Mild saat ini sedang berada di kantin. Matanya fokus membaca sebuah buku yang sedari tadi dipegangnya dengan tangan yang sibuk menyuapkan kerupuk ke mulutnya.
"Mild.."
Mild menolehkan kepalanya kearah dimana seseorang memanggilnya. Matanya terbelalak melihat orang itu duduk tepat didepannya.
"P'Mew" ia menolehkan kepalanya melihat sekitar. Semua orang sedang menatapnya, "Phi, sedang apa disini?" tanya Mild bingung.
"Kalian bertengkar?" tanya Mew sembari melirik Gulf yang menatap Mild sedaritadi.
"Tidak."
"Jujur padaku."
"Tidak, phi."
"Mild!"
"Iya, aku marah padanya."
"Karena?"
"Dia menghinamu, dan aku tidak suka itu."
"Mild.." Mew memegang tangan Mild yang berada diatas meja. Ia tidak mempedulikan tatapan bingung dari orang-orang yang melihat mereka saat ini.
"..." Mild hanya diam sambil menatap Mew yang saat ini tersenyum kepadanya.
"Aku tau kau menyayangiku.." ucap Mew sembari mengeratkan genggamannya pada tangan Mild, "-tapi bukannya kau lebih mengenal Gulf, bukankah kau bilang dia memang orang yang suka berkata tanpa berpikir akan menyakiti orang lain atau tidak. Jangan seperti ini, dia sepertinya menangis semalaman karena merasa bersalah padamu" jelas Mew.
"..." Mild mengalihkan pandangannya kearah Gulf yang saat ini menatapnya sedih.
"Bukankah itu P'Mew? Kenapa dia mendekati Mild?" tanya Gawin pada Gulf yang saat ini melihat Mild dan Mew sedang berbincang.
"..." Gulf diam. Saat ini perasaannya sedang sedih, ditambah lagi ia melihat Mew mendekati Mild yang duduk tak jauh dari tempatnya. Ada sedikit perasaan tidak suka melihat Mew menggenggam tangan Mild.
"Gulf.." panggil Gawin sambil menepuk pundak temannya yang terlihat melamun.
"Aku tidak tau.." jawab Gulf singkat. Ia kembali memakan nasi gorengnya. Mencoba mencaritahu dalam pikirannya sendiri hubungan antara Mew dan sahabatnya, Mild.
┉
•
•
•
┉Hari ini, Mew tidak memiliki jadwal kuliah. Niatnya ingin menghampiri Gulf, tapi setelah melihat Mild yang duduk di kursi berbeda dengan Gulf, dia lebih memilih menghampiri sepupunya itu.
Setelah mendengar semua cerita Mild, Mew mencoba memberikan sebuah nasihat. Karena setahunya Mild itu sangat menyayangi Gulf, bahkan dia sampai rela terluka waktu menolong Gulf dari preman, sedangkan dia tau sendiri bahwa dirinya tidak pandai berkelahi.
"Aku akan membatalkan perjodohanku.."
"Hah?"
"Aku akan melepaskannya."
"..."
"Maafkan dia.." Mew berdiri dari duduknya. Ia menepuk pelan kepala Mild kemudian berjalan keluar dari kantin, meninggalkan Mild yang ditatap heran oleh semua orang yang ada disana.
"Mild, apa hubunganmu dengan P'Mew?"
"Kalian berkencan?"
"Kalian saling mengenal?"
"Apa dia sering memanjakanmu seperti tadi?"
Berbagai pertanyaan dari para penggemar Mew kepada Mild, membuat sang empunya jadi bingung harus menjawab apa.
Mild beralih menatap Gulf yang saat ini menunduk dan Gawin yang sedang duduk disamping Gulf yang saat ini memperhatikannya. Teringat kata-kata Gulf yang membuatnya emosinya memuncak, bercampur dengan perkataan Mew yang membuatnya semakin merasa kesal pada sahabatnya.
"Aku kekasihnya!" ucap Mild berteriak dengan nada penuh penekanan. Matanya melirik kearah Gulf yang saat ini memasang ekspresi kaget walaupun tidak terlalu terlihat olehnya. Setelah mengatakan hal itu, Gulf mengambil bukunya yang berada diatas meja. Ia meninggalkan meja yang ditempatinya dan berjalan mendekat kearah Gulf dan juga Gawin.
"Mild....!" Gawin berdiri dari duduknya. Ia ingin menghampiri Mild dan bertanya tentang apa yang dikatakannya barusan.
"Kau sudah dengar, Gulf?" tanya Mild dengan ekspresi datarnya.
"..." Gulf hanya diam. Ada perasaan sedih dan kecewa, tapi ia tidak tau maksud dari perasaannya itu.
"Dia akan membatalkan pertunangan kalian, karena dia lebih memilihku..." Mild berbicara masih dengan mata yang fokus pada ekspresi dari wajah Gulf, "—jadi, jangan khawatir. Karena kekasihku tidak akan mengganggumu lagi!" ucap Mild dengan penekanan pada setiap kata yang keluar dari mulutnya. Ia kemudian berjalan pergi, meninggalkan Gulf dan Gawin.
•
•
•-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
REMORSE
Fanfiction"Aku mencintaimu dan selamanya akan seperti itu, sampai aku merasa lelah dengan rasaku sendiri."-Mew Suppasit "Apa aku tidak memiliki kesempatan untuk bersamamu lagi? Maaf, karena cintaku datang terlambat."-Gulf Kanawut Bagaimana akhir dari kisah ci...