satu

21 4 2
                                    

Hai (:

Para pecinta kehaluan.

selamat datang di cerita kedua aku,

Maaf yaa kalo emang ada typo atau bahasa yang kalian kurang suka. Ini cuma buat hiburan doang ko, selama kalian stay at home. Semoga ff aku ini menjadi pengibur kalian yang ga punya pilihan dan tetap dirumah aja.

Selamat membaca

Jangan lupa vote dan komen yaa agar aku semangat terus nulisnyaa seneng berteman sama kalian (:

^^^

Pagi yang cerah dengan langit berwarna putih dan biru menjadi satu membentuk awan yang abstrak. Angin yang bergiur cukup kencang menambah kesan nyaman pagi ini.

Hari pertama sekolah adalah salah satu yang sangat dinantikan bagi mereka yang mencintai cita-citanya, sedangkan mereka yang pergi ke sekolah hanya untuk bertemu teman-teman, mendapat uang jajan, dan dan bersenang-senang lalu berfikir optimis tentang masa depan. Sampah!

"Awas!" seruan itu mengegema keras diudara, semua mata mengarah kepada seorang wanita yang melaju sangat kencang dengan skateboard nya. "Minggir woi minggir" katanya mungkin sedikit teriak orang-orang yang berjalan didepannya pun mulai menepi dengan terkejut sampai kemudian

Bruk!

Satu tabrakan cukup keras membuat siapapun melihat hal demikian memikik terkejut. "Aduh!"

"BAHAHAHAHAA" tawaan kerasa itu berasal dari ke tiga cowo tampan dengan motor sportnya masing-masing. menatap wanita yang tersungkur jatuh menabrak gerbang sekolah.

"Kaparat! Bantuin gue bangun" geramnya sambil membersikan seragam sekolahnya yang sudah kotor karna gesekan cukup keras ditanah itu. Salah satu dari mereka menjulurkan tanganya kearah wanita itu dan membantunya bangun.

"Motor lu kemana, digadein sama skateboard " ucap laki-laki perawakan dingin namun memenangkan itu sambil menunjuk benda oval itu dengan jengah.

Dia Marvin Setia Mahadewa lelaki yang memiliki netra gelap dimanik hazelnya, dengan alis rendah yang mengesahkan.

Wanita dengan surai rambut sebahu itu berdecak sebal. "Enak aja, Ekonomi keluarga gue masih cukup, ga main gue ama gade-gadean" katanya sombong.

Wanita itu Kejora Dewi Amora wanita dengan perawakan ceria dan memiliki senyum yang manis dan mencandu bagi siapa yang melihatnya.

"Elah, terus kalo motor lu ga lu gadein, kenapa lu ke sekolah bawa-bawa skateboard?" Tanya laki-laki dengan bibir ranum yang lucu.

Dia Almer Raden Gebara dengan perawakan tegas dan tatapan tajam yang selalu mengintai, lalu jangan lupakan bahunya yang lebar dan tegap, dada bidangnya yang slalu memuja.

"Sebenernya gue pake skateboard ke sekolah, karna pengen pamer aja ke kalian" ketiga laki-laki itu menatap jijik Kejora sedangkan perempuan itu memasang wajah tengilnya sebagai balasan.

"Ga boleh sombong Key, selama disini masih ada Almer" kata laki-laki lemah lembut yang tadi menjulurkan tanganya untuk membantu Kejora bangun. "Lu ga tau dia sultan?" Lanjutnya yang membuat Marvin menganggu setuju sedangkan Almer hanya memasang wajah tidak perduli.

Lelaki barusan adalah Senja Hadi Pangestu. Perawakannya tidak setegas Almer dan tidak sedingin Marvin lelaki itu masih sedikit hangat, dan pembawannya sangat menenangkan bagi penikmatnya.

"Udah ah ayo masuk kelas, buang waktu banget disini"

"Eh tungguin!" Ujar Kejora mengampiri ketiga cowo itu dengan sibuk memegangi skateboard barunya. "Eh terus skateboard baru gue taro dimana?" Pertanyaan tersebut membuat ketiga cowo itu menatap Kejora jengah terlebih Almer dia menatap Kejora dingin.

4 Serangkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang