Pengumuman liburan dulu terasa sangat menyenangkan, layaknya anak kecil yang di acungkan permen kesukaan.Tempat liburan yang ditata, jadwal yang disusun, keuangan yang diatur agar semua waktu libur bisa di bantai dan dihabiskan.
Walau ada kalanya satu, dua rencana yang belum terwujudkan. Masih dalam banyangan dan angan yang sedang di bicarakan. Tak apa, mungkin semua itu menunggu waktu.
Tapi akhir-akhir ini, aku mendengar kata liburan begitu menyedihkan, begitu menggores perasaan, memutar otak hingga kebingugan.
Apakah kau juga sama.
Jika kita sama, mungkin saat kau baca ini kau juga sama sedang menjadi tahanan kamar yang semakin hari semakin terbakar dengan api kebosanan.
Bingung, dingding mana lagi yang harus aku tatap, sudut mana lagi yang harus aku pandang, jendela mana lagi yang harus aku singgahi, cecak mana lagi yang harus ku hafal.
Tapi mau giman lagi.
Semua ini sedang terjadi.
Kita yang dulunya suka keramaian, sekarang dituntut menyukai kesendirian. sekarang waktunya, waktu luang untuk kau berbincang dengan diri sendiri. Momen langka, walau terpaksa.
Semoga dunia segera kembali seperti semula, agar kami kembali bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT SUARA
RastgeleSebuah suara yang di sisipkan melalui kata yang dimana samudra menjadi tujuannya. Sedikit di iringi kicauan-kicauan pemikiran yang butuh di sampaikan.