Satu

8.2K 203 24
                                    

"Jungkook tolong kuncir rambutku!" Jiyeon berteriak

Jungkook yang mendengar istrinya itu memanggil dirinya, segera beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah kedapur. Lalu mendapati sosok Jiyeon yang sedang menyiapkan sarapan untuknya. "Tolong ambilkan disamping laci riasku yang kotak berwarna biru ada ikat rambut disana."

Tanpa menjawab Jungkookpun melakukan hal yang diminta Jiyeon. Lalu segera membawanya kehadapan istrinya."Tunggu apalagi? Ayo kuncirkan" Jiyeon bersuara ditengah lamunan Jungkook.

Pun akhirnya Jungkook dengan sangat perlahan mengatur rambut istrinya itu dengan tangannya. Walau ini pertama kalinya mengikat rambut wanita namun ia tak mau gagal sebab ini adalah permintaan istrinya. Tangan Jungkook masih sibuk mengatur helai demi helai rambut itu dan saat rambutnya sudah cukup rapih untuk dia ikat saat itu Jiyeon menoleh kebelakang kearah Jungkook yang sedang bersusah payah menguncirnya, lalu tersenyum melihat kegiatan sang suaminya itu.

Demi apapun Jungkook gugup saat ini, ia begitu gugup sehingga tidak tau cara untuk menguncir rambut karena tatapan itu. Selama beberapa detik ia terdiam membatu disana, entah mengapa hatinya merasakan sesuatu yang aneh. Ia pun tak tahu pasti apa itu yang jelas ia suka melihat Jiyeon tersenyum seperti itu kepadanya. Dan saat Jungkook tepat selesai menguncir rambut sang istri, Jiyeonpun kembali tersenyum menampilkan garis mata yang melengkung dihadapannya ditambah pipi yang mengembung menambah daftar kelucuan yang ada pada dirinya.

"Yah jangan seperti ini." Jungkook menatap sambil protes.

"Huh?" Jiyeon kebingungan

"Jangan tersenyum seperti itu, kau-eum- menakutkan." Jawab Jungkook. Jiyeon kemudian hanya mengulum bibirnya dan kembali mengaduk daging yang sedang ia pasak diatas panci.

Jiyeon tak menyangka jika sekarang Jeon Jungkook sudah resmi menjadi suaminya. Tak pernah terbayang akan hidup berdua bersama dengan pria itu. Meskipun ia sudah terbiasa akan Jungkook yang bersamanya dirumah, tetap saja ini terasa berbeda. Jiyeon harus beradaptasi sebagai seorang istri sekarang, mengurus berbagai kebutuhannya. Walau Jungkook meminta untuk tidak melakukan hal itu, tetap Jiyeon tak enak hati jika hanya menyandang julukan sebagai istri seorang CEO dari Kooku Game Corp.

Di minggu ke-2 pernikahannya tak banyak yang berubah, kini mereka tinggal di flat Jungkook yang berada dikawasan Hongdae. Padahal Jiyeon tadinya mau tetap saja tinggal dirumahnya namun Jungkook memaksa ingin menetap berdua saja.

Jungkook rasanya sudah cukup menjadi suami yang mengerti keadaan Jiyeon sekarang. Pasalnya hanya ialah satu-satunya orang yang mengetahui bahwa ia sedang mengandung anak dari kekasihnya yang sudah menikah dengan wanita lain sebulan lalu. Jika tidak ada Jungkook, mungkin Jiyeon sudah menggugurkan kandungan ini. Jungkook selalu menenangkan Jiyeon dimasa-masa sulitnya kemarin.

Trauma? Mungkin. Jiyeon masih tak mau sebenernya jika saja ini bukan Jungkook. Ia sudah tak mau terikat dengan hubungan apapun itu namanya.  Ia sudah muak. Pun jika Jiyeon tidak sedang mengandung ia mungkin tidak akan gila mau menikah dengan Jungkook. Namun, jauh dilubuk hatinya ia masih mempunyai rasa sakit yang teramat, jika mengingat akan luka yang  diterimanya akibat kekasihnya itu.

"Biar aku saja yang mencucinya." Jungkook membawa peralatan makan kami dan mulai mencucinya.

Melihat Jungkook yang begitu pengertian seperti ini kadang membuat Jiyeon heran. Memang bukan hal yang jarang, ia juga pernah beberapa kali melihat Jungkook membantu pekerjaan ibunya dulu ketika masih dirumah. Ia bahkan lebih sering mengobrol dengan ibu Jiyeon ketimbang dirinya. Tak ayal ibunya lansung menyetujui lamaran yang Jungkook sampaikan kemarin. Ia memang pandai mengambil hati seseorang.

Namun jauh dilubuk hati Jiyeon ia masih menyimpan keraguan akan Jungkook. Ketika melihatnya seperti ini, tepat dihadapannya itu masih terasa begitu asing. "Jungkook?"

TOXIC 21++ (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang