PROLOG

3 0 0
                                    

"Satu langkah lagi kakimu bergerak, habis kau di tanganku!" teriakan itu membuat kakinya seketika kelu. Memutar otak memikirkan segala cara untuk menyudahinya.

Ia mendapatkannya, "Sebutkan syaratmu." ucapnya dingin. "Bisa apa kau?" Lawan bicaranya meludah seakan meremehkan ucapannya, "Baiklah jika kau memaksa, serahkan apa yang aku minta sebelumnya, tepat di malam itu."

"Akan kubawakan sesuai permintaanmu." Sang lawan bicara pun mengangguk dan menyuruhnya pergi.

Mimpi itu datang lagi. 2 tahun sudah berlalu tanpa kejelasan, dan tentu saja tanpa petunjuk. Rion memijit kepalanya yang tiba-tiba pening.

2 tahun ini juga ia sudah berusaha mencari jawaban atas semua mimpinya. Tapi nihil, kenyataan seolah mempermainkannya. Rion tampak kesepian, tak banyak teman. Usahanya selama itu tidak membawa hasil apapun.

Hingga suatu waktu, ia membuka mata, sadar akan banyak bahu yang bersedia membantunya, tulus. Mulai saat itu, bayangan akan mimpinya semakin nyata.

Perlahan semuanya berubah, dan kehilangan tentu di depan mata. Rion memulai perjalannya, bersama bala bantuan yang setia mendukungnya. Menyusuri ingatan, bayangan, dan kenyataan yang terkadang semu.

•••

--WAJIB DIBACA--

Hai hai!

Aku masih penulis pemula, huhu.

Semoga dengan Hunty ini aku bisa belajar menjadi seorang profesional, hehe.

Mohon maaf jika typo atau kesalahan bertebaran:( Kritik dan saran dibuka selama tidak menyalahi aturan!

Nikmati ceritanya ya!
Salam, tata.

H U N T E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang