____________________________
"Hyung, ini sudah lebih dari 2 bulan, apa kau tidak merasa bersalah menyembunyikan semua ini dari Jisoo?"
"Aku belum siap Bambam. Kau lihat diakan? Dia sudah bahagia, aku tidak ingin merusak kebahagiaannya lagi."
"Apa kau mencintainya?"
"Kalau aku jatuh cinta padanya, kenapa?"
"Hyung..."
"Sudahlah Bambam, dia sudah bahagia denganku, kau jangan membahas ini terus menerus."
"Bukan aku yang menghancurkannya, Hyung! Tapi kau! Kau yang menabraknya, kau yang membuatnya menjadi seperti ini!"
"Kau—"
Brakk!
"Jisoo!"
Jinyoung dan Bambam langsung menoleh kearah suara yang datangnya dari luar kamar Jinyoung, dan mereka tidak menyadari jika pintu kamar sedikit terbuka, mereka segera berlari keluar kamar.
"Kenapa Hyung?"
"Sudah berdiskusinya?"
"Kenapa? Jangan bilang?"
"Sayangnya dia sudah mendengar semuanya."
.
.
.
Jinyoung berlari mengejar Jisoo, menarik lengan Jisoo dan membalikkan tubuhnya.
"Jisoo dengarkan aku. Waktu itu.."
Jisoo? Dia sudah menangis sedari tadi.
"Apa salahku?"
"Jisoo..."
"JAWAB SAJA JINYOUNG!"
Jinyoung hanya diam dan menangis di depan Jisoo, lalu ia menggelengkan kepalanya. Dalam lirihnya ia mengatakan 'tidak ada'. Jisoo melepaskan tangan Jinyoung dengan kasar.
"Kau ingin tahu kenapa aku kerumahmu?"
Jinyoung terdiam, dan menatap mata sembab Jisoo.
"Kupikir hari ini aku bisa mengungkapkannya padamu, semua pernyataanmu waktu itu cukup meyakinkanku. Hingga aku berusaha untuk datang kerumahmu. Dan dengan segala keterbatasanku, aku bisa sampai di rumahmu. Dan diantar oleh Mark ke kamarmu."
Jinyoung masih menatap mata Jisoo yang kini kembali mengeluarkan air mata.
"Dalam perjalanan dari aku keluar kamar hingga aku masuk kedalam rumahmu, aku terus memikirkan mimpi baru yang nanti akan kita bangun. Semuanya begitu indah."
"Jisoo..."
Jinyoung terisak disana.
"Hingga aku tidak sadar, aku terlalu jauh membuang prasangka burukku terhadapmu Jinyoung, karena rasa yakinku kepadamu sudah cukup besar."
"Jisoo dengarkan—"
"Dan kini aku sadar, ada yang salah dari perilakumu kepadaku. Dan ternyata, kaulah yang menghancurkan mimpi besarku, Jinyoung!"
"Jisoo, cukup. Aku sadar, aku salah. Aku minta maaf."
"Iyah, aku tahu dan aku juga sadar kalau kau akan meminta maaf setalah ini atas kesalahanmu. Tapi apa kau tak ingin mendengar bagian akhirnya? Yah... Aku memaafkanmu dan aku tidak akan menuntutmu di pengadilan."
KAMU SEDANG MEMBACA
F a l S e n E s s .
Teen Fiction-i'm not ready to be honest. i'm afraid coz it's you- ---- This is a fictional story based on the author's imagination and has nothing to do with actual events or people. [End : 08/05/20]