Dua

9 2 0
                                    

Pagi kembali menyapa dengan tarian gemulai yang di tampilkan dari pohon-pohon besar dikomplek Cempaka blok C

Almer, Marvin, Senja, dan Kejora mereka berbarengan mengeluarkan motor sport mereka masing-masing lalu membuat barisan horizontal. "Oi kaya biasa yah" seru Marvin yang mendapat anggukan antusias dari semuanya.

"Satu,," seisi komplek mungkin sudah terbiasa dengan suara bising itu. Mereka merasa tidak terganggu sama sekali dengan aksi konyol dari ke empatnya.

"Duaaa.."

"Lama lu ngitung doang" ujar Kejora emosi.

"Tiga!!" Semua menacap gasnya dengan kecepatan diatas 100km/jam. Kejora ketinggalan cukup jauh namun sekuat cekatan genggaman tangannya dia hampir membalap Almer.

"Hai" sapa Kejora sambil membuka kaca helmnya mencoba menyapa, Almer menoleh kearah samping dan dia menemukan Kejora yang sudah berada didepannya. Almer tidak mau kalah akhirnya dia mencoba membalap wanita itu.

"Yuhhhuu menang cuy"

Depan gerbang komplek adalah garis finish  mereka karna saat keluar dari gerbang itu mereka berjalan seperti biasa tidak ada kebut-kebutan, mereka mencoba menaati peraturan lalu lintas.

Marvin yang memenangkan balapan kali ini, Senja yang kedua sedangkan ketiganya adalah Almer betapa kesalnya Kejora ketika Melihat motor Almer melewatinya cukup kencang.

"Ayo ah cabut" hanya sebuah balapan biasa tidak bermakna, mereka berempat keluar dari komplek itu dan mengendarai motor seperti orang normal.

Tidak ada sambutan untuk mereka, tidak ada suara riuh saling puji memuji, tidak ada tatapan damba yang terlihat, di SMAN ini mereka si 4 Serangkai begitulah julukan dari guru-guru untuk ke empatnya. Mereka tidak mau dispesialkan karna menurut mereka kita semua adalah sama yang membedakan hanya kemampuan.

"Eh kenapa tuh rame-rame?" Tanya Kejora ketika melihat isi koridor yang dipenuhi oleh banyak siswa maupun siswi. Ketiga cowo itu hanya mengikuti arah pandangan Kejora tanpa ingin menjawab pertanyaan wanita itu. "Gue mau liat ah" lanjut Kejora lalu meninggalkan motor Sport biru dan ketiga temannya.

"Dia tetep cewe maklumin aja" ujar Senja yang melihat Kejora gabung desek-desekan untuk melihat berita yang berada di mading.

Marvin, Almer dan Senja tidak mau ambil pusing dia melewati lapangan untuk sampai ke kelas karna tidak mungkin mereka melewati segerombolan wanita yang sedang histeris itu, bisa pecah gendang telinga mereka.

Kan tidak lucu jika wajahnya mendukung tapi budek.

Kejora baru sampai beberapa menit ketika teman-temannya itu sudah berada di kelas sedari tadi. Wajah wanita itu berubah, berubah menjadi pucat yang membuat ketiga cowo itu menatapnya aneh.

"Kenapa lu Key?" Tanya Senja sambil menggeser tubuhnya agar Kejora bisa duduk.

"Lu semua kenal cewe yang namanya Chasandra ga si?" Mereka mengernyit bingung.

"Dulu dia anak Xi IPS 2"

"Jangan kan anak IPS Key, temen sekelas aja jarang gue kenal" ucap Almer tidak perduli.

"Emang ada apan si?" Raut wajah Marvin berubah penasaran.

"Dia ketauan berbuat asusila disekolah"

"Lah serius lu?" Tanya Senja, Kejora mengangguk yakin

"Orang foto sama Vidionya udah ke sebar"

"Dih, Pasti yang nyebarin ga beriman" ujar Senja sarkas

"Lu kalo dikasih link vidionya mau ga Ja?"

"Anak sholeh nontonnya ga begitu Marvin" kata Senja mentap Marvin jengah sedangkan Marvin malah tertawa melihat kekesalan di wajah Senja itu.

4 Serangkai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang