one

72 7 2
                                    

VOTE DULU BARU BACA...

NAHHH GTU DONGG TANDA BINTANG DI BAWAH NY DI ISI DULU CARA NYA TINGGAL TEKEN AJA
###

"Kita putus ya dit." Lelaki itu memberhentikan mobil nya. Ia pun menghadap pada gadis di sebelah nya. Gadis cantik dengan pakaian kurang bahan yang memperlihatkan bentuk badan nya dengan jelas.

"Why?? Kita baik baik aja Bar. Bahkan 3 hari yang lalu kita rayain satu bulan kita." Ucap gadis itu, air mata sudah menggenang di kedua matanya.

"Aku rasa, kita udah nggak cocok dit." Lelaki itu mengusap kasar wajah nya.

"Bar, ini nggak lucu. Kita bahkan kemaren sempet makan malem. Apa aku ada salah? Aku minta maaf bar maafin aku." Tangis gadis itu pecah, matanya mengeluarkan air mata dengan cukup deras, menandakan ini sungguh menyakitkan.

"Maaf dit, gue nggak bisa lanjut." Bara, iya. Lelaki itu bernama Bara. Anak dari pengusaha kaya raya di asia, dan ibunya adalah aktris terkenal. Bara Julian Aldrin.

"Bar, kamu jahat. Brengsek." Dita Alexa, gadis yang menjadi mangsa an nya yang ke 59. Ya, bara menyatat semua gadis yang menangis untuknya. Di umur nya yang menginjak 25 tahun ya sudah mengencani hampir 60 gadis. Sungguh gila.

Dita menangis, ia keluar mobil dan memberhentikan taxi, sesekali kembali menatap bara yang hanya mendapatkan tatapan datar.

Setelah pergi, Bara mengeluarkan ponselnya yang menandakan panggil masih berlangsung.

"Gimana? Satu bulan pas." Ucapnya bangga. Sedangkan kedua teman nya menghela nafas, mereka berdua kalah bertaruh.

"Oke besok gue bawa PS gue." Ucap salah satu dari mereka.

"Buat motor yang lo pengen, ntar gue minta." Ucap suara lainnya.

Bara tersenyum lebar.

"Emang fakboi ya lo Bar."

"Ohh tentu, sebutan itu nempel ke gue karna ada bukti." Bara tersenyum bangga.

Besok ia akan memulai mencari mangsa yang ke 60. Bara tersenyum miring.

###

"29, 30, 31.. 33."

Gadis berseragam SMA itu menghela nafas.

"Kamu ketinggalan satu angka gladis." Ucap nya mencoba sabar. Gladis anak berumur 6 tahun itu cemberut.

"Aku udah cape belajar kaaa.." ucap nya manja, bocah itu bersender manja dan memasang wajah memohon.

Gea Amanda Putri, gadis berseragam yang menatap jengah bocah 6 tahun yang tengah bersender manja pada bahunya.

"Ya udah, belajar kita selesai sampe sini aja. Inget, besok kamu harus apal sampe 50 terus kita belajar pertambahan." Ucap nya tegas. Gladis mengangguk dan tersenyum sumringah, dengan cepat ia membereskan buku nya dan mengambil ponsel yang berada tak jauh dari mereka dan langsung membuka aplikasi game. Gea menggeleng, ia juga membereskan kotak pensil nya dan melirik pada jam di tangannya. Jam 19.50.

Ia berdiri dan pamit pada Sharon, ibunda Gladis wanita berumur kepala 5 itu masih tampak cantik.

"Tante saya permisi pulang ya." Sharon yang sedari tadi menatap laptop nya menatap Gea dan tersenyum khas seorang ibu.

"Oh iya gea, maaf ya gladis susah di bilang." Gea tersenyum manis.

"Nggak papa kok tan, lagian udah biasa di panti juga di recokin terus sama bocah." Ucapnya di barengi kekehan. Sharon terkekeh, ini yang ia sukai dari sosok Gea. Sifat Ramah humble dan tidak akan membawa canggung. Walau seperti itu, gea adalah sosok gadis penuh sopan santun yang pernah ia temui.

FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang