Alvaro Dirgantara

20 1 0
                                    

Suasana perpustakaan hari ini lenggang. Entahlah, Varo tidak menjadi sebab itu. Yang ia lakukan hanya menghela napas senang. Ia bisa duduk dan menyelami buku fisikanya tanpa gangguan.

"Woi! Kencan sama buku mulu lo! "

Konsentrasi Varo langsung buyar. Ia menggeram kesal. Tapi, Evan -temannya- hanya menampilkan cengiran. Varo melirik meja pengawas. Kosong. Pantas saja Evan bisa bersuara keras.

"Mending resfreshing deh. Ada tontonan bagus di kantin"

Evan duduk disebelah Varo dan merangkul pundak temannya. Satu lagi tangannya menyingkirkan buku ke meja lain.

"Kyra bikin cowok babak belur lagi. Gila tuh cewek, makin hari makin nyentrik aja" lanjut Evan menggebu-gebu seraya membayangkan wajah Kyra.

"Ck! Males! " Varo berdecak keras. Ia meraih bukunya kembali.

"Yaelah, bro. Cuci mata kali"

"The girl actually makes eye pain"

Evan menggeleng-gelengkan tidak percaya mendengar ucapan Varo. Bagaimana bisa sohibnya itu tidak menaruh rasa terpesona sedikit pun saat sebagian besar cowok di sekolah ini memuja kecantikan Kyra.

"Heran gue sama lo. Padahal Kyra tuh ya, beuh cantiknya gak diraguin. Body juga jangan ditanyain. Seger banget deh pokoknya " Evan berusaha menggambarkan kemolekan Kyra dengan imajinasi liarnya.

Varo mendengus. Mempunyai teman yang berotak gesrek, ternyata mampu juga memengaruhi pikirannya. Varo menggelengkan kepalanya.

Ia tidak berminat sedikit pun pada berandalan itu. Selama bersekolah disini, Varo sangat sering mendengar obrolan lewat mengenai aksi beringas cewek itu. Hanya saja dirinya benar-benar tak tertarik menyaksikan seperti yang lain.

Karena, Varo selalu jauh dari masalah. Dan cewek yang penuh masalah, bukan tipe Varo sedikitpun.

Varo bergidik. Apa bagusnya dari gadis itu?

"Kenapa lo pada ngefans banget sama tuh cewek? Heran gue "

Mata Evan melotot hampir keluar, "Lebih heran gue ke lo. Mata lo katarak apa gimana sih? "

"Sialan! Mata gue bersih dari penyakit apapun "

"Nah! Sekarang lo lihat nih" Evan menyodorkan ponselnya. Foto Kyra yang tercyduk tengah duduk dan mengangkat satu kakinya di kursi kantin.

"Menurut lo? " tanya Evan menaikturunkan alisnya.

Varo mengendikkan bahunya. "Biasa" Ia lantas mengembalikan ponsel temannya dengan reaksi tidak tertarik.

"Emang goblok lo! " Maki Evan.

"Lebih goblok lo pada muja-muja cewek gak bener gitu" balas Varo sedikit sarkas.

"Coba kalo Kyra cewek baik, haduh makin gila gue. Kyra bad girl aja banyak saingan gue"

"Cih. Lanjutin aja halusinasi lo "

Setelah melontarkan kalimat itu Varo segera beranjak keluar perpustakaan. Percuma, teman-temannya memuji Kyra didepannya sampai mulut berbusa. Varo tidak peduli. Dan Varo yakin ia tak akan pernah peduli.

Alvaro Dirgantara.

Cowok cool, penyandang predikat satu di sekolah, dengan segudang prestasi lain yang mengharumkan nama SMA Pelita.

Varo benci kerusuhan. Dan Varo cukup bersih dari kata masalah. Itu sebabnya Varo begitu tak menyukai teman-temannya memuja Kyra.

Memangnya apa yang bisa dibanggakan dari Kyra sejauh ini? Wajahnya? Tubuhnya? Atau segala image buruk yang melekat pada Kyra?

Varo benar-benar tak habis pikir. Ia menganggap bahwa Kyra bukan sepenuhnya perempuan. Itu asumsinya. Entah apa sebagian diri cewek itu. Varo menekankan bahwa ia tidak peduli.

Varo sangat menyayangi hidup tenangnya.

***

Ayyumii95

Author abal-abal yang pengen tenar :v

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang