Manis Pahit
.
.
.Dua tahun dapat banyak mengubah seseorang. Dan Haruno Sakura tidak berbeda, dia dulu berpikir hidupnya adalah serangkaian kemalangan dan sampai dia hampir kehilangan bahwa dia menyadari hidupnya hanyalah symphony yang pahit. Hanya ada satu keinginan sesat, tetapi dia membuat satu keputusan yang tidak tau benar atau salah.
Dan keputusan itu adalah dia.
Haruno Sakura
Sudah dua tahun aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan mantan kekasihku ketika aku masih berstatus mahasiswi, tentunya karna sebuah alasan. Aku tidak tau pasti itu keputusan yang benar atau salah tapi ketika aku memutuskan mengakhiri hubungan kami dia nampak tidak setuju kulihat dulu dia sempat menangis ketika mencoba mengejarku. Dia sendiri katanya tidak tau apa kesalahannya kenapa tiba tiba aku memutuskan hubungan kami, padahal aku melihat bukti foto foto dia bersama perempuan lain ditempat yang tidak seharusnya dia berada disana. Tujuh hari lebih aku diteror olehnya setiap hari dia mendatangi apartemenku namun aku mengambil sikap cuek, sampai saatnya dia mengerti aku tidak ingin ditemui olehnya lagi.
Dia memberiku surat, surat itu diletakan didepan pintu apartemenku kata kata yang jelas aku ingat disurat itu 'Aku tidak akan menemuimu lagi, terima kasih untuk segalanya. Aku tetap yakin kau akan kembali padaku -US'
Jujur aku merasa hancur dan menyesal karna sudah melepasnya. Sampai saat ini aku masih mencintainya, dikamarku aku masih memajang fotoku bersamanya. Aku mengambil bingkai foto lalu mengusap dibagian wajahnya. Tuhan aku sungguh merindukannya, aku tersentak ketika sahabatku masuk ke kamarku tanpa mengetuk. Oh ya, itu sudah kebiasaannya.
"Hey kurasa kau butuh makan malam, right?".
Aku hanya tersenyum lalu mengangguk "Sudah siap?"
"Ya. Kali ini kau tidak membantuku karna kau masih menggalaukan pria itu"
"Maaf ya Ino" ucapku dengan raut wajah dibuat se-tidak enak mungkin.
Dia sahabatku Ino, kami bertemu disebuah interview waktu aku sedang melamar pekerjaan dulu dan dengan kebetulan kami tinggal di gedung apartemen yang sama dan kami memutuskan mencari unit apartemen yang memiliki kamar 2, kita bisa saja tidur dengan satu kamar dan aku berfikir mungkin kita se-waktu waktu butuh privasi untuk menyendiri atau apapun itu. Ino dia baik sekali walaupun sangat cerewet aku juga merasa sudah tidak begitu kesepian sejak aku berteman dengannya. Aku bercerita banyak tentangnya termasuk masalahku dengan mantan kekasihku dulu dan Ino sangat mengerti itu.
"Setelah ini kau mau nonton film? Tadi aku minta data film oleh Tenten" tawar Ino padaku.
Aku menengok ke arah Ino dengan wajah malas "Ini tepat malam jum'at kau ingin ber-uji nyali untuk menonton film horor?"
Ino menunjukku dengan sumpitnya "Bahkan aku belum memberi taumu film apa yang akan kami tonton"
"Aku tidak berniat jika kau memaksaku untuk menonton Fifty shades"
"Hey!!!!"
"Apa? Benarkan?"
Ino terkikik "Kali ini edisi baru Jidat, kurasa kau harus menontonya"
"Sudah kuputuskan"
Ino menatapku penasaran "Benarkan kau tertarik hahahahaha"
Aku menyatukan alisku "Aku tidak bilang aku setuju. Aku baru akan setuju jika kita nonto film Horor, ok"
Aku melihat Ino mengangguk terpaksa dengan keputusan yang ku buat sedikit lucu ketika melihat raut wajahnya. Ayolah dia mengajakku untuk menonton film yang menurutku lebih extrime dari film horor.
"Setelah itu akan ku temani kau untuk menontonnya Pig" ucapku karna aku tidak tega melihat dia merajuk seperti itu, kasihan tapi lucu.
"Lagi pula besok tanggal merah siapa peduli kita nonton filn sampai pagi" ucap Ino dengan semangat.
Mendengar ucpan Ino aku merasa perasaan yang tidak enak. Terakhir aku menemaninya nonton sampai jam 4 pagi. Ok jam 4 pagi guys kalian bisa bayangkan. Kali ini kasusnya beda seperti minggu lalu. Di minggu lalu aku menemaninya diposisi hari esoknya aku bekerja sedangkan Ino sedang mengambil cuti selama 3 hari. *malang sekali nasibmu sakura.
.
.
.Sakura terbangun pukul 11 siang, karna mereka berdua tertidur kurang lebih dijam 3 dini hari. Sakura mengumpulkan nyawa terlebih dahulu lalu mengambil ponselnya yang ada disamping hanya sekedar melihat jam saja. Gadis itu dengan malas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. hari ini memiliki rencana dengan Ino untuk pergi jalan jalan keliling mall dan taman untuk disore hari. ah paling juga Ino belum bangun pikirnya karna sahabatnya Itu jika tidur seperti orang mati dan sangat susah dibanguni.
Tapi dugaannya salah ketika ia keluar kamar melihat Ino dengan tampang berantakan sedang membuat coklat hangat.
"Kau tidak bersiap? Sebentar lagi jam makan siang, kita makan diluar sekalian saja" ucap Sakura
"Hem, kau lanjutkan ini, aku mandi dulu" ucap Ino.
Sakura hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan Ino yang sebelumnya membuat coklat hangat untuk dirinya dan Ino. Sakura pun bingung apa yang merasuki temannya itu. Ino mungkin belum mengumpulkan nyawanya tapi dia langsung berkutat dengan dapur.
🌸🌸🌸
Saat ini mereka berdua sudah sampai mall dan memasuki salah satu restoran yang ada disalah satu mall untuk makan siang. Setelah makan mereka lanjut untuk memanjakan diri untuk berbelanja.
"Mampir ke toko pernak pernik dulu ya, aku mau membeli kuteks" ucap Ino
Responku hanya mengangguk dan aku juga mungkin ingin membeli salah satu yang ada disana. Setelah itu kami pergi ke toko baju dan sepatu untuk membeli yang aku butuhkan.
2 jam kemudian
Sakura dan Ino masing masing sudah menenteng belanjaan mereka, belanjaan mereka bisa dibilang cukup banyak bahkan sangat banyak karna kedua tangan mereka menenteng banyak belanjaan bahkan belanjaan Ino sempat jatuh dan terjepit di lift.Sakura tertawa melihat Ino, dia tidak seperti Sakura tidak merapihkan belanjaan terlebih dahulu ketika ingin membeli barang yang lainnya. Kali ini mereka belanja melebihi kapasitas haha, karna setelah ini mereka harus pergi belanja untuk melengkapi bahan makanan untuk seminggu kedepan.
Sakura
Aku tertawa melihat Ino yang sedari tadi sangat kerepotan, Ino memang kurang rapih tidak sepertiku. Dia tidak merapihkan belanjaannya ketika ingin membeli barang lainnya. Aku masih menertawainya sampai aku tidak melihat jalan dan menabrak seseorang.
BRAK
"Maaf, maaf tuan saya tidak sengaja" ucap Sakura. Sedangkan Ino membeku melihat siapa yang ditabrak oleh Sakura.
Aku membereskan barang bawaanku tanpa melihat orang yang aku tabrak, lalu aku mengambil ponsel pria itu yang sempat terjatuh gara gara aku. Aku tersentak ketika pria itu memegang pergelangan tanganku.
"Sakura ini kau?" ucap pria itu.
Aku terdiam ketika mendengar suara yang sangat aku kenal dan aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya, aku terkejut bukan main.
"Sasuke-kun" ucapku dengan suara pelan.
Jangan salah paham, aku bukan kaget melihat Sasuke, yang buat aku kaget ketika dia sedang menggandeng bocah laki laki yang kira kira usianya sekitar 5 tahun itu. Anak itu berambut hitam dan memiliki mata yang sama seperti Sasuke. 'Apa itu anaknya?' batinnya. Dadaku langsung sesak ketika melihat anak itu juga membantu mengambil barang bawaanku dan menatapku, aku mencoba untuk tidak menangis karna melihat pandangan yang ada didepanku, aku meminta maaf sekali lagi karna sudah menabraknya lalu dengan terburu buru aku mengajak Ino untuk pergi dari tempat Itu."Bibi itu kenapa pa..." tanya anak itu pada Sasuke tapi ucapannya terpotong karna melihat ice creamnya jatuh dan berteriak "ICE CREAMKU!!!"
Nah ini aku kasi sedikit bocorannya 😁 nextnya kapan2 ya 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
BitterSweet
RandomDua tahun dapat banyak mengubah seseorang. Dan Haruno Sakura tidak berbeda, dia dulu berpikir hidupnya adalah serangkaian kemalangan dan sampai dia hampir kehilangan bahwa dia menyadari hidupnya hanyalah symphony yang pahit. Hanya ada satu keinginan...