5. LO!

49.3K 2.8K 94
                                    

5. Lo!

Anneth duduk di Soffa Panjang Ruang tamu milik keluarganya. Gadis itu nampak cantik dengan Dress yang tak terlalu pendek sekarang. Malam ini, adalah pertemuan pertama perihal perjodohan.

Anneth sebenarnya sangat malas dan enggan menerima perjodohan ini. Namun, jika saja Ibunya tak menangis dihadapan Anneth. Mungkin, Gadis itu masih kekeuh menolak mentah-mentah perjodohan gila ini.

"Bang--bantuin Gue kek," rengek Anneth seraya melingkarkan tangannya pada lengan kiri Devan. Devan tertawa pelan, "Udah ah, udah Cantik masa nangis sih? Mau tunangan loh!" goda Devan.

Anneth mencibir pelan, "Yah--" Anneth menatap dengan tatapan memohon kearah Hendra--Ayahnya yang malah di balas senyuman seraya menggelengkan kepalanya, "Anneth sayang Bunda sama Ayah, 'kan? Anneth memangnya mau pertemanan Bunda hancur sama keluarga calon suami Anneth?"

Anneth lagi-lagi menghela nafasnya pelan, "Terserah."

Gadis itu kembali menyandarkan punggungnya ke soffa. Rasanya, percuma saja ia berontak untuk saat ini.

Ting.nong

Anneth memejamkan matanya kuat. Berharap pria yang di jodohkan dengannya bukanlah pria tua aki-aki yang--Sudah-sudah. Anneth tak mau membahasnya.

Matanya menangkap Devan yang kini sudah berjalan membuka pintu. Anneth menundukan kepalanya dalam, sungguh ia tak pernah mau semua ini terjadi.

"Duduk Van, Ra." Suci-- Bundanya berdiri mempersilahkan duduk sahabat SMA mereka. "Makasih Ci," balas Keduanya bersamaan.

"Guntur ayo duduk di samping Anneth." Anneth membulatkan matanya.

Dengan ragu, Gadis itu mendongkak menatap pria yang masih berdiri di dekatnya.

Hap

Sial

"LO!" Anneth melebarkan matanya seraya menunjuk kearah Guntur yang menatap biasa saja. Suci menegur Anneth dengan tangan lembutnya. "Gaboleh Gitu sayang," bisik Suci.

Anneth ingin musnah sekarang juga. Mimpi apa dirinya semalam harus bertunangan dengan cowok rese itu malam ini?

"Nak Guntur, duduk ya." Guntur tersenyum kecil kemudian duduk di samping Anneth yang kini tengah menatapnya tajam. "Gak sudi gue tunangan sama lo," desis Anneth pelan.

Guntur, cowok jangkung itu tersenyum miring, "Tapi Gue mau," bisiknya pelan tepat ditelinga milik Anneth.

Anneth membulatkan matanya. Dasar pria idiot! caci gadis itu dalam hati.
"Yasudah, sepertinya, mereka sudah saling mengenal ya?" tanya Dara. Suci mengangguk seraya menatap keduanya, "kita langsung mulai aja ya."

Dan malam ini, Guntur dan Anneth benar-benar memulai perjalanan mereka. Memulai kehidupan baru dengan orang yang baru.

.....

Sebuah tangan melingkar di perut ramping milik gadis mungil yang tengah menatap sendu di halaman belakang rumahnya yang kini sudah gelap dan terang oleh cahaya rembulan dan Bintang. Gadis itu tersentak kala menoleh di dapatinya Guntur si cowok Idiot yang dengan seenak jidat memeluk tubuhnya.

"Ngapain lo?!" tanya Anneth tajam seraya meronta melepas tangan sialan yang melingkar di perutnya.

"Lo cantik," bisik Guntur tepat pada telinganya yang menimbulkan sensasi geli. Anneth terdiam, Gadis itu menoleh kearah samping.

Jantungnya berpacu lebih cepat kala mendapati Guntur yang sangat dekat sekali dengannya. Dengan susah payah, Gadis itu menelan salivanya. Rasanya ia ingin menghilang saat ini juga!

"Lo--Lo--Apaan sih?" tanya Anneth gelagapan sendiri. Guntur masih setia memeluknya, wajahnya tenang dan Damai. "Iya, Lo cantik," bisiknya dan malah semakin membenamkan kepalanya di bahu milik Anneth. Anneth memukul pelan kepala Guntur.

"Yang sopan dong setan! Gak usah peluk-peluk juga!" geram Anneth seraya melepas lingkaran tangan yang malah semakin mengerat.

"Lo punya gue ini," jawab Guntur seraya melepas pelukannya dan duduk di kursi belakang mereka. Anneth ikut duduk di samping pria itu, "Lo kenapa sih mau-mau nya nerima perjodohan gak jelas ini?" tanya Anneth.

Guntur mengangkat bahunya tak peduli, "Gak urusan. Gak mau ribet," jawab Guntur santai.

Anneth memicingkan matanya seraya menunjuk kearah Guntur, "Lo suka 'kan sama Gue?" tuding Anneth.

Guntur mengalihkan pandangannya pada Anneth. "Nggak," jawabnya santai dan kembali menatap lurus kearah depan.

Anneth mengembungkan pipinya lucu. "Kalo kita kabur pas hari pernikahan, ko setuju gak?" tanya Anneth.

Guntur memasang wajah dinginnya kearah Anneth yang tengah memasang wajah polosnya. "Nggak,"jawabnya lagi.

"Tapi kenapa?" kesal Anneth. Guntur menatap lurus kedepan. "Karna Nggak ingin," jawabnya.

"Sampe lo berani kabur. Gue gak akan segan-segan bikin lo hamil," desis Guntur tenang namun tajam. Anneth menelan salivanya susah payaah. "Asstagfirullah bahasa lo!" geram Anneth seraya memukul kencang pundak Guntur.

Pria itu tertawa pelan, "Gua nggak becanda. Gua nggak mau lo nekat kabur di acara pernikahan nanti," ujar Guntur seraya menepuk pelan puncak kepala milik Anneth. Cowok jangkung itu beranjak kemudian mencondongkan tubuhnya kearah Anneth.

Cup

Satu kecupan manis mendarat tepat pada puncak kepala milik Anneth. Pria itu menjauhkan wajahnya kemudian tersenyum searaya mengusap pelan pipi kanan gadis itu.
Anneth diam. Tubuhnya enggan bergerak sama sekali. Matanya menatap mata teduh milik Guntur.

"Masuk Gih, Tidur. Udah malem," ujar Guntur pelan.

Sial, mengapa jantungnya berdebar begini? fikirinya.

TBC

Satu kata untuk part ini?

My Senior Is My Husband [Open PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang