05

71 2 2
                                    

Badanku terasa pegal saat aku terbangun. Aku berusaha mengingat kembali apa yang membuatku tertidur di meja makan.

Ah! Hari ini harusnya aku merayakan hari jadiku yang ke 3 tahun bersama Chanyeol. Jadi, selepas aku pulang dari Toko Buku bersama Sehun, aku memutuskan untuk berbelanja di supermarket dekat apartemenku dan membeli beberapa bahan untuk aku masak.

Di saat semuanya sudah jadi, aku segera menelfon Chanyeol namun pria itu tak kunjung mengangkatnya. Aku coba mengirim pesan, namun tidak ada balasan sampai aku tak sengaja tertidur.

Aku bangkit dari kursiku lalu menyentuh piring berisikan makanan yang sudah aku siapkan. Dingin.

Aku menarik nafas sedih.
Apakah Chanyeol benar-benar sibuk? Hingga dia melupakan atau bahkan tidak membaca pesanku?

Aku memutuskan untuk menyimpan makanan tersebut di kulkas dan aku akan panaskan lagi besok pagi. Tapi, di saat aku akan memindahkannya, tiba-tiba saja aku mendengar suara pintu apartemen terbuka dan tak lama menampakkan pria tinggi yang sedari tadi aku tunggu.

Di tangannya ia membawa sebuah kantung plastik berwarna putih dan aku melihat dirinya sedikit agak berantakan terutama pada pakaiannya.

"Maafkan aku! Apa aku terlalu lama?" ucapnya lalu menghampiriku dan kemudian mencium puncak kepalaku.

Aku hanya diam. Jujur di lubuk hatiku yang paling dalam aku kecewa terhadap pria tinggi itu.

"Makanannya sudah dingin. Astaga, aku benar-benar minta maaf," ujarnya yang lagi-lagi menampakkan rait wajah bersalah.

Aku benar-benar lemah dan langsung bisa memaafkan segala sikapnya yang membuatku kecewa saat itu juga ketika ia sudah seperti itu.

"Ak--."

Belum sempat ia melanjutkan ucapannya, aku segera memeluknya erat, membuat dia sedikit terkejut.

"Selamat hari jadi ke 3 tahun, Park Chanyeol," ujarku pelan.

Chanyeol terdiam lalu tersenyum ,"Selamat hari jadi ke 3 tahun juga, sayang. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."

Aku melepaskan pelukanku dan membiarkan dia mengecup dahiku, kedua mataku dan terakhir bibirku.

Aku tersenyum dan dia pun tersenyum.

"Aku sudah beli cake untuk perayaan hari jadi kita. Sekarang, biar aku saja yang memanaskan makanannya. Kau tunggu di meja makan saja, mengerti?"

🌸🌸🌸

Aku dan Chanyeol sudah menikmati makan malam kami dan sekarang kita sedang menonton film untuk menghabiskan malam.

Aku menyenderkan tubuhku pada Chanyeol dan pria itu memeluk pinggangku. Sangat nyaman sekali.

Film yang sedang kami tonton ini sangat lucu sampai-sampai aku tertawa hingga menangis dibuatnya. Namun, itu tak berlaku bagi Chanyeol. Aku merasakan dia tidak menonton film itu sama sekali akan tetapi ia terus memandangiku dari awal pertunjukkan film.

Aku langsung menoleh dan benar saja. Ia sedang menatapku. Bahkan ia tak mengalihkan atau membuang pandangannya di saat aku menangkap basahnya.

"Ada apa?" tanyaku lembut ,"Membosankan? Apa mau film yang lain?"

Ia menggeleng. Tiba-tiba saja ia menarikku lebih dekat kepadanya ,"Aku merindukanmu," bisiknya tepat di telingaku membuatku sedikit menggeliat geli.

"Aku juga merindukanmu,'' balasku sambil memeluk tengkuk lehernya.

"Aku mencintaimu," ujarnya lagi dan di balik punggungnya aku tersenyum senang.

"Aku juga," balasku sambil masih tersenyum. Ia melepaskan pelukanku dan menatapku dalam. Dan tanpa ada apa-apa tiba saja ia melumat bibirku. Aku sedikit terkejut namun aku perlahan ikut larut dalam lumatannya.

Perlahan lumatan itu lebih menuntut dan aku tak sadar kini posisiku sudah berbaring di sofa dengan dia diatasku.

Ia melepaskan pangutan bibirnya dari bibirku dan memberikan sedikit jarak antara wajahku dengan wajahnya.

Bisa kurasakan deru nafasnya yang berat menerpa wajahku.

"Aku mencintaimu. Kau percayakan?" ujarnya dengan suara berat dan aku mengangguk.

Setelah itu ia melanjutkan kembali aktivitasnya. Ia melumat bibirku lalu tak lama turun ke bawah dan aku sedikit memekik saat dia menggigit leherku tetapi dia tidak peduli dan terus melanjutkan kegiatannya di bawah sana.

Dengan tergesa-gesa ia melepas pakaiannya dan pakaianku. Aku langsung menutup tubuhku dan membuang wajahku. Aku merasa malu saat Chanyeol melihat tubuhku.

Tetapi dengan lembut ia memindahkan tanganku ,"Tidak apa. Kau cantik. Aku lanjutkan ya."

Dia kembali melumat bibirku dan tangannya mulai bermain di area tubuhku. Aku menggeliat geli.

Dan ia tiba-tiba saja menaikkan pandangannya ke arahku ,"Apa aku boleh?"

Aku terdiam beberapa saat.

"Apa kau percaya padaku?" tanyanya lagi dengan suara serius ,"Aku mencintaimu."

Akh akhirnya mengangguk dan aku benar-benar terkejut saat dirinya menyatukan dirinya. Aku menangis karena rasa sakit itu.

Bisa kurasakan jarinya itu menyentuh pipiku yang basah karena air mata ,"Peluk aku dan percaya padaku."

Aku hanya bisa mengangguk dan pasrah saat dia bergerak diatasku.

"C-chan.. hentikan," pintaku ketika aku sudah berkali-kali melepaskan kepuasanku. Aku merasa kelelahan.

Masih menghentak-hentak di bawah, Chanyeol menatapku lalu menggeleng.

Ia kembali melumat bibirku dan menghentak-hentak dirinya dan tak lama ia mengerang dan aku merasakan ada sesuatu yang hangat masuk ke dalam tubuhku.

Masih belum melepaskan pengatuan kami, ia sekali lagi menyingkirkan anak rambut yang ada di wajahku dan menyeka keringatku dan tersenyum menatapku.

"Terimakasih sudah percaya padaku. Aku mencintaimu."

🌸🌸🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shall We? [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang