Prolog

20 3 0
                                    

"Bukan akhiran seperti ini yang aku inginkan, bukan ending menyakitkan ini yang ingin aku rasakan. Tapi jika semuanya harus berakhir seperti ini, aku bisa apa selain menerima?” ucapku tanpa menoleh ke arah Raka.


“Maaf”


Hanya satu kata yang bisa Raka ucapkan saat itu, tanpa ada pembelaan diri atas apa yang telah terjadi di hubungan kami. Hubungan yang sudah kami jalin kurang lebih 2 tahun harus berakhir begitu saja, jika diingat kembali hubungan kami baik-baik saja selama ini dengan bumbu masalah-masalah kecil yang masih bisa kami atasi bersama.


Raka hanya bisa menunduk tanpa berani menoleh kearah ku, aku pun begitu. Ini terlalu menyakitkan, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dalam kurung waktu 2 bulan ini, semuanya terlalu cepat dan aku tak bisa menangkap apa yang terjadi. Tapi aku berusaha untuk mengikhlaskan semua ini.


“Tak apa Raka, aku sebenarnya tak paham apa yang sudah terjadi,” aku menjeda kalimatku, nyeri pada dada semakin terasa aku berusaha menghirup udara sebanyak mungkin, berharap rasa nyeri pada dadaku semakin berkurang. Ini terlalu menyakitkan.


“Tapi, aku berusaha untuk mengikhlaskan semua ini. Berusaha untuk menerima kenyataan ini, bahwa kamu dan aku sudah berakhir” ucapku semakin lirih.


Raka menghela berat nafasnya tanpa mengeluarkan kalimat satu pun, aku tersenyum tipis berusaha memahami semua ini. 


Aku memilih untuk berdiri dari posisi dudukku, meregangkan otot-otot tubuhku. Hampir 1 jam kami berdiam diri di sini, di tempat pertama kali kami bertemu dan menjadi tempat dimana kami mengakhiri semua ini. Aku mengedarkan pandanganku keseluruh sudut, mengingat apa saja yang ada di tempat ini, karena sejujurnya aku tak yakin akan bisa berkunjung ke tempat ini lagi atau tidak. Tempat ini terlalu banyak kenangan tentang kami, tapi tempat ini juga sangat nyaman.


Aku menoleh sebentar ke arah Raka, aku tersenyum tipis.


“Aku pamit ya, terima kasih”


Aku menepuk pundaknya pelan lalu pergi meninggalkannya yang masih asik dalam diam, entah apa yang sedang ia pikirkan yang aku tau, kami sudah berakhir.

------

Awalnya judulnya Senja dan Lukanya. tapi aku memutuskan untuk merombak ulang cerita ini dan mengganti judulnya.

Bali
26 Januari 2021

Luka (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang