Bagian 15

678 18 1
                                    

Tatapan mata Rachel tampak menusuk kedua orang yang menghalangi pintu masuk toilet, netra biru itu seakan lebih gelap dari lautan dalam.

"Minggir!" Rachel memerintahkan dengan dingin

Suasana hati Rachel sedang tidak bagus belakangan ini, dia tidak bisa tertidur karena memikirkan segala kemungkinan tentang Natasha palsu yang selama ini bertukar email dengannya, Rachel mematahkan otaknya hanya untuk memikirkan kenapa ada orang yang berpura-pura menjadi Natasha dan jawaban nya hanya satu, sesuatu yang buruk terjadi pada Natasha.

Natasha baik-baik saja

Rachel selalu menggumamkan kalimat itu di hatinya dan pikirannya, dia harus yakin jika Natasha dalam keadaan yang baik dan sehat, Natasha sudah berjanji padanya jika dia akan selalu ada di sisinya, There is no way she could break her promise.

"Woah aku takut!" seru Erika mengolok-olok Rachel

"Erika! Jangan seperti itu! Apa kau ingin dia menangis?" tambah Sara sinis

Erika melihat Rachel hanya diam di sana seraya menundukan kepalanya, pecundang ini berlagak hanya karena dia cantik dan para laki-laki menyukai nya, Erika tersenyum jahat.

"Lihat Sara-chan! Saat sendirian dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya untuk bertatapan dengan kita!" Erika tertawa diakhir kalimatnya 

"Erika kurasa kau tidak tahu tapi seperti itulah mental pecundang ok?" Sara menyahut, mata Sara bersinar  licik saat ia memikirkan untuk menjambak rambut Rachel dan menenggelamkan kepalanya ke dalam toilet, dia akan membuatnya tidak berani untuk ke sekolah lagi. 

Sara memberikan pandangan berarti pada Erika, Erika segera maju lalu mencengkram pergelangan tangan Rachel, dapat Erika rasakan tangan Rachel terasa sangat dingin, Erika tersenyum menghina.

"Hey apa kau setakut itu? Kami bahkan belum mulai dan tangan mu sudah sangat dingin." ujar Erika, dia menepuk-nepuk kepala Rachel secara kasar.

"Lepas." ujar Rachel sangat pelan merupai bisikan

"Hah? Katakan dengan jelas!" kali ini Sara berseru, dia merangsek maju lalu menjambak rambut Rachel kuat hingga wajah Rachel terdongak

Erika segera mencengkram kedua lengan Rachel agar dia tidak melawan, Rachel masih diam menatap kedua orang yang sedang menganiaya nya dengan tatapan dingin, ekspresi wajahnya tidak berubah masih datar tidak tersentuh.

PLAK! PLAK! 

Dua tamparan mendarat di pipi putih mulus Rachel, suara tamparan itu begitu nyaring menandakan seberapa besar Sara menaruh tenaga nya dalam tamparan itu, pipi Rachel menunjukan bekas tamparan dengan warna merah menyala.

Tubuh Rachel bergetar pelan, Sara melihat hal ini semakin kuat menarik rambut Rachel, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Rachel.

"Apa? Apa kau mau menangis? Apa dengan menangis akan ada yang menolong mu? Ah! Kau berharap Tomo datang menyelamatkan mu?"

Mendengar nama Tomo disebutkan di sini akhirnya Rachel sadar jika laki-laki itu yang menjadi inti permasalahan ini, tatapan Rachel mendingin, dia tidak habis pikir Sara menampar nya hanya karena dia cemburu kepada nya. 

Rachel bahkan tidak pernah berbicara dengan Tomo.

"Rachel, aku tahu kau menarik perhatian laki-laki karena kau tidak memiliki orang tua yang menyayangi mu, anak yatim piatu seperti mu sebaiknya mati saja!" ejek Sara, Sara tahu jika Rachel merupakan anak yatim piatu saat dia tidak sengaja melihat data Rachel di meja wali kelas nya.

Anak yatim piatu seperti mu mati saja!

Tubuh Rachel menegang, ekspresi nya membeku menatap lantai di bawah kakinya, jantungnya berpacu cepat saat otaknya menampilkan kelebatan ingatan yang hampir terlupakan.

LOLITA THE SLAVE DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang