1. Cowok Sialan

11 1 0
                                    

Kyra melipat kedua tangannya didepan dada. Raut wajahnya sangat terlihat malas. Berkali-kali ia menguap, bosan mendengar ocehan guru didepannya. Hanya dibatasi meja kayu.

"Kyra! "

Bu Sandra menyentak lamunan. Rasanya sudah jengah menghadapi orang yang sama setiap harinya. Ditambah pula, raut wajah Kyra yang begitu santai, seolah ini adalah hal yang biasa saja. Ubun-ubun dan kepala Bu Sandra terasa memunculkan asap.

Kyra menoleh sebentar. Memutar bola matanya malas. Lantas, ia menyilangkan kakinya. Tidak ada satu omongan pun yang Kyra dengar. Ibarat angin yang berlalu.

"Ini surat panggilan untuk orang tua kamu, meskipun mereka tidak datang. Kamu saya skor lima hari, atas dua pelanggaran hari ini"

Tangan Kyra meraih amplop putih yang diletakkan Bu Sandra di meja. Seharusnya guru yang masih terbilang muda itu sadar, percuma saja ia membuang air ludah.

Kyra keluar dari ruangan yang paling bosan untuknya. Setelah sebelumnya membanting pintu. Persetan kalo pintu itu copot. Rekeningnya lebih dari cukup kalo hanya untuk mengganti satu pintu ruangan. Bahkan, kalo mau Kyra bisa membeli aset sekolah ini. Sayangnya, Kyra tidak akan melakukan hal tidak berguna itu. Menurutnya sih.

Dua pelanggaran? Kyra tentu tahu apa saja. Yang pertama, ulahnya saat dikantin tadi. Membuat wajah Raka tidak berbentuk. Dan, kedua karena sekolah mendapat laporan dirinya mengikuti balapan liar. Untuk poin yang kedua, Kyra menggeram.

Harga dirinya terluka karena pengadu sialan yang belum ia ketahui siapa.

Seorang Kyra tidak akan tinggal diam. Ia akan mencari tahu pengadu itu. Plus dengan pelajaran yang tak akan terlupakan.

"Gimana, Ky?" tanya Hellen.

Pertanyaan retoris. Hellen sudah hapal apa jawabannya.

"Wah, enak juga lo" sahut Zea.

"Cabut? "

Kyra mencangklek tas yang kosong dibahu kanannya.

"Jam berapa nih? "

Hellen mengangkat tangan kirinya. Jam tangan brandid yang baru saja dibeli semalam bertengger disana.

Zea menggeplak kepala Hellen. "Gaya lo! Biasanya cabut juga gak pake waktu"

"Anjing, ini kepala, bego! " Hellen menyalak dengan keras.

"Yang bilang kelapa siapa, bego? " balas Zea.

Kyra mendengus. "Berisik! "

Dua sejoli yang ribut itu tersentak. Bibir mereka langsung terkatup rapat.

"Oke oke. Cuss cabut" Hellen ikut mencangklek tasnya dan segera berlari sambil sesekali melompat.

"Bocah " cibir Zea melihat kelakuan Hellen.

"Bocah juga temen lo, njing " balas Kyra sambil berlalu.

Zea bergegas meraih tasnya. Menyusul. "Temen lo juga, babi"

Kyra hanya mengendikkan bahunya. Langkahnya berjalan pasti menuju parkiran. Area koridor sudah sepi. Maklum, jam belajar sudah masuk kembali. Kyra tidak takut kalo sampai bertemu guru saat akan cabut begini. Ia sangat pandai berkelit.

So, Kyra lantas melempar tasnya ke jok mobil. Ia langsung ke dalam mobil mewahnya. Ferrari F60 America. Mobil yang sangat terbatas keberadaannya. Dan, seorang Kyra bisa memilikinya. Sungguh, menakjubkan.

Hellen duduk sendiri dibangku belakang. Pasalnya hari ini memang jatahnya duduk sendiri dibelakang. Dan besok, mungkin akan bergantian dengan Zea dan duduk disebelah Kyra. Begitu seterusnya.

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang