🍭 Part 3 🍭

34 19 28
                                    

"Makanya dengerin, jangan dipotong dulu Nona Cantik." Hanna nyengir menahan tawanya.

"Terus gue lupa kalau waktu itu gue ada janji sama Davin untuk ketemuan."

"Kenapa bisa lupa?" tanya Hanna sambil membuka kotak kue yang ia beli tadi.

"Ya karena gue fokus sama skripsi gue. Lo pikir aja, skripsi gue udah tiga kali ditolak dosen dan asal lo tau, skripsi gue pernah dilempar gitu aja sama dosen. Sedih gue, Han."

"Hahaha ... gila lo. Masa skripsi sampai ditolak tiga kali."

"Gak usah ngeledekin gue lo. Bagi dong kuenya. Makan gak bagi-bagi." Hanna menyodorkan kue itu pada Marisa.

"Ya udah intinya, lo harus fokus sama skripsi lo. Gak usah mikirin cowok lo yang brengsek itu. Pokoknya besok lo harus kuliah."

"Iya-iya. Sana pulang."

"Apa lo bilang? Belum sejam gue duduk di sini, lo suruh gue pulang?"

"Bercanda Jomcu."

"Jomcu apaan?"

"Jomblo Cuek." Hanna hanya terkekeh mendengar perkataan Marisa yang konyol.

☕☕☕

Kembali lagi dengan Davin bersama wanita yang kemarin bersamanya, Keysha. Wanita itu bergelenyut manja di tangan kekar Davin. Tangan Davin pun mengelus surai hitam Keysha dengan lembut.

"Sayang, lo kapan mau ketemu sama orang tua gue?"

Davin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari mencari jawaban yang masuk akal. Beberapa bulan yang lalu, Davin berjanji akan bertemu dengan orang tua Keysha namun wanita yang dekat dengannya banyak. Bisa dikatakan bahwa Davin memiliki kekasih di mana-mana.

"Maaf, Key. Nanti ya gue ketemu sama orang tua lo. Gue lagi berusaha rebut pengganti bokap gue jadi direktur."

"Memang siapa selain lo? Abang lo?"

"Siapa lagi kalau bukan dia?"

"Semoga lo yang akan jadi direktur pengganti bokap lo."

"Caranya?"

"Tinggal lo manipulasi aja semua dokumen-dokumennya. Punya abang lo, lo tukar aja sama punya lo."

"Ide bagus." Keysha tersenyum.

Kring!

Kring!

Davin melihat layar ponselnya, ternyata yang meneleponnya ada Jovita. Ya, Jovita Agnesia adalah kekasih Davin juga yang kini sedang kuliah di Amerika. Saat Davin ingin menerima panggilan itu, Davin mencari tempat yang agak jauh dari Keysha.

"Key, bentar ya ada telepon." Keysha mengangguk paham.

"Helo, Baby!"

"Kenapa?"

"Ketemuan, yuk. Sekarang gue lagi di malang mau ketemu sama lo. Bisa gak?"

"Kapan lo balik ke Indo?"

"Kemaren. Pokoknya nanti ketemuan di Taman Ijen Boulevard Landmark. Bisa, kan? Masa lo gak kangen sama gue?"

"Iya nanti aku jemput lo sekitar jam delapan malam."

"Oke sayang."

Tut!

Davin pun memutuskan sambungan telepon Jovita lalu menghampiri Keysha yang tengah duduk manis di sofa miliknya sambil menonton acara televisi.

☕☕☕

Kini Hanna sedang membantu Marisa menuntaskan skripsinya yang belum selesai. Lantas bagaimana dengan skripsi Hanna? Skripsi Hanna sudah selesai, hanya saja ketika Hanna kumpulkan ke Dosen, Dosen itu hanya menyuruh Hanna untuk sedikit memperbaiki sebagian skripsinya.

"Mau minum apa lo, Han?"

"Apa aja," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Air putih?"

"Enggak ah."

"Lemon tea?"

"Enggak suka."

"Teh?"

"Masa siang-siang gini minum teh?"

"Tadi lo bilang apa aja. Giliran gue tawarin enggak mau semua. Pintar dikit napa."

"Lo marah? Kalau marah gak gue lanjutin, nih." Ancam Hanna.

"Dih, ya udah lo mau apa nona?"

"Maccalatte."

"Tunggu."

Marisa merasa kesal dengan Hanna yang menjawab "Apa aja" ternyata maunya maccalatte. Rasanya ingin marah namun Hanna mengancam tidak akan membantunya menyelesaikan skripsi.

Sekali-kali ngerjain Marisa hahaha, batin Hanna.

TBC ....
Jangan lupa vote ya❤

Senang dan Duka [ On going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang