Desire

12.3K 639 37
                                    

I'm doing my best to fix everything in order for my books to be readable. Jangan ragu untuk mengoreksi/ ngasih saran kalau ada penulisan atau kata yang salah terutama kata imbuhan.


Setiap kali Kai melewati lorong disekolahnya saat menuju ruang club kesenian, Kai selalu melihat sekilas sosok Yeonjun yang sedang tertidur dibawah pohon sakura dengan kedua tangan menyilang dibelakang kepalanya, melalui jendela yang mengarah keta...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setiap kali Kai melewati lorong disekolahnya saat menuju ruang club kesenian, Kai selalu melihat sekilas sosok Yeonjun yang sedang tertidur dibawah pohon sakura dengan kedua tangan menyilang dibelakang kepalanya, melalui jendela yang mengarah ketaman belakang gedung sekolah. Kai menatapnya dan terus menatapnya, hingga jantungnya berdetak sangat cepat.

Telapak tangan Kai menyentuh kaca jendela, seolah Kai berusaha untuk menjangkau Yeonjun, Yeonjun terlihat sedang tertidur dengan nyaman. Sinar matahari yang menembus dari kelopak bunga sakura mengenai wajah Yeonjun, Kai merasa seperti tengah melihat sebuah lukisan, so bright, so warm.

Rambut Yeonjun yang dicat berwarna pirang itu bergerak - gerak karena diterpa hembusan angin. Isi pikiran Kai dipenuhi oleh setiap detail tentang Yeonjun, wajah tampan Yeonjun, cara Yeonjun berpakaian, cara Yeonjun berjalan. Kai tidak bisa tidak mengingat hal - hal itu. Meskipun Kai tidak bisa meraihnya, meskipun kaca jendela itu hanya menjadi perantaranya untuk menyentuh Yeonjun, Kai tidak peduli. Kai hanya ingin mengagumi Yeonjun dari jauh, mungkin jika Yeonjun berada dihadapan Kai saat ini, Kai tidak akan bisa berkata satu patah katapun.

Kai menaruh kening kepalanya dijendela kaca, Menghela nafas dan menutup kedua matanya.
"Kenapa aku harus sepemalu ini" Ucapnya pelan.
"Kenapa aku tidak bisa menyapanya seperti yang orang lain lakukan?" Ucapnya lagi.

Kai merasa takut jika Ia berbicara pada Yeonjun, perasaan yang Ia simpan selama 2 tahun itu akan Ia utarakan dan itu pasti akan menjadi hal yang paling memalukan.

"Kai?"

Aku pasti sangat tergila - gila padanya, sampai - sampai aku bisa mendengar suara Yeonjun memanggilku

"Kai?"

Ya, aku pasti sudah gila.

Menghela nafas, Kai membuka kedua matanya. Dan menatap Yeonjun untuk terakhir kalinya sebelum masuk kedalam kelas dihari itu. Tapi siapa yang menyangka jika keadaan selanjutnya nyaris membuat jantung Kai meledak. Yeonjun sudah berdiri melihat kearah Kai dibalik jendela bagian luar yang terbuka yang berada disamping Kai. Wajah Yeonjun cukup dekat dengan Kai sehingga Kai bisa melihat dengan jelas dan mendengar suaranya yang terdengar lembut ditelinga Kai. Rambut pirang Yeonjun bergerak lembut karena tertiup angin.

"Kai?" Ucap Yeonjun lagi, tubuhnya bergerak mendekat dengan kedua lengan bertumpu pada bingkai jendela. Kai merasa pipinya memanas, ia melangkah mundur kebelakang, kedua matanya menatap lantai.

Kenapa Dia memanggilku? Kenapa Dia berbicara denganku? Kai sungguh tidak tau apa yang harus Ia lakukan.

Apakah aku sedang bermimpi?apakah aku sedang berhalusinasi?

Hembusan angin dari jendela didekatnya menyentuh rambut Kai dan membuyarkan pikiran Kai, beberapa kelopak bunga sakura yang gugur pun masuk lewat jendela itu karena tertiup angin. Yeonjun berdiri ditengah jendela, sosoknya menghalangi cahaya sinar matahari yang masuk kedalam. Manik mata coklatnya masih menatap Kai dan senyuman dibibirnya menghiasi wajah tampannya. Itu adalah senyuman mematikan bagi Kai.

"Apakah kau ingin pergi keluar, Kai?" Ucap Yeonjun yang melihat Kai menatap keluar jendela sedari tadi. Kai bisa mendengar detak jantungnya sendiri ditelinganya, Kai takut jika jantungnya itu akan meledak.

"Aku sepertinya tau mengapa orang tuamu menamakanmu, Kai" Ucap Yeonjun sambil tertawa kecil.

"Ke-kenapa?"

"Ah, akhirnya Kau menjawabku juga, akhirnya aku bisa membuatmu bicara padaku" Ucapnya Yeonjun sembari tertawa.

Kai tidak bisa tahan lagi dengan segala daya tarik Yeonjun yang berada dihadapannya, Kai menggerakkan kakinya, dan berlari. Ya, Ia melarikan diri. Kai merasa wajahnya panas dan dadanya terasa sesak. Kai masih bisa mendengar suara detak jantungnya, Suara Yeonjun masih terngiang ditelinga Kai. Kai menyesal kenapa dia bisa sepengecut itu dan tidak berani untuk menjawab ucapan Yeonjun dan malah melarikan diri. Hati Kai tidak cukup kuat menerima segalanya, Senyuman Yeonjun, suara Yeonjun, aroma parfum yang bisa Kai cium dari tubuh Yeonjun karena hembusan angin, keramahan Yeonjun dan segalanya tentang Yeonjun. Mungkin Kai tidak akan bisa tidur nyenyak nanti malam.

Little did he know that Yeonjun first encounter would be the start of everything.

Tatapan mata tajam Yeonjun menatap punggung Kai yang berlari menjauh, senyuman miring menghiasi wajahnya.
"Guess, i couldn't catch him this time, either"

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Possessive Type ~Yeonkai~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang