WIWY 16

43 12 8
                                    

Saat ini, Ari dan Jasmine sedang menikmati makan siang mereka, di salah satu restoran seafood di bagian barat Jakarta. Bertepatan dengan hari off Jasmine bekerja, Ari mengajak Jasmine berkeliling menikmati kota Jakarta. Padahal bukan tempat yang mewah, tapi Jasmine sudah sangat gembira setiap Ari mengajaknya pergi keluar. Terkadang, Ari berpikir bahwa Jasmine yang sudah bekerja keras, pantas menikmati waktu senggang sebentar untuk merefresingkan pikiran serta tubuhnya.

Tidak terasa, sudah tiga minggu Jasmine bekerja dengan Ari. Semakin hari, dua orang yang masih berstatus teman itu semakin dekat. Jasmine semakit nyaman dengan Ari dan mulai menyayangi lelaki itu. Ari yang sebelumnya memang sudah menyukai Jasmine, bertambah menyukainya ketika mereka semakin dekat. Ari mengerti dan tau bagaimana seorang Jasmine yang membuatnya sangat terobsesi untuk mendapatkannya.

"Jasmine...," panggil Ari saat mereka sedang menikmati dessert dengan tenang.

"Kenapa, Kak?" tanya Jasmine yang masih menikmati dessertnya sembari menatap Ari.

"Aku tau. Kita mengenal satu sama lain itu masih sangat baru, tapi aku pikir itu sudah cukup mengingat kita sudah lumayan lama kenal." Terdengar suara deheman Ari yang membuat Jasmine menatapnya tanpa henti. "Aku mau nanya, Apa kamu mau jadi pacarku?" sendok yang di pegang oleh Jasmine terhempas begitu saja di atas piring dessertnya. Mendengar pengakuan Ari yang begitu tiba-tiba membuat Jasmine sangat terkejut. Hingga tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Maaf, Kak," ucap Jasmine yang tidak enak dengan Ari.

"Enggak papa, Aku udah tau jawabannya dari reaksi kamu." Senyum palsu, itu yang di tunjukkan Ari kepada Jasmine. senyuman itu benar-benar sangat menggangu mata Jasmine saat melihatnya.

"Kenapa, sih, Kak? Belum dengar udah ambil kesimpulan sendiri." kesal Jasmine menatap Ari. "Aku itu Cuma terkejut aja karena Kakak tiba-tiba ngomong kayak gitu tanpa aba-aba."

Ari tertawa pelan. "Jasmine, aku ini mau nembak kamu, bukan mau foto kamu. Mana ada nembak pakai aba-aba."

Jasmine memegang lehernya merasa malu karena perkataan Ari. "Iya, sih, tapi Aku terkejutt, Kak."

"Oke ... Aku minta maaf," sesal Ari.

"Enggak-enggak. Maaf buat apa? Aku terima, Kakak." Ari membenarkan duduknya sambil menatap lekat Jasmine.

"Kamu serius?"

Jasmine mengangguk.

"Jangan main-main, ya, Jasmine." lagi-lagi Jasmine mengangguk.

"Terima kasih," ucap Ari lalu melanjutkan makannya dengan senyuman yang terukir.

'Ha??? Gitu aja?' batin Jasmine melihat reaksi Ari yang biasa saja.

'Baiklah, aku terlalu berharap Ari seperti cowok yang ada di sinetron,' kata Jasmine dalam hati, menyelesaikan makanannya.

"Setelah ini aku akan mengajakmu membeli sesuatu yang kamu mau."

"Yang ku mau?" tanya Jasmine mengulang ucapan Ari.

Ari mengangguk'

"Untuk apa?" tanya Jasmine yang masih bingung dengan maksud Ari/

"Iya. Hitung-hitung hadiah hari jadian kita," jelas Ari yang membuat Jasmine tersipu.

"Tapi aku belum gajian, Kak. Aku enggak bisa belikan Kakak sesuatu."

"Aku enggak minta, Jasmine. Ini hanya keinginanku aja." Menggenggam tangan Jasmine yang berada di atas meja.

Jasmine mengatakan terima kasih atas semua yang telah Ari lakukan untuknya. Di hari resmi hubungannya dengan Ari, Jasmine hanya berdoa agar mereka terus bersama. Walaupun, di lubuk hati Jasmine paling dalam, dia sangat takut Ari akan tahu kebenaran masa lalunya dengan Jere dan Ari akan meninggalkannya. Jasmine sudah memikirkankan hal itu dan tidak tau apa dia siap dengan konsekuensinya ditinggalkan oleh Ari, tapi selama itu belum terjadi Jasmine akan terus menikmati kebersamaannya bersama Ari. Lagi, Jasmine berdoa masa itu tidak pernah datang-memohon agar hubungannya dengan Ari adalah awal dari kebahagiaannya.

Keputusan Terburuk #ODOC #TheWWG ( ONGOING DREAME )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang