bab 3. akhir cerita

12 1 0
                                    

Christy : “ Guys, aku punya ide nih agar si pintar enggak berani melawan kita lagi.”

Fany : “ Memang apa caranya?”.

Kemudian mereka bertiga berbisik – bisik.

Desi : “Yakin nih? Apa enggak keterlaluan?”

Fany : “Apa sih kamu Des. Aku setuju sama idemu Chris. Gimana kalau kita lakukan sekarang. Mereka juga lagi di kantin.”

Christy dan Desy : “oke siap bos.”

Brian, Tiara dan Elma sudah selesai makan. Akhirnya mereka bertiga bergegas menuju kelas karena waktu istirahat tinggal 15 menit lagi. Sesampainya di kelas mereka terkejut melihat tas milik Tiara yang sudah hancur karena disobek – sobek dan mereka tidak tau siapa pelakunya. Tiara langsung menghampiri meja tempat duduknya.

Tiara : “El siapa yang melakukan ini? Aku salah apa El? Ini tas kesayangan ku..” (dalam keadaan menangis).

Elma : “ Udah Ti, jangan menangis kita bakal cari pelakunya.” (sambil menenangkan Tiara).

Brian : “Lebih baik kita ke ruang CCTV sekarang.” (dengan tegap dia berjalan sambil mengajak Elma dan Tiara).

Di kelas Fany dan teman – temannya tertawa. Tetapi mereka tidak mengingat akan adanya CCTV di kelas mereka. Setelah dari ruang CCTV di jalan Tiara dan kawan – kawan sudah sangat marah karena yang Fany lakukan sudah keterlaluan dan mereka akan menasihatinya terlebih dahulu jika mereka masih bisa di ajak musyawarah. Sebelum mereka bertiga melaporkan tindakan Fany dan sahabatnya kepada guru ataupun BK. Kemudian Brian menghampiri meja Fany dan temannya.

Brian : “Fan tindakan kamu ini keterlaluan. Seharusnya kamu tidak bersikap seperti itu!” (Tegas Brian).

Teman-teman mereka terkejut melihat amarah Brian karena mereka belum pernah melihat Brian marah seperti itu.

Fany : “Kenapa sih Yan? Itu bukan urusan kamu. Itu semua urusan ku dengan Tiara. Kamu tidak berhak ikut campur. “

Brian : “Aku berhak ikut campur dengan ini semua karena Tiara adalah sahabatku. Segala hal yang berkaitan dengan sahabatku maka akan ada kaitannya dengan aku dan kamu itu sungguh tidak berperikemanusiaan. Kamu itu manusia kamu itu juga makhluk sosial seharusnya kamu tidak melakukan hal – hal yang di luar manusiawi. Merusak tas milik Tiara sudah termasuk ke dalam bullying walaupun bukan tindakan fisik, tidak hanya itu kamu juga sudah melecehkan warisan Indonesia negara kita sendiri karena kamu sudah merusak batik yang awal mulanya sangat bagus dan sekarang terlihat mengenaskan. Hal besar itu sudah kamu  anggap sepele. Dimana jiwa kemanusiaan kamu dan teman – temanmu harusnya kalian sadar bahwa nasihat yang Tiara sampaikan tadi hanya untuk mengubah sikap kalian agar lebih mencintai produk dalam negeri, bukan menyampingkan atau tidak suka dengan produk dalam negeri. Kalian boleh membeli atau suka dengan produk luar negeri tetapi kalian tetap harus mencintai produk dalam negeri jika kalian mencintai produk dalam negeri sama saja kalian mencintai Indonesia negara kita. Jadi aku harap kalian bisa sadar akan perilaku kalian itu.”

Sangat panjang apa yang diucapkan Brian tersebut menyebabkan Fany dan teman – temannya merenungkan bahwa mereka salah mereka salah bertindak. Teman – teman kelas mereka hanya mendengar nasihat Brian tidak berani membantah ataupun melerai perselisihan mereka dan mereka sungguh terkejut bahwa Brian dapat mengucapkan kalimat sepanjang itu.

Fany : “Aku sadar........,aku memang salah.....” ( sambil menangis ).

Fany : “Aku minta maaf atas perbuatan ku karena aku memang tidak sadar bahwa aku terlalu memuja dan terjerat akan produk luar negeri sehingga aku melupakan produk negeri ku sendiri. Aku sangat mencintai negeri ku yaitu Indonesia maka mulai sekarang aku akan berusaha mencintai produk dalam negeri bukti cinta ku kepada Indonesia. Aku juga minta maaf kepada Tiara atas perbuatanku tadi. Aku minta maaf Ti..”( sambil berjongkok di hadapan Tiara).

Desi dan Christy : “Kami juga minta maaf Ti..” (disebelah Fany sambil berjongkok di depan Tiara).

Tiara : “Iya aku sudah memaafkan kalian semua. Mulai sekarang aku ingin kalian mencintai negeri kalian sendiri ya, sudah kalian berdiri saja kita kan teman..” (dengan senyumannya)

Fany, Desi dan Christy : “Iya Fan, terimakasih..” (berpelukan berempat)

Elma : “Aku enggak di ajak nih..”

Fany : “ Sini El.” (akhirnya mereka berlima berpelukan).

Brian : “Karena kamu sudah sadar Fan maka aku tidak akan melaporkan kalian kepada guru. Terus bagaimana tas nya Tiara ?”

Tiara : “Sudah enggak apa – apa Yan.”

Fany : “ Bagaimana kalau kita mengantar kamu membeli tas itu. Sekalian aku juga pengen beli tas batik itu.”

Tiara : “Oke, gimana pada mau ikut?”

Christy, Desi dan Elma : “Mau”

Brian hanya tersenyum melihat keakraban mereka berlima.

Akhirnya sepulang sekolah mereka pergi membeli tas batik itu.

Ada yang mau aku kasih tau nih ke kalian, apa yaa...

Lihat aja di bawah ini 😁

Ada beberapa amanat nih yang mau aku sampaikan, boleh kan???

Hal tersebut menyadarkan kita bahwa hal sekecil apapun seperti menyukai batik dan mengoleksi ataupun membeli tas bahan batik hal itu sama saja menggambarkan bahwa kita mencintai Indonesia dimulai dengan mencintai warisan budaya Indonesia.


Dari cerita ini dapat dipetik juga bahwa kita harus mendengarkan nasihat orang lain dan jangan hanya mementingkan diri sendiri.

Oke cuma itu aja sih cerita pertama ku

Insyaallah aku bakal buat cerita selanjutnya ya

Tunggu aja

Jangan lupa vote dan commentnya

😙😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang SesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang