Prolog

37 4 1
                                    


Hujan terlihat menguyur kota New York saat itu, orang ber lalu lalang mengunakan payung dan jas hujan. Tempat tempat akan tutup sebentar lagi, malam akan mencapai puncak nya dengan hitungan detik.

Jam menunjukan pukul 11 dini hari, gadis itu memandang hamparan kota new York dari apartemen nya dengan tatapan datar, tidak ada ekspresi sama sekali. Mata nya seperti tak ingin menutup.

Dering ponsel memecah hening nya, ia mengangkat panggilan tersebut. Ah sang ayah.

"Assalamualaikum, xaxa kamu bakal pulang kan minggu depan? kita di sini kangen, apalagi mama kamu tu" Terdengar suara decakan dari seberang sana.

Xaxa terkekeh kecil, keluarga nya di Indonesia seperti nya sangat merindu kan nya, ia menutup panggil an tersebut dan berucap bahwa minggu depan ia akan ke Indonesia.

Dan lagi. Ia memandangi hamparan kota New York, minggu depan ia akan ke Indonesia, tempat di mana ia di lahir kan dan tempat di mana ia di buang.

Xaxa tersenyum kecut, mengingat betapa tega nya mereka saat itu, menuduh nya sebagai pembunuh, bahkan umur nya saja belum genap 10 tahun.

Di tinggal kan di sebuah taman, tiga hari ia tidak makan, dan ia bersyukur tuhan masih menyayangi nya, ia bertemu dengan mereka. Orang orang yang dapat menyembuh kan luka nya, orang orang yang membantu nya bangkit dari rasa sakit.

Xaxa tersenyum simpul, ia memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh nya, hawa dinging menusuk tubuh nya, Ia tertidur dengan posisi terduduk, ia sungguh lelah, dan ia sangat malas harus berjalan menuju kasur nya.

🍀🍀

Pagi yang cerah di kota New York, tampak nya warga warga di sana sudah siap untuk beraktifitas, begitu pula dengan Xaxa. Ia ada kerja di kantor nya. Usia nya masih belia, ia baru menginjak usia 16 tahun, tapi bisa menghasilkan perusahaan yang ia kelola sendiri sejak kecil.

Perusahaan yang sudah menduduki peringkat pertama perusahaan terbesar di dunia. Di lihat nya jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, ia harus segera berangkat, pukul 9 nanti ia ada rapat dengan pada klien nya.

Sesampainya di sana, sebuah bangunan pencakar langit dengan tinggi lebih dari 30 lantai menjulang di tengah tengah kota New York. Xaxa berjalan dengan santai menuju ruang pribadi nya.

Banyak sapaan yang di tujukan pada nya, ia hanya acuh dan menampilkan wajah datar, Di dalam ruangan nya sudah ada sang sahabat yang duduk dengan santai.

Panggil saya dia Aurel, Sahabat terdekat Xaxa.

"Lo ngapain di sini?" Xaxa mengerutkan kening nya, dan mendudukan pantat nya pada sofa depan aurel.

"Main, gue juga mau nunjukin sesuatu"

"Apa?"

"Lo rapat aja dulu, nanti ke ruangan rahasia lo" Xaxa hanya mengangguk sekilas, ia berjalan keluar menuju ruang yang akan di gunakan untuk rapat kali ini.

Sudah ada lebih dari 20 orang di dalam sana, Xaxa mengecek jam tangan nya, menunjukan pukul 09.05, Ia hanya terlambat 5 menit. Tidak masalah.

Rapat di mulai dengan serius, Xaxa menjelaskan semua nya tanpa jeda, membuat orang orang di sana tanpa berfikir panjang langsung mensetujui kerja sama.

Rapat selesai pukul 12 siang, Xaxa melangkah kan kaki menuju ruang pribadi nya. Siap mendengar ada berita apa dari Aurel sang sahabat. Di dalam ruangan nya Aurel sudah tidak ada, ia yakin Aurel berada di dalam ruangan rahasia nya.

Xaxa melihat Aurel yang fokus pada laptop nya, Xaxa mendekat.

"Lihat nih." Aurel bergeser sedikit dan membiarkan Xaxa melihat tayangan vidio yang berdurasi 5 menit tersebut.

Aurel mengpause vidio tersebut, di lihat nya Xaxa yang menahan emosi.

"Mereka di Indonesia, baru balik dari belanda, berlibur dengan bahagia." Aurel berucap sambil melihat dalam hanpone nya, sebuah foto keluarga yang sedang berlibur di negara kincir angin.

"jadi?"

"Kita ke Indonesia"

Aurel mengerutkan alis nya, Xaxa bukan lah orang yang akan menghabiskan waktu dengan percuma.

"Lo yakin? terus mereka?.."

"Hm, daddy juga suruh gw pulang." Aurel mengangguk pelan, keputusan ada di tangan Xaxa, jika ia memilih untuk pulang, itu yang harus di laksanakan.

"Kita ajak Agatha, Ve sama Letta?,"

"Nga usah, biar gue sama lo aja." Aurel menganguk lagi. Ia memikirkan apa yang akan terjadi sebentar lagi.

Indonesia adalah tempat yang paling di hindari oleh Xaxa, tapi tempat itulah yang melahir kan Xaxa, ia sadar diri. Bahwa itu masih rumah nya, tempat tinggal nya, Negara nya.

Ya. Minggu depan. Mereka akan ke Indonesia, mengunjungi negara tercinta, bertemu dengan sanak saudara dan berbagi cerita, tapi ia juga akan bertemu dengan mereka. Orang yang membuang nya. Orang yang melupakan nya.

TBC.

Kaget? Versi baru nya niehh!! Cooming soon!!

©Jᴘκooκιᴇᴇ

Forgotten [Next Up GBDM!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang