Selamat datang di Semesta Santuy. Tempatnya berbagai artikel bersemayam.
Ini risetnya terlebih dahulu, baru cerita sebenarnya nya di kemudian hari. Jadi bersabarlah, karena orang sabar disayang aku.
#AuthorNote :
Jika kalian membaca work ini di plat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Pic from Pinterest)
Konichiwa, Folks.
What's up? What's left? What's right? What's down? Apa kabar? Apa pergi? Apa benar? Apa turun? Terserah kalian mau yang mana, ya.
Semoga kalian diberi kesehatan dari Tuhan YME, agar tetap bisa menjalankan aktivitas kalian masing-masing. Rebahan contohnya.
Kali ini aku akan bahas apa, hayo? Kalau dari judulnya, kira-kira apa sih yang akan Abang Akumu yang tampan tapi enggak laku-laku ini bakal bahas?
Sesuatu yang keras? Batu? Perisai? Tembok? Istana? Atau hati calon mertua?
Tenang, bukan keras-keras semacam itu kok. Tapi, keras yang mengarah pada Majas Alegori berbau Majas Paradoks.
Tahu kan maksudnya?
"Enggak, Bang Akumu."
Kujelasin singkat saja, ya....
Majas Alegori itu menyandingkan sesuatu dengan kata-kata kiasan. Sementara Majas Paradoks, membandingkan situasi aslinya dengan situasi sebaliknya. (Kalau penjelasanku salah, jangan dimaki. Disayang dong, eh maksudku dikoreksi.)
Sebelum kubahas lebih lanjut, sebelumnya aku ingin bertanya pada kalian. Apa kalian tahu kota apa yang tergambar di bawah ini?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Pic from Pinterest)
Yap, itu adalah pemandangan Ibukota tercinta kita, rakyat Indonesia, DKI Jakarta.
Di artikel ini, aku tidak akan membahas sejarah Kota Jakarta, tempat wisatanya, pemerintahannya, sekolahnya, dan berbagai macam hal semacam itu. Karena kalian pasti sudah tahu, bukan?
Monas adalah Landmark-nya, Batavia adalah nama 'jadul'nya, Kota Tua adalah tempat wisata khasnya, Kerak Telor adalah makanan asli kotanya, dan banyaknya cabe-cabean yang terlahir di kota ini.