Chapter 1

8 1 5
                                    

Diana, mungkin gadis itu berpikir bahwa teori seorang filsuf terkenal yang menyatakan bahwa bumi itu bundar ada benarnya. Lihat sekarang ia diduk disini, beberapa meter didepannya seorang pemuda bertubuh jakun, berkulit pucat, dengan rambut berwarna coklat terang berpotongan rapi sedang berdiri. Pemuda itu ia mengenalnya -tidak-, bukan mengenalnya seperti yang orang-orang pikirkan. Mereka pernah bertemu dan -mungkin- mengenalan beberapa tahun lalu.

(Flshback on)

"Mr. McKeen, selamat siang"

"Oh. Hei nona Lane, siang ini kau jadi berkunjung ke restoran milik putraku?"

"Tentu saja Mr. McKeen. Saya sangat senang dapat meliput di Rendezvous."

"Baiklah, aku dan putraku akan menunggumu disana", obrolan mereka di telepon berhenti pada kalimat itu. Pekerjaan Diana memang mengharuskannya berinteraksi dengan banyak orang, tidak hanya berinteraksi melainkan juga berhubungan dan menjalin kerja sama. Begitu manyusahkan.

Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju Rendezvous, restoran keluarga yang sangat terkenal di daerah Melrose Avenue, Los Angeles. Restoran itu terlihat ramai seperti yang selalu dibicarakan orang-orang. Diana melihat jam tangannya, masih jam sebelas. Ia menggerutu, ini bahkan belum waktunya makan siang.

" Permisi nona, pesanan dengan nama siapa?", tanya seseorang dibalik meja reservasi, yang ia ketahui benama Kathlyn dari name tag yang terpasang di seragamnya.

"Diana Lane"

Perempuan bernama Kathlyn itu membawanya ke meja yang ia sebutkan. Dari tempat duduknya ia mengerti kenapa begitu banyak orang yang menyukai Rendezvous. Rendezvous sangat nyaman, bukan tipe restoran yang klasik bergaya eropa abad petengahan seperti kebabyakan restoran mahal lainnya, hanya saja tempat ini sangat nyaman -oh, aku sudah menyebutkannya tadi- dominasi warna putih di setiap sudutnya dan kursi-kursi kaya dengan warna senada ini membuatnya semakin menyukai tempat ini. Tunggu, kau tidak bisa menilai restoran itu bagus tanpa menyicipi makanan disana bukan?

"Astaga!", Seorang perempuan tua berteriak dan itu mengagetkan berpasang-pasang mata yang ada di sana, tentunya Diana juga bahkan ia sampai berdiri.

"Bagaimana bisa ada lalat di makananku!", semua orang tampak terkejut. Seorang pelayan menghampiri wanita itu. Bukankah itu hal yang bisa dimanfaatkan, Diana seorang jurnalis di salah satu majalah tentang makanan dan ia menemukan momen seperti ini saat ia sedang bekerja. Tanpa membuang waktu ia mengeluarkan kameranya dan memotret insiden tersebut. Bukankah hal ini bisa ia jadikan berita dan akan membuat perusahaan yang ia tempati mendapatkan penjualan yang besar pada esok hari.

"Hei Dad"

"Oh Ben. Bagaimana bisa nada suaramu terdengar begitu santai?", Mr. McKeen terdengar dari telepon. Ben, Benjamin McKeen anaknya dan pemilik Rendezvous yang sangat terkenal.

"Kenapa tidak."

"Kenapa tidak? Sesuatu yang besar terjadi dan kau berkata kenapa tidak? Wah, luar biasa"

"Apa maksudmu?", Ben masih tidak mengerti.

"Kau, lihatlah majalah makanan yang meliput restoran kita kemarin"

"Apa??!", Ben tanpa sadar menutup telepon ayahnya.

Ia menuju tumpukan majalah itu dan mencari aoa yang baru saja dikatakan ayahnya. Dia menemukannya. Oh sial, dia melihat artikel itu dengan marah. Lalat di makanan Rendezvous? Ia ingat itu, nenek tua yang kemarin berteriak karena berfikir ada lalat di makanannya padahal itu hanya hiasan berwarna hitam kecil yangenyerupai serangga dan tentunya aman dimakan. Siapa yang menulis artikel sialan seperti ini -pikirnya. Dia tidak bisa tinggal diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diana & Ben (Judul Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang