-kennan Ardhiyasa-

139 7 1
                                    

Remaja itu masih duduk disofa
Sambil bermain game oline di poneslnya. Bahkan dia tidak menyahuti perkataan sang Ayah yang juga sedang duduk disofa tersebut.

Sontak membuat sang Ayah menghembuskan nafasnya berat melihat tingkah semena-mena anak semata wayangnya itu.

"Kennan, Ayah sedang berbicara. Tolong hargai dan dengarkan apa yang Ayah bicarakan sama kamu!!" Dirga sengaja meninggikan notasi suaranya agar anaknya itu menedengar ucapannya.

"Bicara aja sih, Yah. Ken lagi sibuk main game nih!!" bales kennan tanpa melihat ke arah sang Ayah.

"Kenn dengarin kok," lanjutnya seakan-akan Dirga mengerti dengan kesibukannya bermain ponsel.

Dirga geram. Lantas ia berdiri dari tempat duduknya dan langsung merampas benda pipihnya itu dari tangan kennan. Mata kennan membulat. Saat Ayahnya mengambil benda pipihnya dari tangannya.

"Yah, hp kenn," ucapnya dengan melihat arah tangan Dirga. "Balikin hp kenn Yah!!" Serubya lalu mengadahkan tangan kanannya.

"Mau Ayah balikin hpnya?" Tanya Dirga sembari memaju mundurkan ponsel anaknya itu.

Kennan pun langsung mengangguk.

"Kamu pindah sekolah Ayah!"

Dirga lalu duduk kembali ketempat duduknya. Ia membuka ponesl anaknya itu dan melanjutkan permainan yang dimainkan kennan tadi.

Kennan berdiri dari duduknya. Ia tidk mau jika harus pindah sekolah, kesekolah milik Ayahnya itu.

Alasannya sudah pasti dia takut Ayahnya memantau gerak-geriknya. Jadi,dia tudak bisa leluasa melancarkan aksi-aksi kenakalannya.

"Gak! Kenn gak mau pindah kesekolah Ayah," tolak Kennan mentah-mentah. "Kenn kan bisa pindah kesekilah lain, Yah. Gak harus di sekolah Ayah."

Kennan pun duduk ketempatnya kembali. Jujur, dia sangat benci jika hal ini terjadi.

"Sudah berapa kali kamu dikeluarkan dari sekolah dalam setahun ini kenn?" Tanya Dirga dengab raut wajah serius.

Kennan menghitung jarinya berulang-ulang kali. Ia sangat memikirkan sudah berapa kali dia dikeluarkan dari sekolah dalam setahun ini.

"Berapa?" Tanya Dirga lagi seakan tidak sabar akan jawaban anaknya itu.

"10 kali, Yah. Hehehe..." kennan menyengir sembari menunjukkan kesepuluh jarinya kepada Dirga.

Dirga menggeleng pelan. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi dengan kejahilan anaknya itu. Ia bingung, kennan ini sifatnya menurun dari siapa? Sehingatnya dia dulu sekolah tidak sejahil seperti kennan.

"Memangnya kenapa kalau kamu pindahnya kesekolahnya ayah??
Kamu takut gak bisa buat ulah lagi?" Tanya Mira, Bundanya Kennan. Ia datang dari dapur membawa mampan berisi minuman dan makanan untuk sang suami dan anaknya. "Seharusnya kamu bersyukur loh, Ayah kamu masih mau perhatian sama kamu sayang," sambungnya sambil meletakkan minuman ke meja.

Kennan mengambil minuman itu dan meminumnya hingga setengah.

"Bukan takut, Bun. Cuma kenn takut jadi sombong kalau bersekolah di sekolahnya Ayah." Ujar kennan mencari alasan yang cukup masuk akal.

Dirga tertawa hambar. Ia pun mengetuk kepala kennan dengan geram hingga membuat kennan mengadu kesakitan.

"Sakit, Yah!"

"Ayah itu anak kamu bukan anak kicing!" Seru Mira tak terima melihat Dirga mengetuk kepala kennan. Mira mengelus-ngelus kepala kennan dengan pelan.

"Masih sakit nak?" Tanya Mira

Kennan mengangguk,"Iya, Bun. Kepala kennan masih akitt. Nyut-nyut nih!"

Dirga memutar bola matanya jengah. Ia tahu jika saat ini kennan hanya berpura-pura sakit. Padahl dia hanya mengetuknya sedikit kepalanya, bukan menonjoknya.

"Kamu sih ah, lihatkan kennan kesakitan." Mira memukul bahu Dirga dengan kuat.

Kennan terkekeh geli melihat Ayahnya yang mengelus bahu bekas pukulan Bundanya itu.

"Kennan itu pura-pura, sayang. Kamu main percaya aja. Kemarin dia ditonjok aja gak apa-apa. Masak cuma diketok dikit doang langsung sakit," gerut Dirga.

Mira menatap Dirga. Alisnya menyatu setelah mendengarkan ucapan suaminya itu.

"Kennan berantem?" Tanyanya.

Dirga mengangguk membenarkan pertanyaan kepada kennan.

"Beneran kamu berantem lagi?" Tanya Mira lagi pada kennan.

Kennan menelan slivahnya kasar. Inilah hal yang paling dia takut bisa lakukan. Ia tidak mungkin berbohong pada Bunda tercintanya. Dan kalau pun kennan bohong, Bundannya itu pasti tahu dari gerak-geriknya.

"Kennan jangan bohong sama bunda."
Bohong sama orang tua itu disa loh."

Kennan semakin kebingungan. Mesti, ucapanya Bundanya itu lembut, tapi ada maksud terselubung dibaliknya.

"Masih ngak mau jawab?" Mira menaikkab alisnya sebelah.

Kennan diam, masih enggak menjawab pertanyaannya. Ia pun mengalihkan pandangannya kearah Dirga seolah meminta pertolongan.

"Besok kennan udah mulai sekolah di sekolahan Ayah!" Ucap Mira penuh penegasaan.

Setelah mengucapkan itu, dia berajak dari tempat duduknya menaiki tangga.

Kennan menatap horror punggung Bundanya yang mulai menjauh.

Apa kata Bundanya tadi? Bersekolah di sekolah milik Ayahnya?
Ia tidak salah dengerkan? Ah,hilang sudah kejahilan-kejahilan yang akan ia lakukan.

"Siap, Bunda."

Dirga tersenyum senang. Karena Mira setuju dengan keputusannya.

"Jangan Ayah," rengkek kennan dan mengoyangkan kekanan dan kekiri.

"Keputusan Bunda ratu sudah bulat kennan. Sang baginda raja tidak bisa berbuat apa-apa."

Kennan memajukan bibirnya kedepan. Ia menyesal tidak menjawab pertanyaan Bundanya tadi.

"Siap-siap kesekolah baru ana Ayah."

Dirga masih mengejek kennan. Lalu dia pun beranjak dari tempat duduknya ingin menyusul Mira menaiki tangga.

"Eh, Yah. Hp Kenn?"

Dirga menoleh kebelakang dan merogoh sebelah saku celananya. Kemudian dia melemparnya kearah Kennan. Untungnya, Kennan dengan siap menangkap ponselnya hingga tidak terjatuh kelantai.

"Ayah!!!" Seru kennan.

Dirga hanya tertawa dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempet terhenti.

"Bunda jangan pindahin kenn kesekolahan Ayah, Bum!" Teriak kennan masih berusaha agar bundanya berubahh pikiran.

"Bunda!!!"

Dirga kembali ketawa terbahak-bahak saat meniku tangga. Untuk pertama kalinya dia melihat Kennan tak mendapatkan keinginannya. Rasakann batinya.

Sedangkan Kennan kembali duduk dengan mood yang hancur.

"Bunda jahat!!!"


.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai gaes,, ini cerita pertama aku, jadi maklum ya baru belajar. Jangan lupa di VORE ya, thankts. Sampai ketemu Di part selanjutnya.

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang