Keputusan

11 1 0
                                    

Setelah berdiskusi dengan kedua orangtuanya, Dahayu memutuskan untuk tetap mengambil kelompok soshum. Kedua orangtuanya, memberikan kebebasan kepada Dahayu untuk memilih jurusan. Dahayu merasa beruntung memiliki kedua orang tua yang selalu mendukungnya. Disaat teman-temannya, berdebat dengan orang tuanya mengenai jurusan yang mereka ambil.

Kembali dengan keputusan awalnya, Dahayu akan mengambil jurusan Manajemen, pada pilihan pertama dan jurusan Akuntansi pada kedua. Ia memilih kampus negeri di kota ini yaitu UNY, sebagai kampus tujuannya.

Keesokan harinya di sekolah, Eka kembali bertanya tentang keputusan Dahayu.

" Gimana, Yu, mau ambil apa jadinya?"

" Manajemen sama akuntansi, Ka."
"Kamu yakin, Yu?"

"Aku yakin, Ka. Sebenarnya sejak kelas satu dulu aku udah ada plan b, buat ambil manajemen. Plan a tetep ambil STAN."

"Jadi tetep mau daftar STAN nih?"

" Iya dong, Ka. Pilihan pertama tetep STAN," kata Dahayu mantap. Sudah sejak SMP, ia memegang bercita-cita masuk STAN. Keinginan tersebut berawal dari cerita guru SMP Dahayu tentan kampus ahli wardana tersebut. Dan semenjak itu, ia bertekat untuk belajar lebih giat lagi, agar bisa masuk kampus impiannya tersebut.

" Semoga berhasil ya, Yu. Aku doakan semoga kamu bisa masuk STAN. Eh, tapi kalau kamu ketrima SNMPTN, kamu tetep mau daftar STAN?"

" Iya, Ka. Aku tetep mau nyoba STAN. Apapun hasilnya nanti."

"Semangat, Dahayu."

"Kamu juga semangat ya, Ka. Kamu sendiri mau tetep ambil pendidikan kimia?"

"Iya dong. Kan dari dulu aku suka banget sama pelajaran kimia. Aku mau ambil pilihan pertama pendidikan kimia dan yang kedua kimia murni."

"Kenapa gak kimia murni dulu aja yang jadi pilihan pertama?"

"Nah itu dia Yu, aku sebenarnya sih bingung juga. Tapi kata ibu, mending ambil pendidikan kimia di nomer satu baru kimia murni."

"Lah kamu mantepnya gimana, Ka?"

"Mantep dua-duanya sih kalau aku," kata Eka sambil tertawa.

"Yuk Ka, ke musholla." Ajak Dahayu.

Sekarang ini memang sudah menunjukkan pukul 09.15, waktunya istirahat. Sejak 30 menit lalu, memang guru yang mengajar mata pelajaran kimia meminta izin untuk mengikuti rapat di dinas pendidikan. Dan beliau sudah meninggalkan tugas.

"Yuk, Yu. Keburu rame nanti."

" Yu, Ka, ayo ke musholla!" ajak Hanum teman sekelas Dahayu.

"Yuk." jawab Dahayu dan Eka bersamaan. Selain Eka dan Hanum, Dahayu juga berteman baik dengan Lintang.

"Kamu gak ke musholla, Tang?" tanya Eka.

"Enggak, Ka. Aku lagi halangan. Aku mau ke kantin nih, mau pada nitip apa?" tanya Lintang.

"Nitip siomay aja ya Tang. Nih uangnya," kata Dahayu sambil menyerahkan uang kepada Lintang.

"Aku juga sama Tang," kata Eka menyerahkan uang.

"Aku nitip air mineral aja, Tang, tapi jangan yang dingin ya," kata Hanum.

"Oke," jawab Lintang.

Mereka berempat pun langsung keluar kelas. Di depan kelas mereka berpisah. Jika Lintang berbelok ke kiri menuju kantin, Dahayu, Eka, dan Hanum berbelok kanan untuk menuju musholla. Sudah menjadi kebiasaan mereka sejak kelas 1, jika istirahat pertama mereka pasti akan melaksanakan sholat dhuha. Di jalan menuju musholla, mereka bertiga juga bertemu dengan teman-teman yang lain yang juga akan menjalankan ibadah sholat dhuha. Sudah menjadi tradisi, jika menjelang ujian pasti siswa kelas 3 akan lebih meningkatkan ibadah mereka, salah satunya adalah rajin sholat dhuha.

Gap YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang