Lagi dan Lagi

33 5 5
                                    

Bolehkah kusandingkan kau dengan hantu? Maaf bila perumpamaanku terlalu buruk, tapi itu cukup mendeskripsikanmu untuk kisah klasik ini.

***

Seorang gadis berparas cantik memandangi jalanan di atas apartemennya dengan pandangan kosong. Terbesit di ingatannya tentang masa putih abu yang begitu mencabik hati. Ia harus berakhir untuk merajut kasih dengan sang mantan, dirinya selalu dicaci-maki oleh teman sekolahnya karena banyak orang yang iri dengan hubungan Wana dan Lani.

Berbicara tentang Wana, Lani begitu rindu dengan tingkah konyol dan gila Wana. Dia Ingat betul saat dirinya sedih karena tak bisa nonton konser Glenn Fredly, Wana rela mengadakan konser dadakan di sekolah serta memaksa teman-temannya untuk menari-nari dan memakai topeng Glenn Fredly dengan style-nya yang begitu khas.

Ah, mengingat hal itu Lani menjadi senyum-senyum sendiri.

"Lani rindu Wana. Wana apa kabar? Semoga kita bisa bertemu lagi," gumam Lani tanpa sadar sambil mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh tanpa permisi.

Iya kalian benar. Namaku adalah Lani, tepatnya Arlani Karmila. Si Lani yang dulu  kalian pandang cengeng, si pipi tembam, si mata jengkol, dan si Lani yang beruntung mendapat pacar salah satu most wanted Nusa Bangsa yang membuat iri masyarakat sekitar.

Ting nong ting nong

Lani langsung tersadar dengan lamunanya dan bergegas membenahi make up yang sudah berantakan karena telah menangisi Wana. Dia meruntuki diri saat tersadar siapa yang datang, sebab dia lupa memiliki janji dengan Lana, sang kembaran tercintanya untuk pergi makan siang bersama.

"Huh ... senyum Lani."

Setelah dirasa sudah siap menghadapi Lana, Lani langsung membuka pintu apartemennya. Dia sedikit menciut melihat Lana yang memandangnya dengan penuh intimidasi.

"Apa sih Lana lihat Lani kayak gitu?" Dengan nyali yang masih tersisa, Lani berusaha membalas tatapan Lana yang terus menghunjamnya.

"Kamu beres nangis ya? Nangis gara-gara si sialan itu, hah? Air mata kamu terlalu berharga buat cowok kayak dia. Berhenti buat bertingkat bodoh Lan!" teriak Lana dengan penuh emosi.

Sudah cukup, Lani tidak sanggup pasang topeng 'baik-baik saja' di depannya. Lani tak bisa bohong kepada Lana, Lana selalu mengetahui suasana hati dan apa yang sedang membabi buta di pikirannya.

"Asal Lana tahu, aku sudah berusaha untuk melupakan Wana selama lima tahun ini. Tapi aku selalu gagal untuk melupakan Wana. Jadi aku harus bagaimana, hah? Coba Lana kasih tahu!"

Pertahanan Lani runtuh begitu saja, Lani benci keadaan ini. Lagi-lagi karena hal ini Lani dan Lana kembali bertengkar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang