Chapter -1

58 7 0
                                    

Kennan duduk dimeja makan dengan raut wajah kesal. Pasalkan, Mira benar-benar memasukkan kesekolah milik Ayahnya.

Semalaman dia berdoa agar Bundanya itu berubah pikiran pagi ini.

Tapi nyatanya tidak! Mira tidak ada niat mengubah keputusannya.

Mengadu kepada sang Ayah pun percuma saja. Dirga pasti akan menuruti semua kemauan istrinya.

"Sudah siap dengan sekolah barunya?" Tanya Mira sembari menuangi segelas susu putih kegelas.

Kennan menatap Bundanya dengan malas. Siapa tau, Bundanya itu kasian melihat wajah lesunya.

"Kenapa ditekuk gitu wajahnya? Jelek tau" ucap Mira terkekeh.

Kennan memanyuntakan bibirnya kedepan. Ternyata jurus andalannya tidak dapat mempengaruhi Bundanya. Ia pun langsung menenggelamkan wajahnya kedalam lekukan tanganya di atas meja makan.

"Ah, senangnya melihat anak Ayah sumbringah dengan sekolah barunya," ucap Dirga setelah duduk ketempat duduk biasa ia makan. "Apa lagi sekolahnya punya Ayah. Duh, seneng banget rasanya." Lanjutnya dengan kekehan.

Kennan mendongakkan kepalanya lalu menatap malas kearah Ayahnya. Ia tahu, Ayahnya saat ini sedang mengejeknya bukan menyemangati

Jika saja yang disampingnya ini bukan Ayahnya, sudah pasti babak belur dibuat olehnya.

"Iya ya, Yah? Kenpa seneng banget kelihatannya," timbal Mira ikut mengejek anaknya itu.

Tawa Dirga setika meledak bersamaan dengan kentutannya.

"Ih, Ayah jorok!" Seru Mira menutup hidungnya.

"Kentut itu penyakit, Bun kalau gak dikeluarin, hehehe..." Jawab Dirga seakan-akan tidak bersalah dengan kelakuannya.

Kennan berdiri dari tempat duduknya dan meminum susunya dengan cepat. Setelah susunya habis, dia pun langsung berajak dari meja makan.

"Kenn, mau kemana? Gak bareng Ayah?" Tanya Mira.

Kennan menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.

"Gak! Kenn pakek motor aja kesekolah," jawab kennan ketut kembali melanjutkan langkahnya yang semepet terhenti.

Mira menggeleng melihat sikap putrannya yang berlebihan. Sedangkan Dirga sudah tertawa melihatnya.

"Ayah!"

Dirga terdiam mendenggar sang ratu yang sudah bersuara. Baginya, lebih takut dengan seruan Mira dibandingkan dengan kehilangan perusahaanya.

"Maaf. Bu. Hehehe...."

****

Kennan turun dari motornya seelah memastikan motor kesayangannya itu aman dari jangkauan tangan nakal. Ia melepaskan helmnya dan menyimpannya kebagian dan kekiri untuk melihat sekitar.

Ah, begini rupanya sekolah yang Ayahnya kelola ini. Karena selama hidupnya, dia tak pernah memasuki sekola ini.

Namun saat kennan hendak melangkahkan kakinya memasuki sekolah, dia melihat berapa motor yang sangat familiar mendekat kearahnya.

"Kayaknya gue kenal ini motor. Tapi siapa ya?" Gumamnya.

"Woi! Bima!" Pekiknya saat tahu itu motor sahabtnya.

Yang bernama Bima itu turun dari motornya dan tak lupa menyimpan helmnya kemotor.

"Ngapin lo kesini?" Tanya kennan kebingungan. Lalu mereka bertos-ria ala cowok-cowok jaman sekarang.

KENNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang