IBU-PERTIWI

66 9 2
                                    


Bu,
Aku tahu usia mu sudah tak lagi muda. Sekarang dirimu butuh banyak bantuan, butuh banyak relawan dengan penuh keikhlasan.
Bu,
Di usiamu yang tak lagi muda,  ujianmu bukan semakin sedikit. Tetapi semakin hari semakin menghimpit, menghimpit hingga ke dalam kulit.
Bu,
Di awal tahun kita sudah berdiskusi dan mencari inspirasi, hal apa yang akan kita lalui. Dalam isi kepala yang berantakan ini tak sedetikpun aku berpikiran, bahwa rencana yang kita susun bisa begitu berantakan layaknya batu bertemu palu.
Bu,
Akhir-akhir ini dirimu dihujani oleh kebingungan, dibelai dengan tangisan, dan disakiti oleh kerinduan. Tetapi kau tetap terseyum berseri, mendampingi mentari yang bersinar di pagi hari.
Bu,
Kenapa engaku begitu kuat.
Kenapa engkau begitu tangguh.
Dan masih banyak kenapa yang ingin ku tanyakan, akan tetapi aku tidak mau melihat ibu lelah menjawab dari setiap pertanyaan
Bu,
Maafkan kami yang selalu saja menjadi beban.
Maafkan kami yang kurang perhatian.
Maafkan kami yang yang selalu keterlaluan.
Bu,
Tetapi tuhan selalu perhatikanmu, tuhan tahu dirimu lelah, mungkin semua yang terjadi karna kau butuh membuang lelah. Langit yang kembali biru, pantai yang kembali indah dari sampah, dan gunung-gunung yang kembali hijau ditemani dengan kicau, itu kan yang sebenarnya engkau mau bu?.
Bu, 
Satu kata untukmu
"Terimakasih"

SURAT SUARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang