Damaged

[1] Worst

"Di dunia seperti ini hanya ada dua jenis manusia. Manusia yang buruk dan manusia yang lebih buruk."

|| DAMAGED ||

Aku tak pernah melupakan sebuah kalimat yang sampai saat ini masih membekas di hatiku. Sebuah kalimat yang aku lihat saat mendengarkan sebuah lagu di aplikasi musik. Itu lagu 'I Love You' yang di bawakan oleh Billie Eilish, penyanyi muda bertalenta yang mendapatkan banyak penghargaan dari beberapa acara award bergengsi di dunia permusikkan. Sebut saja seperti Grammy Award ataupun Billboard Music Award.

"Love is the scariest feeling in this world."

Begitulah kalimat yang dituliskan oleh Billie Eilish sebagai penggambaran dari lagunya.

Aku lalu menyadari apa yang ditulis oleh penyanyi muda itu memang benar. Cinta adalah sebuah perasaan menakutkan di dunia ini. Semua orang bisa berbuat apapun demi cinta, hal gila sekalipun. Cintak tak selalu merubah orang menjadi baik. Banyak pula cinta merubah orang menjadi lebih buruk. Segala hal di halalkan dalam cinta. Cinta tak mengenal aturan. Cinta yang berlebihan akan berubah menjadi sebuah obsesi. Dan obsesi akan merubahmu menjadi orang yang buruk. Kau akan berusaha untuk mendapatkan cintamu tanpa memperdulikan kata-kata sok bijak yang mengatakan 'cinta tak harus memiliki'.

Persetan, bukankah jika kau mencintai kau harus memiliki? Bagaimana kau mencintai seseorang jika kau tak bisa memilikinya? Omong kosong. Manusia memiliki satu sifat dasar, yaitu egois.

Itulah yang terjadi pada diriku. Perasaan cinta merubahku menjadi orang yang menakutkan. Aku melakukan segala cara demi bisa memiliki orang yang kucintai. Tak memperdulikan apapun. Semuanya kulakukan asal aku bisa mendapatkannya.

Aku Gun, nama asliku Atthaphan Phunsawat. Seorang residen psikiatri tahun ketiga di salah satu rumah sakit terbesar di thailand.

Orang-orang mungkin akan berdecak kagum jika melihat perpaduan wajah tampan dan cantikku. Tinggi badanku memang cukup pendek dibandingkan dengan tinggi badan lelaki pada umumnya. Namun itu tak bukanlah hal yang akan menjadi kekuranganku. Justru tubuhku yang mungil ini menjadi nilai tersendiri yang membuat banyak orang tertarik padaku.

Aku juga memiliki latar belakang keluarga yang cukup membuat orang berdecak kagum padaku. Aku adalah anak dari pemilik rumah sakit tempatku bekerja sekaligus yang akan menjadi pewaris rumah sakit ini. Ayahku seorang profesor dokter bedah umum sedangkan ibuku kepala dokter anestesiologi di rumah sakit ini. Beberapa bibi dan pamanku juga turut bekerja sebagai dokter di sini sekaligus menepati beberapa kursi jabatan dereksi rumah sakit.

Dengan wajah tampan dan latar belakang yang baik itu sudah cukup membuat semua orang akan kagum dan jatuh cinta padaku. Baik itu wanita ataupun lelaki mereka akan dengan senang hati memberikan seluruh hati dan tubuhnya secara cuma-cuma untukku.

Sayangnya, aku malah jatuh cinta dengan seorang lelaki angkuh dan juga berhati dingin. Namanya Off Jumpol, dia bekerja juga di tempat aku bekerja sebagai dokter bedah umum. Dia anak didik Ayahku sewaktu masih Residen.

Well, kami sudah menikah selama dua tahun. Kita menikah saat aku menjalani tahun pertama sebagai residen psikiatri dan Off menjalani tahun terakhirnya sebagai residen bedah umum

"Kau tidak akan bisa mendapatkan apa yang bukan milikmu." Itu yang diucapkan ibuku saat aku mengatakan ingin menikahi Off Jumpol. Aku bahkan mengingat dengan jelas raut kekecewaan di wajah ibuku saat mengetahui orientasi seksual putra satu-satunya. Meskipun faktanya, ibuku jauh lebih kecewa saat mengetahui orang yang ingin aku nikahi.

Dari kecil aku sudah mendapatkan semua hal yang aku mau. Ibu dan Ayahku selalu menuruti permintaanku. Bahkan saat aku ingin kuliah kedokteran di Amerika Serikat dengan berat hati Ayah dan Ibuku menuruti kemauanku walaupun aku tau saat itu mereka tak rela untuk melepaskanku hidup sendiri di negara asing. Dan seperti yang aku katakan di awal, semuanya dapat dihalalkan dalam mendapatkan cinta. Maka saat aku jatuh cinta dengan seseorang, aku akan melakukan segala hal untuk membuatnya menjadi milikku.