lima

1.8K 219 6
                                    

Sedari tadi (namakamu) hanya melamun di balkon kamarnya, ada satu hal yang mengganjal di pikirannya, selepas belanja bulanan tadi, (namakamu) langsung memasuki kamar, belanjaannya ia biarkan begitu saja di lemari pendingin

Pikirannya tertuju ke pertemuannya bersama Ashilla tadi, Ashilla memang masa lalu suaminya, Iqbaal juga sudah tidak ada rasa apapun, mereka kini hanya sebatas rekan kerja.

Awalnya (namakamu) mempercayai Iqbaal, sangat mempercayainya. Tapi saat pertemuan itu, ia mulai meragukan sesuatu, ia bisa melihat jelas tatapan Ashilla ke Iqbaal sangat berbeda. Ia bisa percaya sepenuhnya sama Iqbaal, tapi Ashilla? Apakah ia bisa?

Terlebih lagi mereka satu kantor, juga rekan kerja, ia takut mereka terlibat cinta lokasi, yang namanya perasaan tidak ada yang tahu kan? Bisa saja semua berubah dalam sekejab jika Tuhan menghendaki.

Ketakutan terbesar (namakamu) adalah kehilangan suaminya, karena bagi (namakamu), Iqbaal adalah kebahagiaannya.

"Kamu kaya lagi ada yang di pikirin?"

(namakamu) tersadar dari lamunanya saat Iqbaal duduk di kursi sebelah, sambil menyuruput kopi yang Iqbaal bawa.

"Aku gapapa mas."

"Aku udah pernah bilang sama kamu, ceritain kalo itu bikin hati kamu ga tenang, ada aku sayang, ada aku yang siap jadi sandaran buat kamu."

"Aku takut mas."

"Apa yang kamu takutin sayang?" Tanya Iqbaal dengan lembut.

"Ashilla."

"Kenapa sama dia?"

"Aku takut kalian terlibat cinta lokasi, mas hati itu engga ada yang tau, aku liat tatapan Ashilla sama kamu berbeda mas, aku perempuan, aku bisa liat itu mas."

Iqbaal tersenyum kecil mendengar perkataan istrinya, hal yang wajar jika (namakamu) takut akan hal itu, Ashilla memang masa lalunya, tapi tidak menutup kemungkinan Ashilla masih memiliki rasa itu. Tidak ada yang tahu kan?

"Aku tau kamu ragu sayang, tapi satu hal yang harus kamu tau, sebanyak apapun perempuan yang datang, aku tetep milih kamu, karena kamu istriku, aku udah janji dihadapan keluarga kita, dihadapan Tuhan, aku udah janji akan selalu ada dan selalu berusaha buat kamu bahagia, apapun caranya." Ujar Iqbaal penuh ketulusan.

"Sekarang aku yakin mas, sangat yakin, maaf telah meragukan kamu, maaf mas."

"Engga masalah sayang, sekarang aku masakin kamu ya? Kamu belum makan kan?"

"Biar aku aja mas."

"Udah gapapa sayang, aku masakin kamu makanan yang enak."

"Tapi mas, itu tugas aku."

"Kali ini biarin chef ganteng yang masak."

(namakamu) hanya terkekeh kecil dan membiarkan Iqbaal menguasai dapur saat ini, sementara (namakamu) mengabadikan kegiatan memasak itu lewat ponsel.

"Mas."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Una Familia [4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang