Tugas Rara

20 2 6
                                    

Malampun tiba. Seharusnya, saat ini Rara telah terlelap diatas ranjang empuknya dirumah. Namun, kini matanya tidak kunjung tertutup. Pikirannya masih melayang mengingat rentetan kejadian yang berlalu begitu saja tanpa memperdulikan tangisan tangisan manusia setelahnya.

"Dek, kamu belum tidur?" Tanya kak putri pada Rara

"Mata Rara ga bisa tidur kak" jawab rara menundukkan kepalanya

"Kalau belum bisa, bantuin kakak cek pasien anak anak yang baru datang dong.. Pasien yang baru datang banyaak bngeet.... kamu bisa membantu yang anak anak saja. Kakak sudah menananyakannya pada Dokter Gin" pinta kak Putri pada Rara. Mendengar permintaan itu, Rara langsung bersemangat dan langsung memakai jas orange yang diberikan Dokter Gin tadi sore.

Dokter Gin adalah seorang dokter Ahli jantung yang merupakan pemilik rumah sakit megah ini. Rara resmi diangkat menjadi perawat dadakan setelah diantarkan oleh Kak Putri kehadapan Dokter Gin.

*flashback on

Rara memandangi wajahnya di cermin toilet. Mata sembab dan mukanya yang merah, mampu memberitahu siapapun yang melihatnya bahwa ia sedang tidak baik baik saja. Rara mencuci muka sekaligus berwudhu, lalu memutuskan langsung pergi keluar menemui Kak Putri yang baru saja selesai melaksanakan shalat Ashar

"Nih dek, mukenahnya" kak putri menyerahkan mukenah putih pada Rara

"Makasih kak.."

Setelah selesai melaksanakan shalat Ashar, Putri mengantarkan Rara menemui Dokter Rose yang tak lain adalah dokter senior yang memeriksa keadaan Rara saat pertama kali datang ke Rumah sakit ini.

"Aku telah mengatakan pada Dokter Gin tentang keinginanmu. Pergilah keruangan dokter Gin, dia pasti senang dengan kehadiranmu" jawab Dokter Rose saat Rara menanyakan kelanjutan dari niatnya.

"Baik dokter.." jawab Rara lalu pergi diantar Putri keruangan dokter Gin

"Kamu tahu Ra?? Dokter Gin adalah Bos yang sangaat baaik menurutku" ucap Putri pada Rara dengan wajah bahagianya

"Apakah Kakak punya moment tersendiri?"

"Iya, kakak punya moment tersendiri. Hingga kakak bisa melihat seberapa baiknya Dokter Gin"

"Apaa tu kaak?? Ceritaa kak cerita.. Rara pengen dengar.." pinta Rara mendesak tidak sabaran

"Sabar ya dek.. Nanti aja kakak ceritanya, kamu temui Dokter Gin dulu sana.." Putri menunjuk ruangan Dokter Gin yang berada tepat dihadapan mereka berdiri

"Siiap kaak.."
"Oh iya kak, kakak mau langsung pergi?" Tanya Rara, pasalnya, dia takut jika nanti dia terlalu lama diruangan Dokter Gin

"Rencananya iya, kakak mau bantu perawat yang lain cek kondisi pasien"

"Okee kak"

"Kakak pergi dulu ya.." Putri melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Rara

Setelah punggung Putri hilang dikelokan ruangan, Rara balik kanan dan menatap pintu ruangan yang tengah tertutup. Rara menarik napasnya dalam dalam. Saatnya dia menemui Dokter Gin. Entah bagaimana bentuknya, dan entah siapa dia. Bahkan, Rara sampai saat ini, masih bingung. Gin nama perempuan atau nama laki-laki?? Kebingungannya segera terjawab setelah dia melakukan deteksi wajah di scan yang terletak dipintu ruangan dokter Gin, pintu bercat putih itu tiba tiba menghilang dan menampilkan seorang wanita bertubuh ideal dengan rambut sebahunya.

Pintu pintu diseluruh kota memang didesain dengan kualitas desain yang sangat tinggi, hanya dengan deteksi wajah, maka alarm pada tablet kecil ukuran 3×3 yang dipasangkan ditangan pemilik ruangan akan berdering. Dari tablet tersebut, akan mengambang wajah tamu berbentuk tiga dimensi. Setelah pemilik mengizinkan tamu umtik masuk, pintu ruangan akan hilang dari pandangan tamu. Dan tamu bisa masuk tanpa perlu membuka pintu terlebih dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mentari RaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang