Kasihan Sore Tadi;
Senja di hari ini adalah tangisan.
Hujan di langit tak ubah derasnya dari hujan air mata yang membasahi pipi cantik sang ibu, dan malamnya pun kelam tanpa gemintang.
Persis seperti; suasana hati yang sedang padam.Malangnya adikku, usahanya di sore tadi ternyata menghasilkan tamparan mental. Dia terluka; hatinya. Dan pikirannya terbunuh
Usahanya ? Apa ?
Dia menebus hujan tadi sore demi bertemu denganku, terpaksa kedepanku untuk meminjam suatu hal yang sangat dibutuhkannya dariku (keperluan hobinya). Tapi itupun tidak bisa aku penuhi, karena di lain hal aku juga sedang membutuhkannya. Terpaksalah dia kembali kerumah dengan wajah lemas, tertunduk dan kecewa.Dia punya hobi, hanya saja hobi kami berbeda dan juga dengan takaran dosis yang berbeda
Dia larut disana; pada hobinya
Inilah yang menjadi penghancur dari segalanya, dia bukan lagi dia yang sewajar dan seharusnya.
Aku benci,
Aku tidak suka kekerasan, begitu aku menghardik pikiranku. Aku tidak pernah keras menegurnya dan akhirnya apa ? Dia terluka karena hobinya sendiri.
Ini (seperti) luka lamaku yang sedang teringat lagi.
Dengan hobi yang berbeda, aku juga merasakan luka yang sama dalam dengannya.
Tidak semua orangtua bisa menerima kebiasaan anaknya, seperti itulah singkatnya."Dik, bersabarlah ya. Ini pupuk untuk kamu tumbuh."
Untuk adik-adikku;
Sebelum kalian (adikku) merasakannya, aku sudah terlebih dahulu mengecap perjalanan ini.
Dan ini akan lebih pedih bagiku jika kalian tidak kuat untuk belajar dari kehidupan. Karena;
"Kalian beruntung, masih ada aku yang sangat menyayangi kalian selain bapak dan ibu"
Tapi tak masalah, nikmatilah hidup kalian.
Aku ? Tidak usah dipikirkan. Ini adalah takdir untuk aku sebagai anak tertua. Suatu saat kalian akan paham dengan posisiku di keluarga kecil kita."Berbahagialah adik-adik ku. Tangisanku tak berkata henti sampai disini .Aku rindu kita beberapa tahun yang lalu. Itu saja"
#Derapujangga