Happy Reading :)
[Tzuyu POV]
Apa yang kalian lakukan jika ada seseorang yang tidak kalian kenal berdiri cukup lama didepan pekarangan rumah kalian?
Kali ini hanya ada aku sendiri dirumah. Mereka, orang tua ku, memilih mengurus perusahaan mereka dibanding mengurus ku. Yang notabene anak mereka.
Seseorang itu sudah dari beberapa hari yang lalu selalu menyempatkan diri untuk berdiri menatap jendela kamar ku yang berada dilantai dua.
Aku terbiasa mengabaikannya. Biasanya ada bibi (pembantu) yang ku suruh untuk menginap disini. Hari ini anaknya sakit, bahkan dia sudah pulang dari siang tadi.
Jam menunjukkan pukul 09.29 malam. Seseorang itu belum beranjak dari tempat berpijaknya. Aku berusaha menghubungi teman-teman ku. Tidak ada niatan menelfon ke dua orang sibuk itu.
Mau sampai kapan dia berdiri disana?. Aku mengintip sedikit dari balik horden putih kesayangan ku. Ku harap horden ini tidak transparan.
Seseorang itu sedang asik menendang krikil kecil yang berada di dekatnya. Kepalanya tertunduk. Masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Hoodie hitam dan Jeans dengan sobekan di bagian lutut.
Dia membungkuk, mengambil sesuatu.
'tak'
Aku beruntung dipasangi jendela kuat anti peluru. Hanya sebuah krikil kecil tidak akan merusak jendela ini kan?
Tunggu, apa dia menyadari jika dari tadi ku perhatikan?
Apa yang harus ku lakukan sekarang? Siapa dia sebenarnya? Apa maunya?
Ingatkan aku jika aku sudah mengunci semua pintu dan jendela yang ada dirumah ini.
Siapa yang bisa ku hubungi? Ini terlalu larut, lagi pula mereka (teman-teman ku) juga perempuan. Mereka akan sama takutnya seperti ku jika tau ada seseorang 'aneh' didepan rumah ku.
Jika dipikir-pikir aku kurang akrab dengan teman laki-laki. Kecuali, Jungkook.
Apa aku harus menghubunginya? Tapi kami sedang tidak baik-baik saja. Dulu aku tidak menganggap keberadaannya dan sekarang dia lah yang mengabaikan ku.
kak jihyo🌺 is calling...
Untung saja aku sempat mengubah mode handphone nya silent. Walaupun aku yakin orang itu tidak mungkin bisa mendengarnya. Aku menjauh dari jendela, berjalan teramat pelan dan hati-hati ke ujung ruangan.
"Halo?" Aku berusaha membuat suara sekecil mungkin.
"Kenapa, wi?" suaranya terdengar serak. Sepertinya dia terbangun karna aku menelfonnya tadi beberapa kali.
"Ka jihyo"
"Iya wi, kenapa?"
"Enggak kak, iseng aja hehe"
"Hah?"
"Goodnight kak"
"Tap-"
'tut tut'
Aku memutuskan sambungan telfonnya. Aku juga tidak tau kenapa memilih bungkam. Aku hanya takut jika akan terjadi sesuatu kepada orang yang datang menemani ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANGTWICE | Fakestagram
Fanfictionnon baku! harsh words! untuk kalian yang udah baca book ini terima kasih, tetap lah hidup walaupun tak berguna -agus kang cendol 2k19