"Yak! Kau sudah gila?!" Orang itu membentak Sinb tepat di depan wajahnya.
Sinb hanya menatap kosong raut khawatir di wajah pria di depannya. Pria dengan rambut pirang aneh dan sepasang mata yang indah, Sinb seperti pernah melihatnya entah dimana. Tapi entahlah, ini sangat membingungkan.
"Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu sampai ingin terjun dari sini?!" bentaknya lagi, namun Sinb masih belum bersuara.
"Yak Sinb-ya kenapa diam saja?!"
Sinb tersentak. Seperti ada alarm yang membangunkannya dari sebuah lamunan panjang. Ia buru-buru menjauh setelah sadar dengan posisi tubuhnya saat itu. Namun rupanya tangan pria itu masih belum mau membiarkannya untuk bebas.
"Yak lepas!"
"Tidak sampai kau berjanji untuk tidak terjun dan tetap hidup!"
"Maksudmu apa? Terjun apa?"
"Terjun dari atas sini bodoh! Kau hampir saja membuat gedung ini menjadi angker!"
"Yak jangan menyumpahiku!"
"Dengar keras kepala! Berjanji untuk tetap hidup maka akan aku lepaskan."
"Baiklah, aku akan tetap hidup! Puas?!"
Pria itu menatap kedua netra Sinb memastikan tak ada kebohongan di sana. Perlahan dekapannya mengedur, Sinb buru-buru menjauh menjaga jarak aman antara dirinya dengan pria asing itu.
"Syukurlah kalau begitu."
Sinb menatap pria itu heran. Ia tak menyadari ada orang lain di gedung itu sebelumnya. Entah dari mana asalnya dan sejak kapan pria itu ada bersamanya. Tapi ada satu hal lagi yang membuatnya penasaran, pria itu tahu namanya.
"Ingat, menjauhlah dari tepian!" ujar pria itu lagi sebelum akhirnya pergi menuju tangga di sisi lain gedung.
"Tunggu! Bagaimana kau bisa tahu namaku? Apa aku pernah mengenalmu?"
Pria itu menghentikan langkahnya kemudian menoleh dan tersenyum tipis.
"Mudah saja, tapi kau tak akan percaya jika aku mengatakannya." jawabnya membuat Sinb semakin penasaran.
"Jawab saja." ujar Sinb tak peduli.
Pria itu menatap lurus kedua mata Sinb seperti akan mengatakan suatu hal yang sangat serius kepadanya.
"Alasannya, karena aku ini adalah malaikat penjagamu."
.
.
.
_____
maaf ya kalo ngebingungin
ini aku nulis dari sudut pandang sinb jadi ceritanya sinb emang belum tau itu tu siapa makanya belum pake nama :)