Setelah Vaidehi keluar dari ruangan, Karan berdiri menuju jendela---melihat pemandangan Mumbai dari ketinggian dan terus mengingat-ingat wajah Vaidehi. Biola berbunyi merdu di telinga Karan, rasanya belum pernah Karan melihat gadis semanis Vaidehi. Selama ini, banyak gadis yang sering Karan lihat di Mumbai, mulai dari yang tinggi seperti Hina, yang manis, yang berambut pendek atau apapun---tinggal pilih saja. Tapi tidak untuk Karan, dia pria humoris yang benci pada gadis murahan. Karan sebenarnya tertarik pada Vaidehi yang cukup sulit untuk didapatkan, bukan seperti gadis lain di luaran sana. Karan tersenyum simpul.
"Vaidehi Sharma ...," gumam Karan.
__________
Keesokan harinya, Karan datang 30 menit lebih awal ke kantor, entah bisikan apa yang memanggilnya untuk datang lebih awal. Hmm ... Vaidehi, mungkin?
Karan berjalan cepat menuruni tangga tanpa melihat sekeliling---dan benar saja, Sona yang tengah duduk di meja makan terheran-heran dengan sifat Karan. Karan bahkan tak memperhatikan Sona ataupun yang lain.
"Ada apa dengan anak ini sebenarnya? dia bersikap aneh," batin Sona.
"Karan." panggil Sona, Karan yang tengah berhalusinasi itu tak mendengar dan terus berjalan menuju pintu luar.
Kinjal yang baru keluar dari kamar juga menatap Karan yang berjalan terburu-buru.
"Kakak Karan!" panggil Kinjal.
Karan langsung menoleh, "Ya?"
Sona bangkit dari kursi dan menghampiri Karan seraya berkata, "Karan, ada apa denganmu? apa kau baik-baik saja?" tanya Sona sambil memegang bahu Karan.
Karan hanya membalas pertanyaan Sona dengan senyum sumringah, Sona menaikkan sebelah alisnya.
"Kakak Karan, kau terlihat sangat bahagia, ada apa?" tanya Kinjal. Sona menatap tajam Kinjal.
"Kinjal, aku---
"Ekhm, Karan---mari sarapan dulu. Sejak semalam kau belum makan apapun," ucap Sona berusaha selembut mungkin.
Kinjal yang merasakan kebencian Sona itupun langsung berjalan menuju meja makan.
Karan berpikir sejenak, ia sebenarnya sangat merindukan asisten barunya itu, tapi---ini keinginan Kakak-nya. Pikiran Karan semakin buyar!
"Karan!" panggil Sona.
Karan sadar dari lamunan-nya, "Ah, ya?"
"Ayo!" ajak Sona.
Karan mengangguk, "Ayo,"
__________
Karan menyetir perlahan menuju kantor, ia sebenarnya kesal dengan Sona yang memaksanya untuk sarapan. Tapi bagaimana lagi? keinginan Sona adalah perintah bagi Karan.
Saat ini, Karan berjalan menuju loby dan seperti biasa, ia dihampiri Rohan yang datang lebih awal darinya. Karan memutar bola mata tanda malas, Rohan pasti akan memberitau hal yang sangat membosankan tentang meeting dan sebagainya.
"Pak Karan---
"Rohan, apa Vaidehi sudah datang?" tanya Karan.
"Tidak, Pak. Sejak aku datang 15 menit yang lalu, aku belum melihatnya," jawab Rohan menggeleng.
Karan langsung melewati Rohan dengan rasa kecewa. Rohan mengejar Karan sembari berkata, "Pak Karan, hari ini jadwal---
"Tidak, Rohan. Kali ini aku sedang malas, kau bisa berikan pekerjaan itu pada Satya, oke?" sahut Karan lalu berjalan cepat menuju lift dan memuju ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Uff
RandomHappy reading:) __________ Karan adalah adik dari seorang pengusaha muda bernama Sonakshi. Karan sangat mencintai sang kakak dan siap memberikan nyawanya jika sang kakak meminta. Suatu hari, Karan jatuh cinta dengan Vaidehi---sekretarisn...