Part 1 (End)

14 2 0
                                    

Los Angeles, 1928.

"Aku pulang," sapa Miyu lesu. Dia langsung bertemu pandang dengan istrinya yang kebetulan berada di ruang tamu, baru beres menyusun karangan mawar merah di vas kaca dengan apiknya.

"Hai sayang, bagaimana harimu?"

Pria itu mengangkat bahu. Setelah melepas mantelnya dia langsung menjatuhkan diri di kursi, melemparkan berkas yang sebelumnya ia jinjing ke atas meja, membuat beberapa lembar kertas mencuat keluar dari map.

Rieka menepuk-nepuk panggulnya yang terasa pegal sebelum menghampiri suaminya. Jemarinya kemudian bergerak memijat pundak kaku pria tersebut.

Miyu tersenyum berterima kasih. "Tumben kau beli bunga."

"Hm? Aah, coba tebak, tadi siang ada yang memberikannya padaku."

"Padamu?" Miyu menengadah heran.

Dia tersenyum berbangga diri, "Aku bertemu dengannya di toko. Dia begitu manis. Katanya supaya aku bahagia dan kami sehat. Lagipula ruang tamu ini terlihat menjenuhkan, jadi sekalian saja kuberi sentuhan warna. Bagaimana, kau suka?"

"Ya..." dia tersenyum sekenanya. Raut mukanya menjadi muram lagi ketika mengamati berkas di atas meja. Dia menghela napas panjang.

"Pasti berat, ya? Lihat, kantung matamu semakin gelap begini. Kau sudah tidur semalam?"

Detektif polisi muda itu menggeleng pelan. Dia termenung sejenak sebelum akhirnya bersuara, "Aku tidak bisa. Padahal kasus kandang ayam di Wineville belum lama usai, tapi kengerian lain sudah kembali meneror LA... kenapa rasanya lebih banyak orang yang memilih untuk berbuat keji? Bahkan anak kecil pun bisa jadi adalah orang gila!"

Rieka bergidik. Mendengar namanya saja berhasil membuat bulu kuduknya berdiri. Dia sama sekali tak paham mengapa para pelaku bisa begitu tega menyiksa dan mengakhiri nyawa anak-anak sesuka hati mereka. Di sebuah peternakan ayam! Dan yang membuatnya lebih biadab karena si pelaku menarik serta adiknya yang masih di bawah umur untuk bantu melancarkan aksinya... membuat anak kecil manapun bisa saja termakan pancingan dan berakhir menghilang. Terlebih kasus yang berlangsung selama dua tahun tersebut terjadi di kota tempatnya tinggal. Lalu kini hal serupa terulang.

Sialnya, Irino Miyu yang belum lama dilantik di posisi barunya ini yang mesti menghadapi pola acak si pelaku dalam mengincar mangsa. Dua pekan dan empat korban. Tidak, dia sama sekali tak berniat membiarkan si pelaku melangkah lebih jauh. Karena itu pula siang dan malamnya terpaksa ia habiskan lebih banyak di kantor dan lapangan, benar-benar menguras tenaga dan emosinya. Meski demikian, tetap saja belum ada motif yang berhasil tercium. Sejauh ini fakta yang ia kantongi hanya ciri serta hasil autopsi para korban. Wanita muda, dengan janin yang dipisahkan keluar dari rahimnya setelah mereka tak bernyawa-

"Tolong!" Rieka menghentikan lengan suaminya untuk membuka lebih jauh bundel arsip di pangkuannya. Ia lalu menekan dadanya karena merasa sesak dan mual. "Bukankah aku sudah minta padamu jangan membawa pulang gambar-gambar mengerikan itu?"

Miyu lantas menutup kembali berkasnya. Dia tersenyum menggoda, "Well, kukira kau mengikuti kabar burung soal Jack si penyayat berantai dari London?"

"Itu dan ini berbeda, sayang! Aku bahkan tidak tahu apakah si Jack betul ada atau orang Inggris hanya mengada-adakannya." Dia menggeleng. "Kau di rumah hanya untuk istirahat. Mau kubuatkan minum? Tapi tolong jangan kopi, kau harus tidur!"

"Teh, kalau begitu?"

"Oke, aku tidak akan lama." Sebelum beranjak ke dapur dia sengaja mengecup dahulu puncak kepala suaminya. "Serius, istirahatlah!"

Alih-alih mendengar nasihat istrinya, Miyu membongkar kembali bundel di tangannya ke atas meja. Ia lalu mengambil lembaran data mengenai korban terakhir si pelaku, harapannya. Wanita bernama Christine Collins tersebut merupakan satu-satunya korban selamat karena berhasil mereka larikan ke rumah sakit yang berada tak jauh dari tempat kejadian perkara. Nahas mereka kehilangan jejak si pelaku. Tapi Miyu bersumpah tak akan membiarkannya lolos lain kali. Begitu nona Collins siuman dia pasti akan mendapatkan petunjuk, apapun.

Annie, Are You Ok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang