Chapter 01: First Day Sahur

9.5K 718 177
                                    

Naruto membuka matanya dengan malas setelah mendengar suara teriakan kelima kalinya milik sang ibu hingga pria berkumis kucing itu mendudukkan dirinya sambil mengucek sebelah matanya.

"Bu, ini jam berapa? Kenapa ibu membangunkan ku sepagi ini" Ucap Naruto dengan suara berat dan kantuknya.

"Kau ini bagaimana? Bukankah kau bilang mau membangunkan warga" Ucap sang ibu yang bernama Kushina sambil berkacak pinggang.

"Hoammm... Wargakan bisa bangun sendiri bu" Ucap Naruto dengan malasnya sambil menguap lebar.

"Astaga Uzumaki Naruto?! Kau yang ingin lagipula ini puasa pertama" Ucap Kushina membuat Naruto segera melebarkan matanya.

"Oh aku lupa?! Aku harus membangunkan warga! Aku tidak boleh kalah dari si sombong Uchiha Sasuke itu!!" Ucap Naruto dengan semangat yang menggebu-gebu.

Naruto beranjak dari ranjangnya dan sedikit berlari menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya lalu keluar sekitar dua menit kemudian.

"Bu, aku pergi dulu. Doakan aku dalam pertempuran ini! Assalamualaikum!!" Ucap Naruto sambil menyalami tangan sang ibu terburu-buru.

Dengan langkah seribu Naruto berjalan menuju pos ronda yang sudah ramai dengan teman-teman prianya.

"Hoiiii....!!!" Teriak Naruto sambil melambangkan tangannya dari kejauhan membuat semua orang yang ada disana menoleh.

"Orang datang itu mengucapkan salam bukan malah berteriak begitu" Celetuk seorang pria berambut hitam panjang bernama Neji membuat Naruto menampilkan cengirannya sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.

"Assalamualaikum....!!!" Ucap Naruto membuat teman-temannya segera menyahuti dengan mengucapkan 'Waalaikumussalam'.

"Ternyata pria malas seperti mu bisa bangun pagi juga" Sindir seorang pria berambut hitam bermodel pantat ayam yang bernama Sasuke.

"Tutup mulut mu Teme!!" Teriak Naruto sambil menunjuk wajah Sasuke yang menatapnya remeh.

"Sudah, bulan Ramadhan itu bulan yang damai jadi sebaiknya kalian berdamai" Celetuk seorang pria berambut nanas dengan sarung yang menyelimuti tubuhnya bernama Shikamaru.

"Benar, sucikan hati dan sucikan diri untuk menyambut bulan Ramadhan yang suci kata pak ustadz di televisi" Celetuk seorang pria bertubuh gempal bernama Chouji.

"Sudah sudah sebaiknya kalian berbaikan" Ucap seorang pria bertato segitiga terbalik, tak lain merupakan preman gang sebelah yang baru bertobat tiga bulan yang lalu bernama Kiba.

"Baikkan dengan dia? Haram!" Ucap Naruto dengan ekspresi jijiknya ketika melihat wajah datar Sasuke.

"Hah... Terserah kalian saja ya, ayo sebaiknya kita mulai membangunkan warga daripada terlambat, yang ada nanti keburu imsak" Saran Neji membuat semuanya mengangguk.

Mereka pun mulai mengambil peralatan masing-masing seperti pentungan dan obor untuk menerangi jalanan hingga akhirnya mereka mulai berkeliling.

"Sahur sahurrrr......!!!"

Teriak mereka kecuali Sasuke diiringi suara ketukan pentungan yang berirama layaknya suara gendang dangdut.

"Sahurrr... Sahurrr....!!!"

Teriak mereka kecuali Sasuke semakin kencang dengan langkah pelan hingga lampu ruangan dibeberapa rumah warga mulai menyalah.

"Hei Sasuke teriak!" Ucap Naruto sedikit protes karena Sasuke terus saja diam disaat teman-teman yang lainnya berteriak.

"Hn" Sahut Sasuke dengan wajah datarnya membuat Naruto geram, susah juga jika bicara dengan pria bersuara emas yang enggan bersuara seperti Sasuke.

Naruto sudah memutuskan ketika puasa nanti ia tak ingin dekat-dekat dengan Sasuke karena yang ada ia akan emosi saja padahal Sasuke juga malas dekat-dekat dengannya.

"Wah sudah jam tiga" Ucap Kiba ketika melihat layar ponselnya sementara yang lainnya masih berteriak kecuali Sasuke.

"Wah sebentar lagi rumah Sakura" Ucap Neji membuat Naruto segera tersenyum manis.

'Si kerudung merah muda' Batin Naruto dengan senyum manis yang sukses membuat Sasuke menatapnya aneh.

"Assalamualaikum" Ucap seorang gadis berkerudung merah muda di depan pagar rumah besar bernama Sakura.

"Sakura, Waalaikumussalam" Ucap semuanya ramah kecuali Sasuke yang lebih memilih menyimpan suara emasnya dan menjawab salam melalui batinnya.

"Ini Sakura punya makanan untuk sahur" Ucap Sakura dengan beberapa kerdus makanan disamping kakinya.

"Aduhh... Sakura memang yang terbaik, sudah cantik, baik, sholehah, adem dipandang, pengertian lagi" Ucap Chouji membuat teman-temannya geleng-geleng kepala.

"Ini untuk kak Sasuke" Ucap Sakura sambil menyerahkan sekotak makanan hingga Sasuke juga memegang kotak itu.

Manik onyx hitam kelam Sasuke menatap emerald hijau teduh milik Sakura yang segera menundukkan pandangannya.

"Terimakasih" Ucap Sasuke dengan suara datarnya membuat Sakura bersemu tipis lalu melepaskan pegangannya pada kotak makanan itu.

'Cantik' Batin Sasuke dengan senyum tipisnya hingga Naruto tiba-tiba mendorong bahunya.

"Punya Naruto mana Sakura?" Tanya Naruto yang kini berdiri dihadapan Sakura setelah ia menyingkirkan Sasuke.

Sakura tersenyum tipis melihat kelakuan Naruto sementara Sasuke mendelik karena Naruto berani-beraninya mendorong bahunya.

"Semuanya kebagian, ini milik Naruto" Ucap Sakura sambil memberikan kotak makanan untuk Naruto.

"Wahhh... Terimakasih ya Sakura" Ucap Naruto girang membuat Sakura menganggukkan kepalanya.

Sakura pun memberikan kotak makanannya pada yang lainnya namun ketika tiba pada giliran Chouji, pria gempal itu meminta dua kotak hingga Sakura memberikannya dua kotak.

"Sakura masuk dulu ya, selamat makan. Assalamualaikum" Pamit Sakura ketika ia selesai membagi-bagikan makanan.

"Terimakasih Sakura, waalaikumussalam" Ucap semuanya kecuali Sasuke secara bersamaan.

Sakura menganggukkan kepalanya dengan senyum lembut yang menghangatkan hati lalu memasuki rumah besarnya.

"Senyumnya melelehkan dunia ku" Ucap Naruto sambil menyadarkan kepalanya di bahu Kiba yang juga terpanah pada cantiknya senyum Sakura.

"Itulah definisi bidadari tak bersayap" Ucap Kiba sambil menyentuh dadanya hingga teman-temannya menatapnya dan Naruto aneh.

"Sakura memang cantik dan masakannya sangat lezat! Aku penasaran pria beruntung mana yang akan menjadi suaminya" Ucap Chouji hingga Naruto berdeham pelan.

"Pandanglah wajah ku Chouji! Aku lah suami masa depan yang sempurna untuk Sakura" Ucap Naruto sombong membuat yang lainnya tertawa kecuali Sasuke yang lebih memilih mendengus pelan.

"Aku benar-benar kasihan jika benar kau adalah suami masa depan Sakura, ia pasti menderita" Sahut Shikamaru membuat Neji dan Chouji tertawa.

"Atau bisa jadi Sakura sedang khilaf ketika memilih Naruto menjadi imamnya" Tambah Neji membuat yang lainnya tertawa kecuali Sasuke dan Naruto yang mendelik.

"Sudah sebaiknya kita sahur sebelum imsak" Ucap Sasuke menengahi membuat semuanya pun mengangguk.

"Iya benar, ayo ayo cepat" Ucap Chouji yang nampaknya sudah tak sabar untuk menyantap makanan sahurnya yang dibuat oleh Sakura itu.

"Dasar, kalau makan saja cepat" Ucap Shikamaru sambil menyikut lengan Chouji yang segera tertawa sambil menyentuh perutnya.

"Ayo ayo!! Aku sudah tak sabar untuk makan masakan Sakura tercinta" Ucap Naruto dengan penuh semangat membuat Sasuke mendengus seolah meremehkan pria berkumis kucing itu.

Mereka pun mulai menyantap makanan sahur mereka dengan lahap, merasakan betapa lezatnya masakan si kerudung merah muda yang selama bertahun-tahun di bucinkan oleh Naruto itu.

Konoha Ramadhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang