Melody Kirania

8 0 0
                                    

Resmi sudah, Melody pindah sekolah. Sekolah baru dan semoga saja lebih baik dari yang sebelumnya. Gadis berambut pendek nan ikal itu berjalan menuju gerbang sekolah barunya.

Beberapa pasang mata tertuju padanya. Bukan karena Melody berstatus murid baru, melainkan penampilannya bisa di bilang urak-urakan dan jauh dari kata rapi.

Bajunya tidak di masukkan, tidak memakan dasi, tidak memakai name tag, tidak memakai sabuk dan parahnya lagi rok pendek ketat sependek paha.

Melody tidak peduli murid-murid lain tengah menatapnya. Di tatap seperti itu sudah bisa di sekolah lamanya, bahkan lebih parah lagi. Kini ia berjalan menuju kelas barunya. Melody berjalan dengan pede nya sambil mengunyah permen karet sambil menenteng tas yang berukuran kecil.

Setelah sampai di kelas barunya, mata Melody menyapu seisi kelas mencari kursi yang kosong. Kelasnya begitu rapi, tertib dan bersih. Seluruh pasang mata tertuju padanya.

Mata Melody tertuju pada salah satu kursi kosong paling pojok sebelah kanan. Melody melangkah menuju kesana dan mendapati seorang gadis yang sepertinya tidak peduli dengan keadaan kelas yang tengah berbisik-bisik akan kehadiran Melody. Gadis itu memilih untuk fokus ke ponselnya.

"Hai" Sapa Melody ramah.

Gadis itu menoleh lalu mendongak menatap Melody. Tidak seperti murid-murid lainnya yang keheranan saat menatap Melody untuk pertama kalinya. Gadis itu terlihat santai dan membalas dengan senyuman.

"Gue boleh duduk di sini?" Tanya Melody.

"Silahkan, sebelah gue kosong kok" Jawab gadis itu ramah.

"Thanks"

Melody lalu menaruh tasnya di atas meja lalu duduk di samping gadis itu.

Gadis di sebelahnya terihat cantik, manis dan baik kepadanya. Tidak seperti murid-murid lain yang menatapnya malah menyiaratkan raut permusuhan. Padahal baru pertama kali ia menginjakkan kakinya di sekolah baru.

"Lo anak baru yang di bilang temen-temen ya?" Tanya gadis itu lalu menaruh ponselnya.

"Yang di bilang temen-temen?" Tanya Melody heran.

"Iya, bilangnya ada anak pindahan, dan masuk ke kelas ini. Ternyata elo" Gadis itu terkekeh.

"Iya, gue baru pindah ke sini"

Gadis itu mengulurkan tangannya. "Salma".

Melody menatap uluran tangan tersebut lalu membalasnya. "Melody"

Salma lalu tersenyum manis dan terkekeh pelan. "Ternyata lo gak sesangar tampangnya ya".

"Memangnya gue kenapa?" Melody menampakkan wajah polos. Tapi benar saja, dari tadi ia sama sekali tidak melakukan apa-apa kok sudah di bilang sangar?

"Penampilan lo itu beda banget, Mel"

"Gue mah udah dari dulu, kali kek gini" Ucap Melody santai.

Saat ini mereka berdua tengah bercanda ria. Melody senang akhirnya ada yang mau berteman dengannya. Atau karena gadis di sebelahnya ini belum tau latar belakangnya, makanya ia mau berteman dengan Melody.

Pelajaran segera di mulai. Pelajaran pertama adalah Matematika. Melody ingin sekali bertepuk tangan, baru hari pertama masuk sekolah baru, sudah mendapat berbagai sambutan terutama pelajaran yang membuat dirinya amat sangat mengantuk.

Di tengah jam pelajaran, saat guru sedang menjelaskan, Melody tak henti-hentinya menguap. Salma menyenggolnya beberapa kali agar Melody sadar dari kantuknya.

Untung saja Pak Winanto matanya sudah rabun, jadi Salma bisa tenang bila harus berkali-kali menyenggol Melody yang tidak fokus pada materi.

Setelah pelajaran selesai, Salma mengajaknya menuju kantin karena perutnya yang sudah kelewat keroncongan.

We Need ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang