Pahit #1
CANDU PAHIT
( September 2017 )TEMANGGUNG - sedang membuka notebook kecil menuju wisudanya
yang entah kapan terakhir kali Ia berada di titik frustasi
seperti ini. Lelaki berkulit sawo matang ini hampir dua hari
lamanya tak dapat memejamkan matanya hanya demi
menjadi formalitas keluarganya, hingga Ia berjalan keluar
dari zona yang menurut dia tak mudah dijalani, Ia membutuhkan
sebongkah tembakau yang manis dan sedikit pahitnya
kopi hitam khas kotanya.
Di ujung koridor kafe yang hampir setiap malam ia datangi hanya untuk mencicipi satu gelas kopi pahit dengan tembakau khas yang di
tawarkan demi menambah candu mulut untuk terus menghisap demi
sebuah inspirasi tugas akhirnya yang semakin hari semakin menambah
beban pikirannya. Suasana yang seperti biasa, sepi, tanpa penganggu, ya beginilah yang ia cari, tak banyak yang menjamah tempat ini, suasana
tenang dalam dinginnya malam yang menjadi inspirasinya. Sesaat ia mulai
mencari imajinasi dengan memejamkan matanya, satu menit terasa lama hingga 5 menit ia pejamkan mata, tiba tiba sosok wanita telah duduk di depannya dan keriuhan terjadi dalam benak lelaki itu."Maaf ya". ujar wanita yang berada di depan tempat lelaki itu.
"Untuk apa meminta maaf". tanyanya kepada wanita yang tiba tiba
mengerutkan bibirnya.
"Aku habis main sama temen temen ku". sambil menegang tangan
lelaki itu.
Itu adalah 1000 kata yang hampir setiap kali ia tak mengabari
lantaran ia ungkapkan demi lelaki yang ia cintai saat ia merasakan sepi.
Lelaki itu sudah paham apa maksud wanita yang ia tunggu hingga
setengah kopinya sudah ludes di lalap mulutnya sendiri. Wanita yang me
nurutnya sangat mudah mencarinya itu tiba tiba mengangkat handphone
yang berdering sekali saja dan dia meminta izin untuk berbicara sejenak, lelaki itu mempersilahkan, wanita itu kemudian beranjak dari tempat duduknya dan mulai menjauh, hingga lelaki paruh baya itu tak dapat mendengar apa yang ia biacarakan dengan orang lain.Saat telfon mulai di matikan, wanita itu berjalan mendekatinya dan
mulai meminta izin untuk segera pulang karna ayahnya baru saja menelfone wanita itu untuk pulang. Tanpa menunggu lelaki itu mengatakan sesuatu, tubuh wanita yang tak duduk kembali langsung memegangi rambut ikal lelaki itu dan buru - buru meninggalkan tanpa sedikit kata yang ia keluarkan lagi. Lelaki itu memahami, saat apa yang ia harapkan tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan.Kopi yang ia habiskan seketika tak membuat otaknya lancar kembali
justru ia menambah secangkir lagi demi mendapatkan apa yang ia cari se
lama ini."Lelaki itu mengangkat tangan yang bertanda memanggil pengawai
cafe".
"Nambah satu lagi ?". tanya pegawai yang paham apa yang mem-
buat lelaki yang duduk itu mengangkat tangannya.
"Kopi kledung V-60". Berpesan kepada pegawai tanpa melihat menu
yang tercantum di buku.
"Oke bro". pegawai itu mulai berjalan menuju dapur.Suasana yang tetap sama tanpa ada penambahan penikmat kopi di
kota yang sepi ini. Lelaki itu tetap duduk dan masih memegangi kepala
yang nyatanya satu gelas tak dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.
hingga 10 menit penantiannya menunggu gelas kopi berikutnya memecahkan otaknya yang sedang berada dalam kerumitan."Nih bro kopimu". Menurunkan gelas berisi kopi yang panas dan ikut duduk didepan lelaki itu. Tak lain pegawai itu Rizky, teman sebaya
yang ia kenal mulai dari awal ia mendapatkan tempat duduk yang khas, Rizky yang dikenal sangat pandai untuk berbicara di depan orang baru, hingga ia bertanya kepada lelaki itu dengan pelan dan penuh hati-hati."Ada apa sampai kepalamu dibalut tangan selama ini?". tanyanya
rizky dengan menatap jelas wajah lelaki itu.
"Ah tidak apa nyet". memanggil rizky dengan sebutan itu sudah ia
gunakan sejak kedua kalinya ia datang ke kafe itu.
"Kali ini aku tau permasalahanmu bro". mulai beranjak dari tempat
duduk dan mulai berjalan ke dapur kopi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAJINASI BERAKTOR MIMPI
Proză scurtăCerita ini mengisahkan sesosok lelaki keras kepala. Namanya Randu Aji Santoso, lahir 7 Februari 1995. Kala itu sebongkah tembakau yang manis dan sedikit pahitnya kopi hitam khas kotanya menjadi teman deskripsi sebuah imajinasi tatkala lelaki itu sed...