MASUK KE HUTAN

6 5 0
                                    

#PART 2

Dushan terus menatap para bidadari yang sedang menari di sekeliling api. Ia tidak berani lebih mendekat lagi. Namun ia terpesona dan tidak mau pergi.  Akhirnya ia duduk perlahan di bawah pohon oak dan menonton. Ia seperti tersihir dan menunggu apa yang akan terjadi.

Para gadis penari bersayap itu tiba tiba menjauh dari api unggun. Mereka menari di bawah sinar bulan di dekat persembunyian Dushan. Dushan sangat terkejut saat mendengar betapa merdu suara mereka.

“Waaah…” Dushan berseru agak kencang.

Seketika para bidadari cantik berhenti menyanyi. Udara di sekitar berputar karena kepakan panik sayap mereka. Para bidadari mencari pengganggu yang diam-diam masuk ke hutan mereka.

Mereka akhinrya menemukan Dushan di bawah bayangan pohon oak. Mereka mendekat dengan mata menyala marah. Di saat itu juga, tiba-tiba Dushan tidak bisa bicara dan melihat lagi. Dushan merasa dirinya berada di dalam kegelapan. Matanya tidak bisa melihat apapun. Bibirnya pun tak bisa bergerak.

Dushan mengulurkan tangannya seperti meminta tolong dan meminta maaf pada para bidadari. Namun kini para bidadari sudah tidak memerhatikan dia lagi. Mereka sudah kembali menari dan menyanyi. Dushan mulai menangis. Tak ada yang bisa menolongnya untuk keluar dari kegelapan hutan itu.

Tiba tiba Dushan teringat akan biolanya. Maka ia mulai duduk tegak dan memainkan biolanya. Ia memainkan biola sambil membayangkan hutan yang gelap bercahayakan bulan. Dengan musik, ia bercerita tentang merdunya suara para bidadari. Ia lalu memainkan musik sedih yang menggambarkan kesedihan hatinya karena tak bisa melihat dan bicara.

Para bidadari tiba-tiba berhenti menari dan mendengarkan lagu Dushan. Ketika Dushan berhenti memainkan biolanya, para bidadari seketika pergi berpencar. Mereka mencari daun-daun obat untuk mematahkan sihir mereka sendiri.

Next part selanjutnya.....Bersambung.......

(Jangan lupa follow,comment,vote,and share ya)



PENGHUNI HUTAN PERAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang