Random 1 (Yucan)

101 6 26
                                    

Mengembuskan napas lelah, Chanwoo merasa bosan menunggu Yugyeom yang sejak tadi tidak berpindah dari tempatnya berdiri. Pemuda itu masih sibuk menunduk di bawah kap mobil yang terbuka sambil mengutak-atik bagian-bagian yang tidak Chanwoo mengerti.

"Sampai kapan, Kim Yugyeom? Aish, aku jamuran menunggumu di sini."

"Sabar, gendut. Sebentar lagi. Aku akan membawamu ke sirkuit setelah ini." Chanwoo berdecak malas lalu membuka ponselnya dan bermain game. Mengalihkan rasa jengkelnya pada sang kekasih yang sedang sibuk dengan mobil balapnya. Sepuluh menit Chanwoo bermain, dia membanting ponselnya hingga memantul di atas sofa yang dia tempati.

"Yaaa! Tidak bisakah kau meninggalkan itu dan memanjakanku? Moodku bisa hilang jika kau terus-terusan seperti ini." Yugyeom tidak menyahut dan masih mengutak-atik sambungan aki.

"Kim Yugyeom!"

"Yugi!"

"Kyumm!"

"Yugyeom hyung!"

"Jelek!!!"

"Aish, begundal ini." Chanwoo mendesis kesal karena Yugyeom tidak merespon semua panggilannya. Chanwoo tidak menyadari Yugyeom yang tersenyum geli sambil menunduk di bawah kap.

"Tidak bisakah kau memanggil dengan nada dan sebutan yang baik untuk kekasihmu, Chanwoo-yaa?" Chanwoo sudah mendelik dan berdiri karena mendengar ucapan Yugyeom. Bahkan pemuda itu tidak menghadap ke arahnya saat berbicara. Semakin membuat Chanwoo merasa jengkel dengan pemuda jangkung itu.

"Kau tuli, jelek! Ish terserah kau saja. Aku mau pulang." Yugyeom menoleh dan mendapati Chanwoo merapikan jaket dan tas punggungnya. Dia tertawa pelan lalu menghampiri pemuda itu, mengecup pipinya singkat dan berlalu ke wastafel yang tak jauh dari tempat mereka.

"Tunggu di dalam mobil." Chanwoo mengangkat tangannya dan hampir saja melayangkannya ke arah Yugyeom. Terlampau kesal dengan kecuekan pemuda itu.

Chanwoo berjalan dengan menghentakkan kaki dan masuk ke dalam mobil Nissan merah milik kekasihnya. Membanting pintu dengan keras dan memandang sosok Yugyeom yang mencuci tangan di wastafel. Chanwoo kemudian mengedarkan pandangan di dalam mobil. Melotot imut saat melihat sebuah stiker lebah dengan tengkorak putih yang menjadi latar belakangnya. Chanwoo ingat ini, lebah adalah logo yang dia gunakan untuk misi dan while skull adalah logo milik Yugyeom. Diam-diam dia tersenyum dan iseng membuka dashboard yang ada di depannya. Lebar mata Chanwoo bertambah saat melihat disana ada kotak kondom dan juga lube yang tentu saja dia hapal.

"Untuk apa si jelek itu menaruhnya di sini?" desisnya kesal kemudian menutup dashboard keras-keras. Dia kembali mengedarkan pandangan hingga pintu di seberangnya terbuka dan Yugyeom masuk dengan wajah datar.

"Sabukmu," ujar Yugyeom pelan sambil menutup pintu. Chanwoo mendengkus, meraih sabuk pengaman dan memasangnya dengan baik. Yugyeom memutar kunci dan mesin menyala dengan mulus. Suaranya halus, mengindikasikan tidak ada masalah berarti yang bisa membuat Yugyeom batal menggeber mobilnya.

"Kau tidak memakai sabuk? Jangan sok kau. Nyawamu tidak dijual bebas di pasar hewan. Jika kau kecelakaan dan mati kau tidak bisa mengembalikan nyawamu." Yugyeom menoleh dan memandang Chanwoo dengan raut geli.

"Kenapa sedari tadi kau sangat cerewet seperti gadis PMS, hm?" Chanwoo mengalihkan wajahnya dan menatap depan. Enggan beradu mulut dengan Yugyeom yang pasti akan membelokkan semua kata-kata yang dia lontarkan.

"Kau yang lebih tembok daripada si Sehun." Chanwoo mendumel kesal, membuat Yugyeom menarik kepalanya dan mengulum bibirnya sesaat.

"Aku dengar itu, gendut. Sudah jangan ngambek, aku tahu apa yang kau inginkan sekarang." Yugyeom kembali fokus pada kemudi dan menjalankan mobil keluar dari pit stop menuju ke sirkuit milik Sehun. Meninggalkan Mark yang masih serius dengan mobilnya di bangunan sebelah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random cutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang