PART 1

9 3 1
                                    


Murid Baru

Pagi ini Arsya datang lebih awal dari biasanya, guna mengerjakan piket osis yang selama ini di jalani, Arsya membuka pintu ruang osis pelan seraya mengucapkan permisi, mengantisipasi mungkin saja ada seseorang di dalam, bukankah tidak sopan jika memasuki sebuah ruangan tanpa mengucapkan salam atau permisi?, ternyata tidak ada seorangpun di dalam, Sara melepas nafas berat, kemana yang lain? Kenapa mereka belum tiba? Arsya menyusun satu per satu kertas-kertas, berkas-berkas serta buku-buku yang berserakan di meja ketua, di meja rapat dan di lemari-lemari cabinet, sebelum Arsya meraih penyapu tiba-tiba pintu terbuka membuat Arsya menghentikan kegiatannya, ternyata Qila, salah satu temannya dalam osis dan juga mendapat jatah piket osis hari ini,

"akhirnya lo nyampe juga" ujar Arsya

"lo nya aja kepagian!" sahut Qila menggelengkan kepalanya

Arsya melihat jam tanganya, jam sudah menunjukkan pukul 06:30

"yaelah, setengah jam lagi ini, masuk, lo bilang gue kepagian? Yang bener aja lo, lagian gue juga mau ngisi pr, kagak sempet gue semalem" ujar arsya lalu sedikit berlari ke arah pintu

"eh!, lo mau ke mana?" tanya Qila

"gue mau ke kelas, pr gue bejibun" ujar Arsya memutar knop pintu menghiraukan Qila yang memanggil-manggil namanya. Arsya berlari menuju kelasnya lalu tak sengaja bertemu putra di pertengahan jalan.

"eh put!" panggil Arsya membuat Putra yang sedang berbincang dengan Bimo menoleh

"lo di tanyain kemaren sama pak udin" ujar arsya membuat sebelah alis putra terangkat

"kenapa?" tanyanya membuat Arsya berkacak pinggang

"tanya kenapa lagi!, lo tuh ya?! Duit banyak! Tapi ngutang! Malu gue jadi temen seangkatan lo!" ujar Arsya membuat Putra menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"hehe, ya gitu deh sya" kekeh putra nyengir tiga jari

"gitu apa? Lo tuh ya!.."

"iya deh, iya deh sya entar gue bayar, tapi lo nya jangan galak-galak! Ngeri gue" ujar putra membuat Arsya memelotokkan matanya, putra yang melihat Mata Arsya yang hampir keluar dan siap-siap menyemprotnya, putra buru-buru berlari sambil berkata "gue bayar utang dulu Sya"

Arsya menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara gusar, sedang asik Arsya menghirup-hembus nafas matanya tak sengaja menangkap sosok figur bimo yang masih berdiri di tempatnya saat berbincang tadi dengan putra sambil menatap kearah Arsya

"apa?!" tanya Arsya galak membuat bimo terlonjak kaget

"gu..gue nyusul putra yak sya?"

"yaudah sono! Susul temen lo yang suka ngutang!" ujar Arsya setelahnya Bimo berlari meninggalkannya

"ada-ada aja tuh dua curut! Nyesel gue punya temen seangkatan kaya mereka" ujar Arsya sambil mengayun-ayun kan tasnya

"kayaknya gue ada yang kelupaan deh" gumam Arsya sambil memperhatikan tas ranselnya yang masih ia putar-putarkan

"oiya PR!" ujar arsya lalu kembali melanjutkan larinya yang tertunda karena putra

"PR GUE BELUM KELERRRR!" teriak arsya di sepanjang koridor, murid-murid yang lain? Mereka sudah biasa dengan sikap Arsya yang seperti itu.

***

Arsya duduk di kursinya sambil menatap buku pr nya yang bernilai 80 dengan malas.

"capek-capek gue lari-lari buat ngerjain nih pr dan hasilnya Cuma segini?" gerutu Arsya frustasi,

"Arsya!" terdengar suara melengking berteriak memanggil namanya membuat Arsya refleks menutup telinganya sambil menoleh ke asal suara

"Lo tuh ya! Gue harus teriak segede apa supaya lo denger?" tanya nayya berkacak pinggang, sedangkan Arsya hanya menatap nayya dengan tampang terbloonnya

"emang lo dari tadi manggil gue?" tanya Arsya polos

"iya! Gue manggil lo, udah 3 kali!" jawab Nayya dan hanya mendapat balasan bentuk mulut O tanpa suara dari Arsya, nayya duduk di sebelah Arsya, menatap Arsya yang sibuk melipat ujung bukunya dengan sebal

"ih sya!" panggil Nayya sebal

"apaan sih nay?" tanya Arsya jengah akan sikap nayya

"gue mau ngomong!"

"yaudah, lo tinggal ngomong aja, itu aja susah, gue dengerin lo kok" ujar Arsya masih melipat-lipat ujung bukunya sambil melirik Nayya

"di kelas sebelah ada murid baru!" ujar Nayya membuat Arsya memutar bola matanya

"trus?"tanya Arsya tanpa tenaga

"dia cowok sya!" jawab nayya riang, berbeda jauh dengan nada suara Arsya

"trus?" tanya Arsya lagi dengan nada yang sama

"katanya sih dia ganteng!, jago main basket lagi" jawab Nayya lagi dengan nada semakin bersemangat

"trus?" tanya arsya dengan nada yang masih sama membuat Nayya di sebelahnya menaikkan sebelah alisnya

"ya udah, itu aja sya" ujar nayya membuat Arsya mengalihkan perhatiannya dari buku miliknya pada nayya

"itu aja?" tanya Arsya dijawab anggukan oleh nayya

"jauh-jauh deh dari gue, lo Cuma mau kasih tau itu doang sama gue di saat gue lagi frustasi sama nilai gue? Yang bener aja lo nay!" seru Arsya membuat Nayya nyengir tiga jari

"ya kali aja lo bisa ada pasangannya gitu, setelah kedatangan si anak baru" ujar nayya santai membuat Arsya di sebelahnya memelototkan matanya

"apa lo bilang?"

"kali aja dia jodoh lo sya..." ujar Nayya acuh tak acuh, nayya sudah terbiasa dengan sikap arsya yang galak, membuatnya biasa saja jika berhadapan dengan Arsya

"untung temen lo nay, kalo bukan udah gue cekek tuh leher"ujar Arsya

"ih serem banget sih lo sya" ujar Nayya dengan nada meledek lalu tertawa riang bersamaan dengan itu Arsya juga ikut tertawa.

#TBC

ResyaWhere stories live. Discover now