Yu Ruquan kembali terbangun, namun kali ini beruntung ia tidak merasakan rasa sakit di kepalanya lagi, hanya tubuhnya terasa begitu kaku. Saat ia membuka mata, pemuda yang masih sekolah menengah atas itu kembali mendapati dirinya masih berada di kamar besar dengan dekorasi norak, dengan warna emas dan merah yang mendominasi.
Kamar ini benar-benar tidak sesuai dengan seleranya! Tangannya tidak sengaja menyentuh kasur yang begitu lembut ketika seseorang bersuara.
"Yang Mulia! Anda baik-baik saja?" Yu Ruquan mengintip pemuda yang membantunya untuk duduk, dan itu adalah pemuda yang sebelumnya terlihat begitu pucat karena dirinya.
"Tidak bisakah kau berhenti memanggilku 'Yang Mulia'? apa kalian masih belum selesai bermain-main?" jelas sekali wajah pemuda di depannya terlihat sangat bingung,
"Sepertinya aku harus memanggil tabib agung untuk anda, Yang Mulia."
"Kau!"
"Yang Mulia! Anda tidak boleh seperti ini! Aku tau anda sangat sedih dan tertekan, namun dengan bersikap seperti ini tidak akan meyelesaikan masalah! Apa anda benar-benar mengikuti ucapan Hu Xia? Walaupun anda berniat meluapkan semua yang anda rasakan, namun anda juga harus tetap menjaga wibawa anda sebagai Permaisuri Kerajaan ini." Pemuda di depannya terlihat mulai mengucapkan kata-kata yang tidak ia mengerti.
"Bisakah kau diam, bocah? Kau membuat kepalaku semakin sakit!" kasim muda itu terlihat semakin bersalah, ia lalu berniat untuk memanggil seseorang untuk memeriksa tuannya sebelum Yu Ruquan menghentikan.
"Berhenti panik! Kau membuatku tambah stress, dan berhenti berbicara! Kau membuat telingaku sakit." Yu Ruquan tidak tau apa yang sedang terjadi, bocah di depannya ini terlihat tidak bercanda, dia tidak terlihat seperti anak-anak yang mau ikut dalam rencana mengerjainya. Lagi pula, tempat ini terlihat sangat nyata, sangat tidak mungkin seseorang membuat tempat ini hanya untuk mengerjainya.
Yu Ruquan kembali melirik pemuda di sebelahnya, satu-satunya cara adalah menanyakan apa yang sedang terjadi saat itu.
"Kau... siapa namamu?" pemuda itu menyatukan alisnya.
"Aku sudah lama bersama anda, apa sekarang anda bahkan tidak ingat namaku, Yang Mulia?"
"Kau pikir aku peduli? Jangankan namumu, aku bahkan tidak tau dimana aku sekarnag! Sialan!" Yu Ruquan sangat mudah marah, dan bocah ini membuat kesabarannya hampir habis.
"Sepertinya memang ada yang salah dengan anda..." kasim muda itu memelankan suaranya ketika Yu Ruquan langsung menghadiahinya tatapan mematikan.
"A-Aku Hong Lan! Anda biasa memanggilku Xiao Lan,"
"Xiao Lan, dimana aku sekarang? Dan tahun berapa ini?" Xiao Lan ingin sekali meminta tabib memeriksa keadaan tuannya itu, tetapi sudah bisa dipastikan dia tidak akan hidup lama jika ia melakukan itu.
"Sekarang anda berada di Kerajaan Liang, tepatnya di Qianzhu Palace. Dan tentu saja sekarang anda berada di kamar anda, Yang Mulia—"
"Kalau begitu siapa aku?" Xiao Lan masih ingin mengatakan hal lainnya, namun Yu Ruquan sudah terlebih dahulu memotong, ia terlihat terpaksa menjawab—
"Anda adalah Permaisuri negeri ini. Yang Mulia Permaisuri Yu Quan,"
What the fuck.
"Sekarang pertengahan bulan di musim gugur tiga tahun pemerintahan Kaisar Zhu. Anda yakin baik-baik saja, Yang Mulia? Sudah tiga hari anda tidak sadarkan diri dan sekarang anda malah jadi aneh." Yu Ruquan mencoba untuk mencerna apa yang dikatakan oleh Xiao Lan, si pecundang permaisuri Yu? Pria bodoh yang mati tiga tahun setelah Zhu Liwang menjadi Kaisar? Tunggu dulu.
YOU ARE READING
[BL Novel] When Arrogant Bastard Transmigration Into A Male Empress
Teen FictionAuthor(s) :Re Status :Ongoin Genres :Drama, Historical, Novel, Romance, Transmigration Yu Ruquan adalah seorang berandalan brengsek di sekolahnya. Hingga suatu hari, ia tengah melakukan this and that<---(kalian tau kan arti ini) ketika ia tergeli...