Himemiya Tori

1K 111 21
                                    

"Etto--Kenapa aku dipanggil kesini?" Sebuah pertanyaan terlontar dari mulutmu.

Pagi ini, setelah jam pertama usai. Kau dipanggil ke ruangan OSIS. Karena takut panggilan itu penting, kau segera langsung menuju kesana. Tapi disana hanya ada Yuzuru dan Tori.

"Maaf memanggilmu kesini (Name)-san. Apakah aku boleh minta tolong sesuatu?"

Kekhawatiran jelas tergambar di wajah Yuzuru. Entah apa yang sudah terjadi, tapi kau melihat Tori yang sedang pundung di pojokan. Karena penasaran kau langsung bertanya pada pemuda bersurai biru tua tersebut.

"Ada apa dengan Tori-kun?"

"Itu masalahnya. Bocchama tidak diizinkan datang ke pesta keluarga Tenshouin yang akan diadakan malam ini." Jelas Yuzuru.

Penjelasan Yuzuru masih kurang untukmu. Kau memutuskan bertanya lagi.

"Kenapa?"

"Kemarin, bocchama dan Suou no bocchama  bertengkar di klub minum teh. Semua hidangan jadi hancur. Jadi kaichou-sama tidak membolehkan bocchama dan Suou no bocchama untuk datang ke pestanya."

Penjelasan itu kau rasa cukup untuk menjawab kenapa Tori sangat murung hari ini.

"AKU TIDAK PEDULI DENGAN TSUKASA. AKU HANYA INGIN DATANG KE PESTA KAICHOU." Teriakan pemuda bermarga Himemiya itu yang berhasil membuat kau dan Yuzuru menoleh kearahnya.

"Tapi bocchama kau harus makan hari ini. Tadi malam kau juga tidak makan bukan? Kau akan sakit kalau tidak makan." Yuzuru mencoba membujuk Tori. Ia perlahan mendekati Tori.

"TIDAK MAU, AKU TIDAK MAU MAKAN. AKU MAU DATANG KE PESTA KAICHOU."

Kau mulai mengerti kenapa Yuzuru memanggil mu kesini. Ia menatap mu seakan meminta pertolongan untuk membujuk tuan mudanya yang sedang merajuk. Kau pun segera mendekati Tori.

Pundak kecilnya naik turun. Ia jelas  terisak-isak. Kau mulai menepuk pelan pundaknya.

"Ne, Tori-kun. Yuzuru mengkhawatirkan mu. Kalau kau tidak makan, kau tidak akan tumbuh besar lho."

Kau berharap perkataanmu mampu membuatnya menoleh kearahmu. Tapi sayangnya ia tak mengindahkan bujukan mu. Ia hanya diam sambil terisak-isak.

Kau berusaha menarik lengannya agar ia menghadap kearahmu. Sayang hal itu juga tak berhasil. Ia berusaha melawan dan menarik lengannya lagi.

Kau menatap Yuzuru. Yang ditatap juga ikut menatapmu balik. Sekarang kau mulai khawatir dengan Tori. Yuzuru bilang ia belum makan dari malam. Artinya pagi ini perutnya juga belum terisi apapun.

"Maaf membuatmu repot (Name)-san." Ucap Yuzuru sambil membungkuk.

"Aaa tidak apa-apa. Aku juga khawatir kalau Tori-kun tidak makan seperti ini."

Saat ini kau dan Yuzuru berada di depan pintu ruangan OSIS. Situasi ini memaksa kalian untuk berpikir keras.

"(Name)-san, aku punya ide."

"Apa itu?"

"Maaf kalau meminta ini padamu. Bagaimana kalau (Name)-san memasak untuk bocchama."

Kau terkejut dengan ucapan Yuzuru. Bukannya tidak mau, tapi kau tidak terlalu ahli dalam memasak. Bagaimana jika hasilnya hancur dan malah membuat mood Tori tambah turun.

"Uhm, aku sedikit khawatir. Aku kurang ahli dalam memasak."

"Tidak apa-apa. Aku akan membantumu."

'Ku rasa sesekali tak apa-apa. Dari pada Tori-kun tidak makan.'

Kau menghela napas pelan dan menyetujui usulan Yuzuru.

"Baiklah. Akan ku coba. Kita mau buat apa?"

"Bocchama suka jagung. Bagaimana kalau hidangan yang berhubungan dengan jagung."

"Hmm... Kurasa sup jagung oke. Bagaimana Yuzuru-kun? Atau itu terlalu sederhana."

"Iie. Apapun yang (Name)-san masak, ku rasa bocchama akan suka."

"Yoshh, ayo kita mulai. Semakin lama dimulai perut Tori-kun akan semakin kosong." Ucapmu dengan semangat.

××××××××

Wanginya sup merebak ke segala penjuru. Sebuah sup jagung hangat sudah berada rapi diatas meja. Sebelumnya kau sudah mencicipi sedikit dan hasilnya lumayan. Kau berharap sup ini bisa membuat Tori ceria kembali.

Kau menunggu Yuzuru yang sedang memanggil Tori. Tak lama kemudian, pemuda itu datang dengan tuan mudanya. Tori masih aja merengek tak ingin makan. Tapi Yuzuru masih sabar menghadapinya.

Sesampainya di meja makan. Tori hanya duduk diam tak mau menyentuh makanan itu. Walau Yuzuru sudah membujuk nya tapi ia tetap bersikukuh tak mau makan.

Kesabaran mu mulai habis. Kau tak tega melihat mulut Yuzuru yang berbusa-busa membujuk bocchama nya itu. Selain itu, ini makanan yang kau buat dengan susah payah, tapi Tori malah enggan memakannya.

"Sudah cukup." Kau mulai angkat bicara. "Tori-kun kau harus makan." Ucapmu tegas.

Pemuda bersurai pink itu hanya menggeleng. Ia masih mengembungkan pipinya dan sisa air mata masih jelas terlihat di ujung matanya.

"Tori-kun, jika kau tak makan artinya kau tak menghargai makananku. Dan aku akan sangat kecewa dengan itu."

Tori menoleh padamu. Wajahnya tampak berubah menjadi khawatir. Ia menunduk dan mengambil sendok yang ada diatas meja. Ia mulai menyuap dengan ragu-ragu. Tapi belum sampai makanan itu dimulutnya, ia malah berhenti. Air matanya mulai berlinang lagi.

Ia menaruh sendok itu kembali ke dalam mangkuk sup dan mengusap matanya dengan lengannya.

"Eichi-sama membenciku. Ia pasti membenci ku karena sudah menghancurkan jamuan minum teh nya." Ucapnya sambil menangis. "Dan sekarang kau juga akan membenci ku. Yuzuru bodoh, kenapa malah memanggil mu kesini. Jika tidak kau tak akan melihatku seperti ini."

Kau sempat terdiam mendengar ucapan Tori. Tanganmu mulai mengelus pucuk rambutnya.

"Siapa bilang aku membencimu?"

Ia menatapmu dibalik lengannya. "Tapi aku jadi orang yang cengeng."

"Aku tidak bilang kalau aku benci orang cengeng kok. Aku hanya tak suka jika kau mogok makan dan tidak memperdulikan kesehatanmu. Lagian ku rasa Tenshouin-san juga tak ingin kau mogok makan seperti ini."

"Apa kau menjamin kaichou tidak membenci ku."

"Ha'i." Ucapmu.

Sebuah senyum kecil terulas dibibirmu. Tori mulai membuka lengan nya. Wajahnya yang tadi tampak murung, kini sudah dihiasi dengan sebuah senyum yang merekah.

"Sekarang kau harus mengisi perutmu."

Ia mengangguk dan mulai menyuap sup itu kedalam mulutnya. Suapan selanjutnya terhenti. Ia menatap kearahmu. Kau yang ditatap malah kebingungan.

"(Name), suapi aku."

Ia menyerahkan sebuah sendok padamu. Kau menerimanya dan mulai menyuapi pemuda itu.

"Hmm... Sup mu rasanya biasa saja. Besok kau harus memasak ini untukku."

××××××××

Owatta~~~

Last chapter buat Fine.

Makasih banyak buat kalian yang udah ngeluangin waktu buat baca ff yg serba berkurangan ini. Terutama buat kalian yang udah ngevote, vote kalian buat aku makin semangat nulis. Juga buat yang udah komen. ARIGATOU GOMAZAIMASU...
*Peluk para reader~(つˆДˆ)つ。☆

I hope you enjoy gaes
Jangan lupa vote dan comment nya buat last chapter ini(。•̀ᴗ-)✧

Fine X Reader [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang