3 - Freyya, Jangan bodoh!

24 4 1
                                    

Bantu aku untuk mewujudkan impian ku dengan menekan bintang di pojok kiri bawah 😉

Tandai typo!

***

Alina sudah mencoba untuk memejamkan mata, tetapi nihil ia sama sekali tidak tertidur padahal dirinya sudah sangat lelah seharian ini. "Coba sekali lagi." Gumamnya.

"Argh! Tetep aja nggak bisa!" Ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya, lalu ia menyibak kasar selimutnya dan mengambil ponsel di atas nakas. Ia mencoba untuk membuka instagram, membalas chat masuk dari teman-temannya, bermain game. Siapa tau itu akan membantu, pikirnya

Tring!

Ikbal Mahendra
Selamat malam 🥰

Alina mengernyitkan kedua alisnya ketika ada chat masuk dari ikbal, "Apa-apaan nih?" Gumamnya sambil melihat kembali username pemilik chat tersebut apakah ini benar ikbal.

Alina ingin membalas dengan menanyakan kabar ikbal masih waras atau sudah gila, namun niatnya kembali diurungkan karena bagaimana pun juga ikbal adalah musuhnya yang harus dijauhkan.

Kepala alina semakin berat, ia memutuskan untuk mengakhiri kegiatannya dan mencoba untuk memasuki alam mimpi karena besok di jam pertama ada pelajaran matematika jadi ia harus menyiapkan mentalnya supaya bisa menyerap semua materi, ya walaupun nanti khilap sedikit untuk bolos ke kantin

---

"Lo ada liat ikbal nggak?" Gadis yang berada di hadapan alina menggeleng menandakan bahwa ia tidak melihat ikbal dari pagi

"Oke thanks!" Ucap alina lalu ia bergegas menuju rooftop, ia yakin ikbal ada disana

"ALINA!" Merasa namanya terpanggil alina menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang sambil menggeram kecil, "Apa!" Ketus alina.

"Yaelah santai bor!" Alina hanya memutar bola matanya malas, dasar perusuh!

"Mau kemana lo? Sebentar lagi pelajaran bu Asri lo mau dihukum?" Ucap Freyya, ya yang memanggil Alina beberapa detik lalu adalah Freyya---sahabat Alina.

"Perduli setan!" Ucap alina, "Gue ada urusan sebentar, kalo bu asri nanyain bilang aja gue lagi istiraha di uks." Tanpa menunggu jawaban dari Freyya, Alina langsung melangkahkan kakinya ke arah yang ia tuju. Dari kejauhan nella hanya mengusap dadanya sabar

Sesampainya di pintu rooftop alina sedikit mengintip untuk melihat ada siapa saja disana, "Lah kemana si ikbal?" Gumamnya, matanya tak berhenti untuk mencari sosok yang ia cari.

Teng teng teng

Bel istirahat sudah berbunyi dan alina menyadari itu, "Ah sialan! Ikbal kemana sih?" Lirihnya sambil menutup pintu rooftop ia berencana untuk pergi ke kantin karena perutnya sudah berbunyi meminta agar tuan nya segera mengisi dengan makanan.

"ALINA!" Teriakan itu membuat alina memberhentikan langkahnya di tengah-tengah koridor, "Woi jalan dong udah tau rame!" Ucap salah satu siswa yang tepat berada di belakang alina. Merasa bahwa dirinya salah, alina langsung bergeser ke kiri, sekarang posisinya persi sekali dengan tembok.

"Lo kemana aja dicariin sama bu asri!" Alina memutar bola matanya malas, kan tadi pagi ia sudah menitip pesan jika bu asri menanyakan dirinya bilang saja bahwa ia izin ke Uks karena sedang tidak enak badan. Sumpah demi tuhan, temannya yang satu ini benar-benar bodoh!

"Lo kalo bodoh jangan dipelihara gitu dong nel, gue malu ngakuin lo jadi temen gue kalo gini caranya!" Ucap alina sambil menoyor kepala Freyya.

"Aduh!" Ringis Freyya sambil memegang kepalanya, "Gausah di toyor juga bego!" Sentak Freyya dan itu malah membuat alina terkekeh.

"Yang lain kemana?" Tanya alina sambil melanjutkan langkahnya diikuti oleh nella disebelahnya

"Udah pada dikantin, gue abis dari toilet tadi." Alina mengangguk sebagai jawaban.

"Na, lo dari tadi pagi nyari ikbal kan?" Tanya Freyya dan alina hanya berdehem sebagai jawaban, membuat nella ingin sekali mencubit ginjal temannya ini.

"Terus udah ketemu?" Alina menggeleng menandakan bahwa ia belum ketemu dengan ikbal sejak pagi

"Oh gue kira ud--"

"ALINA!" Ucapan Freyya tiba-tiba berhenti ketika ada seseorang yang memanggil alina sontak itu membuat alina dan Freyya menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Ikbal?" Gumam alina

***

Hai gimana cerita ini menurut kalian?

Satu kata untuk mendeskripsikan cerita ini?

If you like, dont forget to comment next sebanyak-banyaknya

Semangatin aku nya 😉

See u next time guys!

Ikbal MahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang