Bokuto Koutarou adalah sosok yang penuh semangat. Perangainya riang, cengiran dan bicaranya menyenangkan juga bisa menghibur orang.
Dia kapten bola voli pria di Akademi Fukurodani, salah satu sekolah yang kuat di Tokyo. Kata orang, dia pemain yang bisa diandalkan.
Dia punya teman-teman se-tim yang bisa diandalkan pula. Di lapangan, Bokuto selalu terkagum dengan kemampuan timnya. Ia mengakui teman-temannya selayaknya dia mengakui kemampuan dirinya sendiri.
Bokuto pria yang percaya diri, bahkan di luar lapangan sekalipun. Ketika jam istirahat berbunyi, ia tidak ragu menghampiri kelas Akaashi Keijiーsetter yang merupakan adik kelas Bokutoーmenyapanya riang pemuda yang terduduk diam di bangku.
"Akaashi! Kau sudah makan tidak? Ke kantin bareng yuk!" ajak Bokuto, enerjik seperti biasa, pun tak menghiraukan eksistensi siswa yang masih tersisa di kelas Akaashi memandanginya.
"Maaf Bokuto-san, aku ada riset tugas sama teman kelompok di perpustakaan sekarang," jawab Akaashi, merasa tak enak.
Bokuto menghela napas. Rautnya jadi sedih juga kecewa. Akaashi makin tak enak hati.
Pemuda berambut gelap hendak membuka suara, tetapi sang senior sudah berseru terlebih dahulu, "Hoho, ya sudah Akaashi, kau kerjakan tugasmu yang rajin ya! Aku ke kantin dulu karena aku sangaaatt lapaar~! Dah, Akaashi!"
Akaashi mengejap, menatapi menghilangnya punggung Bokuto yang telah berlalu.
Dia hampir lupa kalau senior dan kaptennya itu adalah seorang Bokuto Koutarou yang perasaannya mudah menggebu pun juga mudah surut bak gelombang pasang air laut.
[][][]
Bokuto ingin menjadi kapten yang baik. Oleh karena itu, ia berpikir menjaga relasi dengan rekan-rekan se-timnya di luar lapangan itu perlu.
Nyatanya, hampir semua rekannya punya kesibukan sendiri. Seperti sekarang misal, dia jadi makan di kantin sendiri. Akaashi ada keperluan kelompok, kawan sepantaran kelas tiganya, Bokuto menghampiri kelas mereka dan tidak mendapati satupun dari mereka entah kemana.
Apa hanya dia sendiri yang tidak begitu punya kesibukan? Bokuto tidak suka berpikir, maka ia hempas jauh-jauh pemikiran yang berkelebat.
Pemuda berambut hitam-putih itu mencoba kembali fokus pada makanannya. Namun, ketika pandangan yang awalnya menatap nanar arah depan hendak dialihkan ke meja makan, ia menangkap iris hijau mint memandang dirinya dari kejauhan.
Seorang gadis duduk di meja ujung depan kantin sekolah yang berhadapan dengan Bokuto. Pemuda itu menarik senyumnya lantas beranjak.
"Hai, Aiza! Kau makan sendiri? Aku boleh duduk sini?"
Gadis dengan rambut sewarna dengan gumpalan awan langit hampir tersedak, kala Bokuto Koutarou menghampiri dan menyapa.
"Koutarou? Tumben kau sendirian?"
Bokuto tak menanggapi, ia lebih lahap menyantap makanannya sekarang. Toh, ia tak lagi sendiri di kerumunan kantin yang ramai, dan itu membuatnya merasa lebih baik.
Bokuto terlalu sibuk dengan makanannya, sedangkan gadis beriris hijau mint sibuk mengontrol degup jantungnya, yang tentunya tidak disadari oleh pemuda itu.
[][][]
Pekan ujian tengah semester begitu menghabiskan tenaga dan pikiran. Bokuto tak menyukai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
warm fuzzies ❥ bokuai
Fanfiction"i'm alone, i wish there was someone. who hold me, and never gone." -b. koutaro "there is someone who always love you in silence, but you just don't realize their presences." -t. aiza [bokuai challenge]