Mencari Aang

38 5 12
                                    

Whuss!

Kami bertiga sudah loncat keluar dari portal. Faiz langsung melihat-lihat di mana kami berada. Ternyata kami berada di tengah-tengah hutan.

"Apakah ini Klan Mars?" ujar Hana sambil mengambil ponselnya dari saku, "di sini tidak ada sinyal!"

Demi mendengar perkataan Hana, aku dan Faiz langsung memeriksa ponsel kami.

"Benar, di sini tidak ada sinyal," ucap Faiz begitu melihat ponselnya.

Aku menghela nafas, "percuma, walaupun ada sinyal, kita tidak akan bisa menghubungi siapa pun."

"Kenapa?"

"Mau dihubungi bagaimana? Kita ada di dunia lain, mungkin saja ponsel kita tidak dapat digunakan, kecuali diantara kita bertiga."

Hana memasukkan kembali ponselnya ke saku, "kalau begitu, kita harus bagaimana sekarang?"

Aku berkata santai, "kita cari orang bernama Aang!"

Faiz langsung berseru, "kita harus mencari orang di tengah-tengah hutan seperti ini?!"

Aku mengangkat bahu, "hanya itu yang bisa kita lakukan."

"Ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami," Faiz sudah mulai berjalan.

"Hei, tunggu kami!" aku dan Hana langsung mengejarnya.

***

Kami baru menyadari, jika hutan ini berbeda dari pada hutan di dunia kami. Pohon-pohonnya hanya sedikit yang kami kenali, sisanya aneh. Seperti pohon yang kita jumpai sekarang, daun-daunnya terbakar oleh bara api, tapi ajaibnya, bara api itu seperti merupakan bagian dari pohon, sudah disiram tapi tidak padam.

Hewan-hewan di sini juga aneh, baru beberapa menit kami meninggalkan pohon api. Terdengar suara auman harimau dari dekat kami. Kami langsung saja bersembunyi di balik batu terdekat, begitu harimau itu muncul, kami hanya tertawa kecil. Lihatlah! Harimau itu memiliki 2 kepala, satu kepala di depan, dan satunya di belakang.

Faiz bergurau saat harimau itu telah pergi, "Aku heran, jika harimau ini ingin 'panggilan alam', berarti dia mengeluarkannya lewat..."

Hana langsung menyikut lengan Faiz, sebelum dia melanjutkan perkataannya, "kau jangan aneh-aneh jika berpikiran."

Aku tertawa, kemudian kembali berjalan, "ayo! Kita harus menemukan Aang sebelum matahari terbenam!"

"Iya, iya. Kau bosnya, Gar!"

Kami bertiga melanjutkan perjalanan, Faiz masih terus bergurau tentang harimau barusan.

"Apa kalian tidak penasaran, bagaimana bisa harimau tadi memiliki kepala di pantatnya?" gurau Faiz saat kami mencoba memanjat pohon.

Aku tertawa setengah sebal, sekarang Faiz menduduki kepalaku. Membuatku hampir terjatuh, "kita berada di dunia lain, Iz! Bahkan, mungkin ada sapi yang seluruh tubuhnya adalah kepala."

Faiz berseru kaget, kali ini aku sempurna terjatuh, "What?! Berarti kaki dan tangannya adalah kepala sapi?"

Aku berseru dengan nada kesal, "bisa jadi, Faiz, bisa jadi..."

"Kalian ini seperti anak kecil," ujar Hana sambil tertawa kecil.

"Kau dari tadi hanya diam dan tidak ikut memanjat!" ucapku sambil mencoba kembali memanjat pohon.

"Aku tidak mau, kalian saja yang memanjat," Hana memperhatikan pohon yang tingginya sekitar 11 meter itu, "Faiz! Jika turun tolong bawakan buah yang ada di sana ya!"

Adventure of Magic Inlay [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang