang terjadi." Ucap pria itu memelankan suaranya.

Hingga saat Sheryl sampai di rumah, dia duduk bersama ibunya yang tiba-tiba mengatakan.

"Kamu mengenal pria yang bernama Adrian Reinhad Abimana?"

Sheryl menolehkan kepalanya ke arah ibunya yang sedang duduk di sebelahnya di ruang keluarga. Sheryl tidak tahu bagaimana ibunya mengenal pria itu.

"Memangnya ada apa, bu?"

"Jika ibu menyuruhmu untuk menerima lamarannya dan menikah dengannya, apakah bisa?"

Sheryl terdiam ditempatnya dan tak percaya dengan apa yang barusan dikatakan ibunya. Tentu saja Sheryl sangat keberatan.

"Ibu, ibu kenapa bicara seperti itu? Bagaimana ibu tau tentang pria itu? Dan juga lamarannya. Kenapa ibu bisa tau?"

"Ibu hanya ingin melihat kamu menikah. Ibu yakin Adrian adalah orang yang bisa membuatmu bahagia."

Sheryl terkekeh kecil lalu mengambil posisi duduk menjadi menghadap ke arah ibunya. "Bagaimana bisa ibu yakin aku akan bahagia jika menikah dengannya? Aku bahkan tidak mengenalnya."

"Tapi ibu mengenalnya. Keluarganya adalah orang yang berhasil menolong keluarga ibu di masa lalu. Ibu yakin dia pasti mencintaimu."

Sheryl terdiam, dulu ibunya pernah bercerita tentang keluarganya yang pernah tertolong oleh seseorang. Ibunya bercerita sambil menangis saat itu dan ibunya juga pernah berkata jika dirinya akan membalas semua kebaikkan yang pernah dilakukan orang itu di kemudian hari. Apakah soal itu? Apakah orang itu yang ibu maksud adalah keluaga dari Adrian? Apakah ibunya menyuruhnya menikah dengan Adrian sebagai balas budi?

"Apa orang itu adalah keluarga Adrian? Tapi kenapa? Sebenarnya pertolongan apa yang sudah keluarganya lakukan dulu?"

Ibunya mendesah pelan lalu menggenggam tangannya lembut. "Dia telah menolong keluarga ibu yang hampir saja meninggal tanpa merasakan kebahagiaan. Ibu sangat berterima kasih dengan keluarganya. Jika saja dia tidak melakukannya, ibu yakin, keluarga ibu akan merasa menderita di akhir hidupnya."

"Jadi ibu meminta tolong padamu. Bukan hanya untuk membalas budi mereka. Ibu juga memikirkanmu. Ibu sudah tua, ibu mau melihat kamu menikah dan memiliki anak. Ibu mau melihat kamu bahagia. Ibu sangat yakin Adrian akan bisa membahagiakanmu."

****

Jangan lupa untuk Vote dan Komen untuk part ini ya! Apresiasi kalian adalah sesuatu yang mampu buat aku semangat untuk melanjutkan tulisan...

Jangan lupa untuk FOLLOW akun IG aku @nkn.mrshlla_ dan @shella.shine

Salam Peluk,

SHELLASHINE

Hanya PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang