Bab 1 "Rintik Hujan"

541 59 6
                                    

Suara hujan berdesir keras, tapi masih ada saja sekumpulan orang datang lalu pulang. Mungkin beberapa masih mencari payung teduh di ujung jalan ataupun menunggu orang yang menyelamatkan datang....

"Apa kucoba telpon saja?" gumam seorang laki – laki jangkung dengan rambut hitam seperti baskom yang terbalik dengan mata biru berlian. Ia nampak sedikit basah kuyup dengan baju seragam yang ia bekap, agar udara tidak terus mengalir mendinginkan dirinya.

"Sepertinya ..."

Drrrrttt....Drrrttt..... tit...tit...tit..

"Ya, oh! Tobio-chan! Maaf aku sedikit terlambat. Hujan memperlambat waktu dan now, terjebak dalam macet, hehe... Apa kau basah kuyup? Kumohon sabar ya, aku menuju ke sana.. aku juga sedikit kebasahan tetapi, ahk! Lupakan saja" jawab pria di handphone Kageyama Tobio dengan nada suara yang rada cempreng tapi berkelas.

" Ettoo... tidak usah terburu – buru Oikawa-san... aku menunggu... hehe"

" Tunggu, KAU KEDINGINAN?? Kenapa suaramu nampak geragu?" sedikit berteriak suara dari handphone Kageyama

"Tidak Oikawa-san, aku hanya sedikit takut hujan akan semakin lebat. Berteduhlah sebentar, aku tidak mau kau basah kuyup saat menjemputku." Kageyama mencoba berbohong

"Apa kau mencoba menipuku? Dari suaramu aku tahu kau basah kuyup! Tunggu aku ! at least ten second i arrived at there. Jangan kemana-mana, tobio-chan"

"Tapi, Oikawa-san.."

"Kututup teleponnya, yah!"

Tuuuuttt.....tuuuuuttttt

Oikawa menutup teleponnya, dan entah kenapa sekarang Kageyama makin merasa kedinginan. Ia mencoba merogoh tasnya dan mencari sesuatu.... entah apa itu.

" Ah, ketemu juga akhirnya, aku akan menggunakannya untuk sementara.."

Belum juga ia membuka penutup aromatherapy, suara seseorang yang badannya sedikit lebih tinggi darinya, berteriak dari kejauhan. Mengenakan tudung berwarna hijau tosca dan rambut coklat sedikit menepi dari jidatnya, dengan mata coklat terang menatapnya tajam-tajam. Membuat Kageyama panik bukan main.

" TOBIO-CHAN! APA KU BILANG?! KAU MENIPUKU ! ASTAGA, AKU PIKIR AKU DOANG YANG BASAH KUYUP. TERNYATA KAU JUGA... AHH !"

"Mampus dah aku... bener dong 10 detik, dah dihitung pake timer segala lagi.." gumam Kageyama dalam hati.

"Ayok pulang, Aku lebih gak tega membiarkan adik kecilku basah kuyup daripada aku yang kebanjiran. Naik! Kita harus segera tiba di rumah." Oikawa seperti ingin marah tapi sudah pusing melihat adiknya basah gelugup.

(bukan adik kandung sebenarnya, tapi sudah dianggap kek adik, halah gatau deh)

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Oikawa-san, jangan ngebut please... jalan udah keliatan kek kulit lele, nih! Pelan-pelan kan nyampe juga nanti... ntar nge-roll di jalan kan bisa cedera" Kageyama mulai ceramah lagi, padahal tenaga saja sudah tidak ada.

"Kau pikir yang bawa motor ini siapa, hah? Tenang saja lah.... biar cepat nyampe rumah, badanmu saja udah kayak keriput emak-emak masih juga bacot... I know what i do.. so, calm and quiet... hujan ni masalahnya, kalau panas aku biarin yu jalan kaki !" Titah Oikawa-senpai yang membuat Kageyama terdiam sesaat karna sudah dilempar death glare.

"Sparkle"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang