PART 2

10 3 1
                                    


Tragedi Jus jambu

Sudah tiga hari Revan bersekolah di SMA Garuda ini, bertemu dengan Putra, Edo, Dan Kennath, awalnya ia pindah ke SMA Garuda ini karena merasa bosan dengan sekolah lamanya, SMA Pancasila, seluruh keluarganya lulusan SMA Pancasila, hingga akhirnya ia berfikir untuk berbeda dengan anggota keluarganya yang lain. Dan juga saat pindah ke sini ia hanya berteman dengan putra, itupun karena dia satu kelas dengannya, dan sampai saat putra memperkenalkannya dengan kedua temannya Edo dan Kennath.

Revan Menatap ketiga temannya yang Asik dengan makanan Masing-masing, Kennath dan Edo yang sibuk memperebutkan gorengan mbak Wati dan Putra yang sibuk mengaduk Jus Alpukatnya. Jus? Revan jadi ingat akan sesuatu,

"gue lupa beli jus jambu!" seru Revan seolah ia melupakan dokumen penting dalam misi menghabiskan makan siangnya.

Putra menatap laki-laki itu lelah, sudah sangat hafal akan tabiat Revan yang sangat suka akan jus jambu,

"mau beli sekarang? Nanti aja, deh, makanan lo juga bentar lagi abis, Van"

"gue nggak bisa hidup tanpa jus jambu!" seru Revan, mengelap bibirnya yang terkena kuah bakso, lalu berlarian menuju penjual Jus jambu.

"jus jambu dua gelas, Pak!" sahut Revan semangat.

Dengan gesit pak Ipul menuangkan jus jambu untuk Revan. Setelah membayar, terburu-buru pula Revan kembali ke Mejanya. Laki-laki itu tidak sadar tali sepatunya terlepas sejak tadi. Sehingga ketika berlari kecil, laki-laki itu menginjak tali sepatunya.

Revan terpeleset dengan Indahnya.

Dan, jus jambu itu melayang dengan indah pula ke arah perempuan yang sedang duduk bersama dengan teman-temannya.

Lalu, sebuah teriakan melengking datang ketika Revan bangkit.

"Rambut gueee!"

"Sya, sabar, Sya!" sahutan lain menenangkan teriakan pertama.

"gimana bisa gue sabar?! Siapa yang numpahin jus jambu sialan ini ke rambut gue?!" tanya perempuan itu.

Revan terbahak melihat jus jambunya kini bersarang di rambut perempuan itu, melekat tanpa mau pergi. Sempat-sempatnya Revan membeli jus jambu baru, lalu menghampiri sang perempuan yang masih histeris.

"maaf, ya. Gue nggak sengaja," ujar Revan santai

"nggak sengaja?" wajah perempuan itu pucat pasi.

"lo harus tanggung jawab sekarang juga! Lo udah mempermalukan gue di depan umum. Siapa sih lo?"

Sepertinya perempuan itu merupakan tipe-tipe perempuan lebay yang sering muncul di sinetron menjadi tokoh antagonis. Pikiran itu membuat Revan tertawa geli.

"malah ketawa lagi!" wajah perempuan itu merah padam.

"nama dia siapa sih?" tanya Revan kepada Nayya.

Nayya mengerjap, "eh? Nama dia Arsya Reyfa Shafira, Van."

"Nayya?! Kok lo ngasih tau nama gue ke orang asing, sih?!"

"dia kan temen kita juga, sya," sahut Nayya tenang, "dia juga temen seSMP gue."

Revan tersenyum sejuta dolar, "Dadah, Reyfa. Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi, ya. Kayaknya lo bagus kalo rambutnya dicat warna merah jambu." Ujar Revan sambil melenggang menuju ke mejanya tempat di mana putra, edo dan Kennath yang sedang duduk.

Revan duduk di tempatnya, di sebelah Putra, dengan santainya, sementara di sana Arsya masih berdiri di tempatnya menatap Revan tajam dengan wajah keki,

"gila lo Van, tuh si Arsya lo bikin ngamuk!" ujar edo sambil terbahak

"berani juga lo sama singa betinanya garuda" sahut putra sama terbahaknya dengan Edo

"emang Aslinya dia galak?" tanya Revan pada ketiga temannya

"ya iya lah, ni satu sekolah juga tau Galaknya si Arsya tuh gimana" sahut Kennath lalu menyeruput teh dinginnya dengan nikmat, Revan menggaruk tekuknya yang tidak gatal

"gue kira dia galak karena gue tumpahin jus jambu di rambutnya doang"

"dia sebenernya baik, tapi ya gitu deh... kalo kitanya salah dia nya galak, persis kayak singa betina" ujar putra

Revan hanya diam, sambil memikirkan sesuatu, entah apa itu.

***

Arsya mengeringkan rambutnya di toilet, perempuan itu di temani Nayya, sedari tadi Nayya hanya diam bermain ponsel sambil mendengarkan ocehan yang terus keluar dari mulut sahabatnya yang terus berkomat kamit sambil tangannya yang terus mengeringkan rambut.

"sebel banget gue sama tuh cowo kaga jelas, malah ketawa lagi!, padahal gue udah super-super ngeluarin jurus galak gue!" oceh Arsya membuat Nayya memutar bola matanya jengah.

"yaudah kali sya, lo keringin dulu tuh rambut, bentar lagi bel masuk loh" ujar nayya membuat Arsya menghentikan kegiatannya sambil menoleh ke arah nayya

"lo bilang dia temen seSMP lo, siapa sih tu cowok tengil?" tanya Arsya

"dia murid baru, namanya Revano Gardira" jawab Nayya dengan santai sambil memainkan ponselnya

"gue nggak perlu namanya" sahut arsya dengan nada sensi membuat nayya mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya, menatap Arsya dengan jengah

"lah tadi lo nya nanya dia siapa, eh sekarang lo bilang ga perlu namanya? Kelewatan sensi lo sya!" seru Nayya

"aah bodo amat!, udah ah sekarang kita ke kelas"ujar arsya menarik nayya keluar dari toilet sambil merapalkan di dalam hati kalaudia harus berhati-hati, menjauhi, mengantisipasi cowok bernama Revano Gardiraitu.

ResyaWhere stories live. Discover now