Sebelum baca vote, follow dan komen duluuu doong!!
Maaf ya Readers aku baru up, soalnya tugas banyak banget. Ya jadi otak akunya cepet mampet wkwkwk.
Happy Reading:*
•••••••
Dering telephon membuat Lovi menghentikan kegiatannya, saat ini ia tengah sibuk mengantarkan makanan dari meja ke meja.
Kedua alis Lovi bertautan, 'nomor tak dikenal, mungkin salah sambung' batinnya. Ia langsung menggeser tombol berwarna merah di layar ponselnya dan kembali melanjutkan kegiatannya lagi.
Baru saja ia melangkah, tapi handphone nya kembali berdering. Ia menghembuskan nafasnya kasar.
"Ck, siapa si ni." Lovi menggeser tombol berwarna hijau di layar ponselnya.
"Hallo."
"Iya mbak apakah benar ini nomor mbak Lovi, kakak dari saudari Rara?"
"Iya betul, maaf ini siapa ya?."
"Kami dari pihak rumah sakit Sumber Waras mau memberitahu mbak bahwasannya Rara telah mengalami kecelakaan mbak. Dia tertebrak mobil, dan dia tadi dibawa ke rumah sakit ini oleh seorang pria mbak umurnya kisaran 40 tahunan. Kami harap mbak segera kesini"
"Apa? Rara kecelakaan." Setelah mendengar itu Badan Lovi terasa lemas, ia ambruk dengan ponsel yang jatuh kelantai. Orang disekitarnya panik dan mencoba membantunya. Lalu sambungan telephon itu terputus.
"Vi, lo kenapa?." Tanya Azril, rekan kerjanya.
Lovi menitihkan air mata, jika terjadi sesuatu pada Rara, ia tak akan memaafkan dirinya sendiri.
Azril menyodorkan segelas air putih kepada Lovi.
Shit. Tubuhnya sangat lemas, kelu rasanya untuk sekedar bergerak. Tapi, ia harus segera pergi ke rumah sakit. Lovi mencoba berdiri dengan sekuat tenaganya dan berjalan sempoyongan ke arah pintu keluar.
"Eh, lo mau kemana vi? Biar gue bantu." Azril mencekal lengan kanan Lovi.
Lovi segera menghempas tangan Azril dengan cepat dan berjalan dengan sangat hati-hati.
Lovi segera melajukan sepedanya dengan kecepatan pelan karena kepalanya terasa berat.
"Hiks, hiks. Rara yang sabar ya, kakak mau ke sana."
Setelah hampir 15 menit ia menggoes sepedanya, akhirnya ia sampai di parkiran rumah sakit. Ia segera masuk demgna langkah yang lemah.
"Mbak mau nanya, apakah ada pasien yang bernama Rara Mahendra Isykara?." Tanyanya pada receptionist.
"Sebentar ya mbak," Ucap receptionist itu seraya mencari nama yang disebutkan Lovi tadi.
"Ouh iya mbak ada di Ruangan ICU."
"Oke makasih mbak."
Lovi berjalan menelusuri lorong rumah sakit dengan hirup pikuk obat-obatan sangat menyengat di hidungnya. Kini, ia tepat berada di depan ruangan ICU. Nampaknya, Rara masih diperiksa oleh dokter. Lovi mencoba menenangkan dirinya dan mendudukkan tubuhnya di kursi panjang. Lovi mencari keberadaan seseorang yang membawa Rara ke rumah sakit. Ia ingin berterima kasih atas perbuatan mulianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poor Girl
Teen Fiction"Kak. Apa ayah gak sayang ya kak sama aku? Apa ayah udah lupa sama kita?." Ucap Rara dengan mata berkaca-kaca. Sontak hal itu membuat Lovi menitihkan air mata. Lovi memalingkan wajahnya ke sembarang arah, ia tidak mau terlihat lemah di depan Rara. L...